Berita Timor Tengah Selatan

Kantor Bahasa NTT Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu di SMPN 3 Soe TTS

Festival ini lanjut Ardi, dimeriahkan dengan berbagai macam perlombaan dengan menggunakan bahasa daerah seperti membaca puisi, mendongeng, pantun

Editor: Eflin Rote
POS KUPANG.COM/ADRIANUS DINI
Tampak peserta yang berpartisipasi dalam perlombaan FTBI tampil di atas panggung di Aula SMAN 3 Soe, Rabu, 9 November 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE - Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengadakan kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu ( FTBI ) Bahasa Dawan di Aula SMPN 3 Soe, Kabupaten TTS, Rabu, 9 November 2022.

Ardi Pangkul, Koordinator kegiatan FTBI menjelaskan, FTBI merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Pelatihan Guru Utama, impelementasi pembelajaran bahasa daerah, pemantauan, dan diakhiri dengan Festival Tunas Bahasa Ibu ( Bahasa Dawan ).

Festival ini lanjut Ardi, dimeriahkan dengan berbagai macam perlombaan dengan menggunakan bahasa daerah seperti membaca puisi, mendongeng, pantun, natoni adat dan bonet.

Baca juga: Proyek Jalan Fatumnutu-Bonleu, Komisi III DPRD TTS Pesimis Pengerjaan Selesai Sesuai Target

"Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi (SD & SMP) dari 80 sekolah di Kabupaten Kupang, TTS, dan TTU. Namun yang sudah dipastikan hadir ada 38 sekolah dengan total peserta sekitar 485 orang," katanya.

Dia menjelaskan terlaksananya kegiatan tersebut bertujuan untuk pelestarian bahasa daerah bagi generasi muda.

Sementara itu, Elis Setiati, M.Hum., Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur mengatakan FTBI ini merupakan ruang yang disiapkan bagi peserta didik untuk menunjukan bakat yang ada dalam diri dengan mendongeng atau berpuisi dalam bahasa daerah.

Seluruh generasi muda lanjut Elis diharapkan dapat berbahasa daerah secara terampil.

"Keterampilan berbahasa daerah itu pertama-tama dapat diunjuk melalui cara membaca puisi, menulis puisi, mendongeng, menulis dongeng, dan juga menulis cerpen," katanya.

"Kita berharap agar bahasa daerah terus bertumbuh dan berkembang serta tidak mengalami kepunahan. Hal tersebutlah yang sekarang sedang kita upayakan dengan memfasilitasi kegiatan ini," ucapnya.

Di tahun depan kata Elis, kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara mandiri oleh masing-masing kabupaten.

"Kegiatan kali ini sebagai bentuk sharing pengalaman. Hasil kegiatan ini akan disampaikan kepada menteri dan kemudian diteruskan kepada presiden," ungkapnya.

Baca juga: Implementasi Instruksi Bupati, Masyarakat Desa Noinbila TTS Tanam Jagung di Lahan Seluas 5 Hektar

"Ada 72 bahasa daerah di NTT ini dan kita lakukan revitalisasi. Bahasa daerah yang tidak kuat bertahan, itulah yang nantinya kita sasar," jelasnya.

Generasi muda sekarang kata Elis, kebanyakan tidak mampu berbahasa daerah sehingga pihaknya memacu lagi agar bahasa setempat tidak mengalami kepunahan. 
"Bahasa daerah adalah identitas kita," serunya.

"Diharapkan agar generasi muda terus menghidupi kekayaan bahasa daerah yang ada sehingga tidak punah, melainkan tetap lestari," imbuhnya.

"Arah dari kegiatan ini adalah bahwa ke depan kita akan upayakan undang-undang kebahasaan agar bahasa setempat memiliki regulasi yang jelas dalam kaitan dengan perlindungan dan pelestarian bahasa daerah," tandasnya.

Elis menjelaskan, FTBI juga dilaksanakan untuk mendukung hari bahasa ibu internasional pada 22 Februari 2023 mendatang. 

"Semua bahasa daerah di NTT belum ada regulasinya. Hal ini dikarenakan belum ada perda yang mengatur. Kita upayakan agar ada perda yang mengatur perlindungan dan pelestarian bahasa daerah. Jika bahasa daerah kuat, maka bahasa Indonesia semakin bermartabat. Bahasa daerah sebagai identitas jati diri dan suku kita. Bahasa daerah adalah rumah untuk kita kembali," terangnya. 

Sementara itu, Sekda kabupaten TTS, Drs. Seperius Edison Sipa, M.Si., yang hadir membuka kegiatan ini, mewakili pemerintah daerah menyampaikan terima kasih kepada pihak Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atas terselenggaranya kegiatan FTBI di SMAN 3 Soe.

Dirinya menyebut pihak pemda mendukung penuh terselenggaranya kegiatan ini untuk melestarikan bahasa daerah sebagai identitas suku dengan menyasar generasi muda.

Pantauan Pos Kupang, ratusan peserta yang berpartisipasi dalam perlombaan ini mengenakan pakaian adat lengkap. Mereka tampak antusias mengikuti perlombaan yang ada. (Din)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved