Reshuffle Kabinet
Johnny Plate Meradang Soal Reshuffle Kabinet: Sekarang Banyak Politisi Merasa Jadi Presiden
Johnny Plate, Sekjen Partai Nasdem seakan meradang dengan pernyataan politisi yang mendorong reshuffle kabinet dengan alasan tertentu.
Semua partai tanpa kecuali, lanjut dia, harus siap direshuffle, karena hal itu merupakan hak priogratif presiden yang dilindungi konstitusi.
Seorang menteri, kata Johnny, bertugas membantu presiden. Karena itu harus selalu siap jika presiden memutuskan untuk direshuffle.
"Secara pribadi apalagi, kita di sini sebagai pembantu presiden melaksanakan kebijakan dan arahan presiden, ya itu sepenuhnya ada pada presiden," jelasnya.
Baca juga: Politisi NasDem Pasang Badan Bela Menteri Pertanian: Yang Desak Impor Beras Itu Bulog, Bukan Mentan
Sampai saat ini, tandas Johnny, Nasdem terus berkomitmen terhadap pemerintahan Jokowi-Maruf.
"Sejak awal membangun koalisi memperjuangkan capres, memenangkan capres bersama-sama koalisi 2014 dan 2019 melaksanakan pembangunan negara bersama koalisi dengan baik," ungkapnya.
Johnny melanjutkan NasDem akan terus konsisten terhadap komitmen penentuan anggota kabinet, perubahan anggota kabinet merupakan kewenangan priogratif presiden.
PDI Perjuangan-NasDem Makin Meruncing
Saat ini, hubungan antara PDI Perjuangan dan NasDem semakin meruncing dari waktu ke waktu. Bahkan saat ini, kedua parpol ini saling sindir satu sama lain.
Di satu pihak, elite PDI Perjuangan meminta Presiden Jokowi mengganti dua menteri dari NasDem, dipihak lain muncul pula desakan agar kader NasDem di Kabinet Indonesia Maju agar mengundurkan diri.
Desakan ini mencuat sejak Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan jadi calon presiden. Kini terus mencuat wacana reshuffle kabinet dengan target kader Partai NasDem.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan, dua menteri dari Partai NasDem sebaiknya mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju.
Djarot Saiful Hidayat meminta agar kinerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), dievaluasi.
Ia juga mengkritisi langkah Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya lebih baik mengundurkan diri," kata Djarot di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 3 Januari 2023.
Djarot menilai dua menteri dari Partai NasDem tersebut rupanya tidak cocok dengan kebijakan Presiden Jokowi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.