Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 13 November 2022, Bersaksi

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Bersaksi.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 13 November 2022 dengan judul Bersaksi. 

Lukas dalam perikop Injil hari ini berbicara tentang Hari Tuhan dan ramalan jatuhnya Yerusalem, pusat religiositas agama Yahudi.

Orang Yahudi mengenal 2 masa, yaitu "Masa Kini" dan "Masa Yang Akan Datang". Di antara ke dua masa itu adalah "Hari Tuhan", yang ditandai dengan peperangan, penyakit, gempa bumi dan tanda-tanda dahsyat di langit (Luk 21: 9; 11).

Sementara ramalan jatuhnya Yerusalem seakan menjadi puncak kehancuran hidup rohani Israel yang selama ini menjadi dasar bangunan bangsa (Luk 21: 5-6).

Roma menguasai Yerusalem tahun 70 Masehi, di mana hampir 1 juta orang meninggal, ratusan ribu ditawan dan Bait Allah dihancurkan.

Pasca keruntuhan Bait Allah itu mengantar orang Israel menantikan momen kedatangan Kristus yang kedua yang dilukiskan sebagai kondisi paling kritis yaitu pencatutan nama Tuhan. "Banyak orang akan datang dengan memakai NamaKu dan berkata: Akulah Dia" (Luk 21 7-8). 4) dan penganiayaan (Luk 21: 12-19). "Kamu akan ditangkap dan dianiaya" (Luk 21: 12).

Ketika menghadapi situasi itu, Yesus meminta murid-muridNya menjadi saksi. "Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi" (Luk 21: 13)) yang disertai janji Yesus yang akan menjamin untuk menyertai para murid, "Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat" (Luk 21: 15) serta memberikan rasa aman, "Tidak sehelai pun dari rambutmu akan hilang" (Luk 21:17).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 11 November 2022, Siap dan Berani Kehilangan

Yesus ajak kita menjadi saksi. Tugas saksi adalah memberi kesaksian tentang apa yang dia dengar, dia lihat dan dia alami.

Kita bersaksi tentang kebaikan dan kebesaran Allah yang tercermin dalam pribadi Kristus. "Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). 3).

Agar kesaksian itu dianggap valid atau sah, maka kita harus terlebih dahulu melihat, mendengar dan mengalami kebaikan dan kebesaran Allah.

Konsekuensinya, kita harus "dekat dengan Allah" melalui doa, membaca firman, menerima sakramen-sakramen dan berkumpul bersama saudari-saudari seiman.

Kekuatan kesaksian tampak dari sikap hidup dan perilaku setiap hari. "Supaya kamu tidak beraib dan tidak bernoda sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela" (Fil 2:15).

Kita tidak perlu takut memberi kesaksian, karena Roh Kristus selalu menyertai dan memberi kekuatan. Roh Tuhanlah yang memampukan kita meski memberi kesaksian bukan tanpa risiko, bahkan sampai risiko kematian seperti yang dialami para martir. Namun “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu " (Luk 21:19).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 12 November 2022, Berdoa Tanpa Henti

Kalimat penutup dalam perikop ini bisa menjadi kata kunci yang mesti kita ingat dan kita lakukan. “Bertahan” menjadi cara dan sikap yang bisa dilakukan siapa pun dan terhadap apa pun.

Dalam hal ini, “bertahan” menjadi sikap rohani sekaligus jasmani untuk memperoleh keselamatan. “Bertahan” bukan hanya sekadar strategi, tetapi merupakan sebuah doa atau keutamaan.

Dalam pertandingan sepak bola, menyerang adalah strategi andalan. Serangan yang bagus akan mematikan lawan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved