Berita Sumba Tengah Hari Ini

Cerita Kampung Golutosi Sumba Tengah, Terisolir dan Hidup Dalam Kegelapan

harus  waspada karena ancaman longsor dari tebing atas jalan maupun bawa jalan yang dapat membahayakan keselamatan.

Penulis: Petrus Piter | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PETRUS PITER 
KELUARGA - Bapa Yustinus Kapu Jawa bersama keluarga di kediamannya di Kampung Golutosi di Desa Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratunggay, Sumba Tengah, Selasa 28 Juni 2022 sore.  

POS-KUPANG.COM, WAIBAKUL - Kampung Golutosi merupakan sebuah kampung kecil yang terletak dipinggir kali Lenang di Desa Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratunggay, Kabupaten Sumba Tengah

Letaknya sangat terisolir. Satu-satunya akses menuju kampung Golutosi harus menyeberang kali Lenang.  Tak ada jembatan darurat maupun jembatan permanen seperti daerah lainnya di Indonesia.

Tidak hanya terisolir tentang akses jalan raya tetapi semenjak dahulu kalah sampai zaman modern ini, masyarakat Golutosi hidup dalam kegelapan. Tidak ada penerangan listrik PT PLN apalagi akses  telekomunikasi.

Akses jalan menuju  kampung Golutosi memprihatinkan dan terhalang kali Lenang yang lebar dan luas. Untuk menuju kampung Golutosi maka terdahulu melintasi jalan tanah dan berbatu  dengan jarak cukup jauh hingga pinggir kali Lenang.

Baca juga: Puluhan Warga Saksikan Olah TKP Lakalantas Di Waiurang, Sumba Tengah

Siapapun dapat menggunakan kendaraan sepeda motor  melintasi jalan tanah berbatu mulai pertigaan jalan pantura hingga pinggir kali Lenang. Sepanjang perjalanan, harus  waspada karena ancaman longsor dari tebing atas jalan maupun bawa jalan yang dapat membahayakan keselamatan.

Tantangan lain yakni harus berjuang melewati jalan lumpur, berbatu  dari bukti hingga ke pinggir kali Lenang. Dipinggir kali itu, terdapat dua rumah warga. Halaman rumah warga menjadi terminal kecil bagi warga menyimpan kendaraan, helm dan lainya.

Tak perlu kuatir dengan keselamatan kendaraan berikut barang lainnya tersimpan di halaman rumah warga dipinggir kali Lenang. Semua pasti aman dan nyaman. Tak sedikitpun pindah dari titik  awal pernyimpanannya.

Konon, bila berani melakukan pencurian di wilayah Lenang maka pasti meninggal. Mungkin saja, cerita sakti warisan leluhur itu, meredam niat orang melakukan aksi pencurian di wilayah Lenang.

Baca juga: Cerita Kades Tanambanas Barat Tentang Lakalantas di Waiurang Sumba Tengah,

Setelah menyimpan kendaraan di halaman rumah warga itu, kita melanjutkan perjalanan menuju Kampung Golutosi dengan melintasi bantaran kali lenang yang penuh tumpukan batu dan pasir yang sangat luas.

Seterusnya menyeberang kali Lenang dengan aliran air yang jernih dan tenang. Untuk mencapai daratan menuju kampung Lenang, terpaksa dua kali menyeberang kali Lenang.

Sepanjang perjalanan melintasi kali Lenang, terlihat anak-anak sedang berenang dan sebagian anak lainnya memotong rumput untuk ternak serta mengumpulkan kayu api.

Anak-anak dengan polos menunjukan rumah bapa Yustinus Kapu Jawa dari suku umabara, yang hendak kami  tuju, ketika kami menanyakannya.

Kedatangan kami untuk bertemu dengan bapa Yustinus Kapu Jawa setelah sebelumnya berkomunikasi dengan Bapa Kepala Desa Lenang Selatan  mengingat di rumah itu terdapat 6 orang meninggal dunia akibat kecelakaan kendaraan dump truck.

Kendaran roda empat itu, terjun ke Jurang Waiurang di Desa Tanambanas Barat, sekitar 30-an km ke arah utara Lenang yang menyebabkan 10 Meninggal Dunia, enam orang adalah anak dan keluarga dalam rumah bapa Yustinus Kapu Jawa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved