Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 11 November 2022, Siap dan Berani Kehilangan

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Siap dan Berani Kehilangan.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 11 November 2022 dengan judul Siap dan Berani Kehilangan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Siap dan Berani Kehilangan.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama: 2Yohanes 1:4-9; mazmur tanggapan 119: 1.2.10.11.17.18, dan bacaan Injil Lukas 17:26-37, Peringatan Santo Martinus dari Tours, Uskup.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 11 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Sebuah pembatas buku yang bertuliskan Let go and let God mengusik saya untuk merefleksikannya lebih lanjut.

Let go mau mengajak kita untuk berani melepaskan atau membiarkan pergi hal-hal yang sering kali menutupi dan membelenggu kita, misalnya saja keinginan-keinginan, kecemasan-kecemasan, juga ketakutan-ketakutan kita akan kehilangan sesuatu hal yang dirasa sangat berharga.

Ketika ikhlas melepaskan semuanya itu, kita akan memperoleh ruang dan kesempatan untuk membiarkan Tuhan masuk dan hadir dalam kehidupan kita.

Itulah maknanya let God. Berpikir untuk menyelamatkan hidup dengan bantuan materi seringkali justru menutup ruang kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

Karena itu, yang harus kita lakukan adalah sebaliknya: kita harus berani bersikap lepas bebas!

Orang yang berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; orang yang kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 11 November 2022, Diselamatkan Karena Setia kepada Allah

Saudara-saudari yang terkasih, kalimat paradoks tersebut menarik sekali untuk direnungkan, apalagi karena kalimat itu dilanjutkan dengan peristiwa ditinggalkan, perpisahan, dan kehilangan.

“Kalau ada dua orang sedang tidur seranjang, seorang akan dibawa dan seorang akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang sedang bekerja di ladang, seorang akan dibawa, dan seorang lagi akan ditinggalkan.”

Pengalaman ditinggalkan dan kehilangan seseorang atau sesuatu yang berharga dalam hidup ini adalah pengalaman yang pahit dan menyedihkan. Kehidupan terasa gelap dan kosong karenanya.

Namun, bukankah dalam kekosongan seperti itu, ruang untuk kehadiran Tuhan dan kesempatan untuk menjadikan Tuhan sebagai yang utama dalam kehidupan kita justru terbuka?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved