Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 13 November 2022, Bersaksi

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Bersaksi.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 13 November 2022 dengan judul Bersaksi. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul bersaksi.

RP. Steph Tupeng Witin SVD menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama Maleakhi 4:1-2; 2Tesalonika 3: 7-12; dan bacaan Injil Lukas 21:5-19, Minggu Biasa XXXIII.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 13 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Santo Tertulianus berkata, “Sanguis Martyrum Semen Christianorum.” Artinya, darah para martir adalah benih bagi Gereja.

Ungkapan teolog, filsuf dan Bapa Gereja ini bersumber dari 3 tugas panggilan Gereja: Koinonia (persekutuan), Diakonia (pelayanan) dan Marturia (kesaksian).

Marturia artinya memberi kesaksian iman melalui pemberitaan Injil. Marturia sangat dekat artinya dengan "martir" yaitu orang yang berani memberi kesaksian tentang imannya sampai rela mati.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Hari Ini, Jumat 11 November 2022: Menanti Dalam Tenang dan Pasrah

Injil Hari Minggu Biasa XXXIII ini memberi gambaran betapa beratnya menjadi orang beriman di tengah berbagai macam tekanan dari luar.

Lukas sendiri menulis Injilnya untuk umat Kristen perdana, khususnya mereka yang bukan dari kalangan bangsa Yahudi.

Karena iman, mereka mendapatkan banyak tekanan dari orang-orang Yahudi dan dari kekuasaan Romawi.

Mereka dipaksa untuk mengingkari imannya. Paksaan dan tekanan itu selalu disertai dengan kekerasan, tuduhan palsu, penyitaan harta, pelanggaran hak-hak sebagai warga negara yang sah, bahkan pembunuhan keji.

Dalam situasi itu, Injil yang ditulis oleh Lukas ini ingin benar-benar menjadi kabar sukacita bagi mereka yang berada dalam tekanan dan ancaman.

Injil menjadi kabar sukacita yang meneguhkan, memberi pengharapan, dan tetap terus berani memberi kesaksian.

Tentu saja, dasarnya adalah Yesus Kristus, yang digambarkan Lukas sebagai Sang Penyembuh, Penyelamat, Penghibur, dan Pemberi Harapan.

Di tengah penderitaan dan penganiayaan, Yesus berkata,“...kamu akan ditangkap dan dianiaya... oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu" (Luk 21:12-15).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 6 November 2022, Saduki dan Kebangkitan

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved