Berita Lembata
Desa Lamatokan Lembata Terbanyak Penderita Penderita HIV/AIDS
Kita rencanakan perketat screening dan konseling serta kunjungan ke rumah ODHA sehingga mereka patuh pada pengobatan
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata menemukan jumlah kasus HIV dan Aids terbanyak ada di desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape Timur.
Tercatat ada 11 kasus HIV dan Aids di desa tersebut dari total 23 kasus di wilayah Kecamatan Ile Ape Timur hingga September 2022.
Hal ini disampaikan oleh Donatus Dudeng, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata dalam pertemuan bersama tim Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Provinsi NTT di ruang rapat kantor Bappelitbangda Kabupaten Lembata, Jumat, 18 November 2022.
Baca juga: Porprov NTT 2022, Tim Putra Sepak Takraw Lembata Cukur Kabupaten Kupang 2 Set
Donatus memaparkan jumlah kasus HIV dan Aids di Lembata sebanyak 270 penderita hingga September 2022. Pencerita HIV dan Aids terbanyak ada di Kecamatan Nubatukan dengan jumlah 144 penderita.
“Kita rencanakan perketat screening dan konseling serta kunjungan ke rumah ODHA sehingga mereka patuh pada pengobatan dan mengurangi risiko perilaku seksual sehingga risiko penularan bisa dicegah,” ujarnya.
Dia mengakui jumlah penderita HIV dan Aids di Lembata cukup tinggi. Donatus menyebutkan beberapa sebab tingginya kasus ini di Lembata.
Menurut dia, selain maraknya transaksi seksual di tempat hiburan malam yang menjamur di Kota Lewoleba, kehadiran pekerja seks jalanan juga tak terkontrol hingga timbulkan penularan penyakit tersebut lebih cepat.
Menurut dia upaya pencegahan meningkatnya kasus HIV dan Aids di Lembata harus melibatkan semua pihak, tak hanya dinas kesehatan saja. Jadi, dia harapkan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Lembata bisa menyusun program yang melibatkan banyak pihak guna mencegah peningkatan penularan penyakit ini.
Baca juga: Kawasan Simpang Lima Anton EngaTifaona di Wangatoa Lembata Mulai Dikerjakan
Tahun ini, kata dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata lebih rutin melakukan screening dengan mobile VCT HIV yang menyasar ke sasaran kelompok berisiko.
Dokter Hyronimus Agustinus Fernandez, Koordinator program RSSH Adinkes NTT mengakui perlu adanya kerja sama lintas sektor guna menuntaskan permasalahan penyakit HIV dan Aids, Tuberculosis dan Malaria.
Dia menyebut keterlibatan Hexahelix yang terdiri dari pemerintah, swasta, akademisi, media massa, masyarakat dan tokoh agama.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS