Berita Lembata
Kecamatan Nubatukan Tertinggi Jumlah Balita Stunting di Lembata
anak balita stunting di Kabupaten Lembata sebanyak 1804 (prevelensi stunting 22,2 persen) dari total 8130 balita yang ditimbang.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Kecamatan Nubatukan tercatat memiliki jumlah anak balita stunting terbanyak di Kabupaten Lembata.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata pada Februari 2022, anak balita stunting di Kecamatan Nubatukan sebanyak 444 (prevelensi stunting 22,8 persen) dari total 1946 balita yang ditimbang.
Sedangkan di kecamatan lainnya, Nagawutung sebanyak 222, Omesuri sebanyak 395, Wulandoni sebanyak 130, Atadei sebanyak 123, Hadakewa sebanyak 191, Ile Ape sebanyak 138, Ile Ape Timur sebanyak 25 dan Buyasuri sebanyak 136.
Baca juga: Masyarakat Adat di Lembata Sulit Awasi Wilayah Laut di Luar Wilayah Muro
Sehingga, total jumlah anak balita stunting di Kabupaten Lembata sebanyak 1804 (prevelensi stunting 22,2 persen) dari total 8130 balita yang ditimbang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata Gabriel Bala Warat, melihat ada tren penurunan kasus stunting di Kabupaten Lembata satu persen setiap bulan.
Menurut dia, berdasarkan pengukuran manual, angka prevelensi stunting cenderung turun hingga menyentuh angka 15,9 persen. Jadi, dia harap, pada pengukuran di bulan Februari 2023, angka stunting di Lembata bisa menurun hingga 10 persen.
Bahkan, enam desa di empat kecamatan yang masuk kategori zero stunting setelah dilakukan intervensi terintegrasi.
Keenam desa itu yakni Desa Waimatan, Baolwliduli, dan Lamagute di Kecamatan Ile Ape Timur, Desa Palilolong di Kecamatan Ile Ape, Desa Lolong, Kecamatan Nagawutun, dan Desa Doripewut, Kecamatan Atadei.
Baca juga: Festival Mini Mura Rame: Orang Muda Lembata Bersuara Tentang Perubahan Iklim
Gabriel mengharapkan kepada desa-desa yang sudah zero stunting supaya tetap dipertahankan agar tak ada lagi penambahan kasus dan ke depan bisa menjadi desa model pembelajaran menurunkan stunting.
Dalam penanganan stunting, terangnya, para kepala desa telah mengalokasikan anggaran di setiap desa.
"Intervensi penanganan selama ini, semua kepala desa siapkan dana untuk penanganan, dengan jumlah variatif," katanya, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Selain itu, setiap dinas di Lembata juga dibagi untuk mendampingi desa-desa yang ada. Setiap dinas kebagian mendampingi satu desa, kecuali Dinas Kesehatan dan RSUD yang mendapatkan dua desa dampingan.
Berkat pendampingan yang dilakukan bersama secara terintegrasi, maka pada Agustus ketika dilakukan penimbangan, angka stunting turun drastis.
Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Kapal Pinisi, Kejari Lembata Segera Tentukan Sikap
Lebih lanjut, tandas Gabriel, pada Tahun Anggaran 2022 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata mendapatkan alokasi anggaran dari APBD yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 1 miliar.