Berita Rote Ndao Hari Ini

Wakapolres Rote Ndao Datangi Gereja GMIT Imanuel Olalain

Dirinya juga mengingatkan para remaja apabila terjerumus ke dalam masalah asusila tersebut, maka masa depan akan hancur. 

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MARIO GIOVANI TETI
Wakapolres Rote Ndao, Kompol I Nyoman Surya Wiryawan, S.H saat menyerukan pesan kamtibmas di Gereja GMIT Jemaat Olalain, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, Minggu 12 Juni 2022 

"Jadi anak-anak itu diberikan kebebasan yang betul-betul bebas. Apalagi sekarang ini media sosial sudah memegang peranan penting. Coba bapak ibu perhatikan hidup anak kita, satu hari di jam 6 pagi sampai jam 7 malam, tangannya melulu di handphone, tidak akan pernah berhenti," jelasnya.

Anak akan berhenti memegang Hp, dikatakannya, pada saat dia makan dan tidur. Apabila diperhatikan, menurut Wakapolres Surya, media sosial dan teknologi sekarang ini, memang membantu di beberapa hal atau di banyak hal, tetapi akan ada hal yang dirugikan.

"Satu contoh, sekarang di rumah pada saat bapak dan ibu makan, anak akan jarang berkomunikasi dengan kita. Anak lebih banyak berkomunikasi kepada hp-nya. Seharusnya kita sebagai orang tua mulai curiga apa yang  terjadi pada anak kita," pesan Wakapolres Surya.

Timbulnya kasus ini, dijelaskannya,  karena pengawasan dari orang tua sudah tidak ada lagi. 

"Bagaimana mau mengawasi, bapak dan Ibu saja sudah mengalami KDRT. Suami-istri sudah bertengkar, terus bagaimana anak-anak kita, tidak bisakah kita memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kita," tanya Wakapolres Surya seraya memberi pesan.

Dirinya juga mengingatkan para remaja apabila terjerumus ke dalam masalah asusila tersebut, maka masa depan akan hancur. 

"Kamu mau lamar pekerjaan apa saja akan susah, karena apa, dicatatan kasus itu tetap ada, walaupun ade-ade remaja yang perempuan sebagai korban. Pada saat ade-ade nanti membuat surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) akan masuk di situ," ungkapnya.

"Untuk itu, saya mengajak kita semua, terutama untuk ade-ade remaja, bentengi diri kita dengan berbagi atau banyak informasi yang baik. Konsultasilah dengan bapak ibu kita di rumah. Berbanyaklah komunikasi, kurangi bermedia sosial yang tidak perlu, kalau untuk hal-hal positif untuk belajar silahkan, tetapi untuk hal-hal yanh negatif kurangi," pesan Wakapolres Surya.

Pesan keempat, disebutkannya, mengenai pernah adanya kasus pembunuhan yang terjadi dan dilakukan pada saat hari suci yakni saat hari Raya Natal yang lalu.

"Karena dendam, setelah kita periksa, ternyata si tersangka menyimpan dendam. Anak saya dulu sakit, karna anak ibu ini yang bisa suanggi, sehingga anak saya sakit," kata Wakapolres Surya memberi contoh dari keterangan pelaku.

Diceriterakan Wakapolres seturut kasus yang pernah terjadi, si tersangka itu menyimpan dendam selama kurun waktu 1 tahun. Jadi pelampiasannya, pada saat pelaku bersilaturahmi dan mengucapkan selamat Natal di rumah korban, tetapi pelaku itu membawa parang.

"Coba kita berpikir secara logika, anak kita sakit tidak dibawa ke medis dulu, obat kampung boleh kita gunakan tetapi jangan terlalu banyak percaya sama hal-hal yang memang di luar kemampuan kita. Di zaman sekarang ini, dokter sudah banyak, adanya tenaga medis, jadi tidak perlu ada dendam-dendam pribadi yang tidak penting apalagi sampai main hakim sendiri dan merenggut nyawa orang," pesan Wakapolres Surya.

"Kalau pembunuhan itu direncanakan, hukumannya seumur hidup, sedangkan pembunuhan itu spontan, maka ancamannya 15 tahun penjara. Jadi berbuatlah hal yang baik, positif dan saling mengasihi," tutupnya. (*)

Berita Rote Ndao Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved