Berita NTT

Kepala OJK Apresiasi Manajemen Bank NTT

program kerja di bulan Oktober yang merupakan momentum seluruh lembaga jasa keuangan untuk  melaksanakan giat literasi dan inklusi

Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/AGUS TANGGUR
KEPALA OJK - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Japarmen Manalu, Jumat, 4 November 2022.   

Dengan kondisi seperti itu, katanya, kenaikan suku bunga di perbankan dalam  beberapa bulan ke depan adalah sebuah keniscayaan. Bank akan  menghadapi kenaikan biaya bunga dana pihak ketiga dan sebaliknya bagi  masyarakat akan terkena imbasnya berupa kenaikan suku bunga kredit.

Baca juga: Kuliner Khas NTT, Semur Sayur Terung Ungu Kuliner Khas NTT Mengandung Zat Antioksidan Lawan Kanker

"Sebagai bank daerah yang memiliki segmentasi kredit 70 % di kredit pegawai dan aktivitas bisnis yang belum terekspos risiko nilai tukar, tentu krisis ekonomi global tersebut tidak secara langsung berdampak terhadap bisnis bank,"tuturnya

Namun demikian, jajaran Bank NTT tetap harus waspada dengan  potensi kelesuan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat.

"Untuk itu, saya mengajak kita semua untuk mengencangkan ikat pinggang karena tantangan yang sudah ada di depan mata cukup berat. Pertama, pemenuhan Modal Inti Minimum 3 Triliun. Saat ini modal inti Bank NTT masih di angka Rp2,23 Triliun dan masuk ke dalam daftar 18 bank yang belum memenuhi modal inti 3 Triliun.

Ada kebutuhan tambahan modal sekitar 767 miliar hingga akhir tahun 2024 yang tentunya selain dari setoran modal pemegang saham juga dipenuhi dari laba bank. Salah satu jalan agar Bank NTT berhasil melewati tahun 2024 sebagai bank dengan modal inti 3 Triliun adalah melakukan efisiensi sejak sekarang. 

Ia mengajak seluruh karyawan untuk mendukung seluruh kebijakan manajemen dalam rangka melakukan efisiensi biaya.

Kedua, potensi terjadinya Cliff Effect yaitu kondisi dimana kredit-kredit  yang diberikan restrukturisasi COVID-19 akan mulai satu per satu mengalami pemburukan kualitas kredit ketika kebijakan relaksasi COVID-19 tidak lagi diberlakukan secara luas seperti saat ini. 

Kebijakan relaksasi yang saat ini berlaku akan habis di bulan Maret 2023, sehingga perlu  adanya langkah antisipatif untuk memitigasi dampak penurunan kualitas kredit tersebut terhadap laba maupun modal bank.

Dari kondisi-kondisi di atas, di simpulkan bahwa Bank NTT masih memiliki  ketahanan permodalan yang baik untuk mengarungi tahun 2023 dengan optimisme yang tinggi. Namun, dengan tantangan yang sangat berat perlu  adanya tanggung jawab dan peran aktif dari seluruh elemen yang ada di Bank NTT

Efisiensi adalah salah satu strategi yang tepat saat ini untuk menjaga stabilitas permodalan dan rentabilitas bank serta mendorong agar bisnis Bank  NTT tumbuh stabil dan berkelanjutan. (cr23)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved