Opini

Opini : Mengenal Remunerasi dan Perannya untuk Peningkatan Profesionalisme Birokrasi

Salah satu langkah untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi tersebut adalah perbaikan sistem remunerasi bagi ASN.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
ILUSTRASI - Bupati Belu, dr Agustinus Taolin mengecek ASN saat apel awal pekan, Senin 12 September 2022. Opini : Mengenal Remunerasi dan Perannya untuk Peningkatan Profesionalisme Birokrasi. 

Paket remunerasi, atau sering disebut kompensasi, memiliki peran sebagai salah satu bentuk corporate governance untuk menyelaraskan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan para pegawai. Perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dan pegawai ini mengikuti asumsi pada agency theory yang dipelopori Jensen dan Meckling (1976) serta Fama (1980).

Mereka menjelaskan hubungan agensi timbul ketika pihak pemilik mempekerjakan orang lain (agen) yang memiliki ketrampilan dan keahlian khusus di bidangnya untuk menjalankan perusahaan.

Pemisahan antara kepemilikan dan kontrol tersebut dapat menimbulkan konflik karena perbedaan kemampuan terhadap akses informasi tertentu, perbedaan kepentingan, serta perbedaan selera risiko antara pemilik dan agen. Karena agen (manajemen) mengendalikan operasional harian serta mengeksekusi kebijakan perusahaan, manajemen mempunyai akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi dalam perusahaan dibandingkan pemilik.

Baca juga: Opini : Balita NTT Masa Depan Indonesia

Akses terhadap informasi tertentu menjadi terbatas bagi pemilik yang mengandalkan laporan manajemen serta mengembangkan sistem tata kelola perusahan. Oleh karena itu, dimungkinkan adanya informasi asimetris antara pemilik dan manajemen selaku agen.

Perbedaan lain antara pemilik dan agen adalah perbendaan kepentingan antara keduanya. Kepentingan pemilik perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan perusahaan, sedangkan agen dapat saja menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadinya atau bahkan mengambil aset perusahaan. Selera risiko antara pemilik dan agen pun seringkali berbeda.

Manajemen yang mendapatkan paket remunerasi jangka panjang, seperti saham, cenderung mengambil risiko dengan melakukan investasi pada proyek jangka panjang secara berlebihan. Sedangkan, manajemen yang mendapatkan paket remunerasi berbasis jangka pendek, seperti bonus, cenderung menghindari risiko dengan mengurangi investasi pada proyek jangka panjang.

Premis dasar yang dibangun dalam agency theory adalah untuk memitigasi perilaku manajemen yang cenderung oportunis, pemilik perlu membangun berbagai mekanisme dalam sistem tata kelola organisasi, termasuk pemberian paket remunerasi. Paket remunerasi yang layak diharapkan dapat menyelaraskan antara kepentingan pemilik dan agen. Biaya yang timbul dalam rangka menyesuaikan kepentingan antara pemilik dan agen tersebut sering di sebut agency costs.

Normalnya, pemilik menginginkan agency cost yang rendah, sedangkan agen menginginkan agency cost yang tinggi. Oleh karena itu, menurut teori ini, remunerasi dalam segala bentuknya merupakan persetujuan antara pemilik dan agen dalam rangka menjadikan perilaku agen selaras dengan kepentingan pemilik.

Baca juga: Opini : Kekuatan Kata-Kata, Berkat atau Kutuk

Meningkatkan Produktivitas pegawai

Pemberian remunerasi dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai dengan pertimbangan bahwa remunerasi dapat meningkatkan tingkat kepuasan pegawai serta semangat yang lebih untuk berbuat bagi organisasi. Menurut reinforcement and expectancy theory, tindakan yang diikuti penghargaan akan berulang di masa mendatang.

Perilaku yang mendapat pengalaman penghargaan kemungkinan besar akan kembali terjadi di masa mendatang. Dampak yang diharapkan dari pemberian remunerasi adalah para pegawai yang mempunyai kinerja tinggi dan diberi penghargaan atas kinerja tersebut akan kembali mempunyai kinerja yang baik di masa mendatang.

Perilaku pegawai dapat dimodifikasi apabila pegawai tersebut mendapatkan penghargaan atas kinerjanya dengan kadar dan saat yang tepat. Asumsi penting dalam teori ini adalah penghargaan dapat seolah menjadi hak pegawai apabila diberikan secara periodik.

Sedangkan menurut equity theory, distribusi penghargaan sangatlah penting mengingat pegawai ingin mendapatkan penghargaan yang seimbang dengan pegawai lainnya dengan level yang setara.

Perasaan bahwa diperlakukan secara seimbang dalam pemberian penghargaan sangat menentukan tingkat motivasi seorang pegawai. Konsep dasar teori ini sangat menekankan keseimbangan dalam struktur sistem remunerasi.

Persepsi pegawai tentang bagaimana mereka diperlakukan terkait remunerasi oleh perusahaan sangatlah esensial bagi pegawai tersebut. Ketika pegawai berpersepsi bahwa mereka diperlakukan tidak adil, hal tersebut dapat menyebabkan kinerja menjadi lebih rendah, dan meningkatkan pergantian pegawai. Peran remunerasi dalam menarik dan mempertahankan best talents.

Baca juga: Opini : Apa Kabar Stunting di NTT?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved