Berita Sumba Timur Hari Ini

Pemprov Gelar Raker Percepatan Penurunan Stunting NTT di Sumba Timur

kegiatan Raker hari kedua akan diikuti SKPD teknis terdiri dari Bappeda, Dinas Kesehatan serta PKK bersama staf. 

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
RAKER - Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberi arahan pada Rapat Kerja Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rapat kerja berlangsung di Hotel Kambaniru Waingapu Sumba Timur, Senin 4 Juli 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pemprov NTT, menggelar Rapat Kerja atau Raker, Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rapat kerja dilaksanakan di Aula Puru Kambera, Hotel Kambaniru Waingapu Sumba Timur, Senin hingga Selasa, 4-5 Juli 2022.

Sementara, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat membuka secara resmi rapat kerja tersebut pada Senin pagi. 

Pembukaan dan Raker sesi pertama diikuti para Bupati, para kepala Bappeda, para Kepala Dinas Kesehatan serta para Kepala BKKBN se Nusa Tenggara Timur secara hybrid.

Baca juga: Kunjungan Kerja di Sumba Timur, Ini Agenda Gubernur NTT

Sementara Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Plt Sekda NTT, Yohana Lisapaly dan Kepala Dinas Kesehatan NTT Ruth Laiskodat. 

Hadir di lokasi kegiatan tampak Bupati Sumba Timur, Drs. Khristofel Praing, Bupati Sumba Barat Daya dr. Kornelis Kodi Mete, Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke, Walikota Kupang Jefri Riwu Kore, Bupati TTU Juandi David serta Bupati Belu Agustinus Taolin. 

Hadir pula Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, serta Wakil Bupati Sumba Barat Marthen Christian Taka.  

Sementara, kegiatan Raker hari kedua akan diikuti SKPD teknis terdiri dari Bappeda, Dinas Kesehatan serta PKK bersama staf. 

Pemprov NTT sendiri telah menetapkan prevalensi stunting sebagai bagian indeks pembangunan manusia sebesar 12-10 persen pada akhir periode RPJMD 2018-2023.

Baca juga: Dalam Rapat Paripurna III, Gubernur NTT Sebut Catatan DPRD Sebagai Koreksi Dalam Pembangunan

Untuk mendukung pencapaian tersebut maka pemerintah provinsi juga telah menetapkan kebijakan angka prevalensi stunting menjadi bagian dari indeks kinerja utama para bupati se-NTT. 

Meski masih termasuk provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia, NTT mencatatkan hasil positif penurunan persentase stunting dalam tiga tahun awal kepemimpinan Gubernur Viktor Laiskodat dan Wakil gubernur Josef Nae Soi. 

Pada 2019, prosentase angka stunting NTT sebesar 30 persen, tahun 2020 turun menjadi 24,2 persen dan tahun 2021 menjadi 20,9 persen. Namun demikian pada periode penimbangan Februari 2022, angka stunting NTT mengalami kenaikan menjadi 22 persen. 

Sementara itu, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) lima kabupaten di NTT menjadi lima kabupaten dengan angka stunting tertinggi secara nasional. Kelima daerah itu terdiri dari Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Sumba Barat Daya, dan Manggarai Timur.

Secara khusus, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara menempati urutan pertama dan kedua yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di Indonesia karena berada di atas 46 persen.

Baca juga: Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Banuspa Minta Gubernur NTT Dorong Bupati Lindungi Pekerja

Secara keseluruhan ada 15 Kabupaten dari 22 Kabupaten/Kota di NTT yang berstatus merah stunting karena masih berada di atas 30 persen.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved