Perang Rusia Ukraina
Rusia Miliki Rudal Berkemampuan Nuklir, Putin Tebar Ancaman Terbaru Bagi Ukraina dan Sekutunya
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, uji coba rudal Sarmat akan membuat musuh-musuh Moskwa untuk berhenti dan berpikir.
Rusia meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) berkemampuan nuklir terbarunya, Sarmat, pada Rabu 20 April 2022.
Menurut militer Rusia, peluncuran ICBM berkemampuan nuklir tersebut dilakukan pada pukul 15:12 waktu Moskwa dari kosmodrom Plesetsk.
“Peluncuran ini adalah yang pertama dalam program uji coba pemerintah. Setelah program uji coba selesai, sistem rudal Sarmat yang diuji akan menjadi bagian dari pasukan rudal strategis,” kata militer Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ICBM Sarmat tidak akan ada bandingannya di dunia untuk waktu yang lama.
Dia menambahkan, kehadiran Sarmat akan membuat mereka yang berusaha mengancam Rusia berpikir dua kali. Di sisi lain, Kementerian Pertahanan AS yang berkantor di Pentagon merespons dengan santai peluncuran rudal terbaru rusia tersebut.
Baca juga: Perang Rusia dan Ukraina Fase Kedua Dimulai , Pertempuran Hebat Pecah di Donbas
Dilansir DW, Pentagon mengatakan bahwa mereka tidak menganggap uji coba rusal Sarmat merupakan ancaman bagi AS dan sekutunya.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, Washington telah diberitahu tentang uji coba tersebut, sesuai kewajiban perjanjian nuklir dengan Rusia.
Kirby menambahkan bahwa uji coba rudal Sarmat tersebut tidaklah mengejutkan.
Dilansir Reuters, Sarmat telah dikembangkan selama bertahun-tahun lamanya. Peluncuran rudal tersebut terjadi saat ketegangan geopolitik sangatlah tinggi.
Jack Watling dari lembaga think-tank RUSI di London mengatakan, ada unsur sikap dan simbolisme dalam peluncurkan rudal Sarmat.
Pasalnya, peluncuran rudal tersebut kurang dari tiga pekan sebelum parade Hari Kemenangan tahunan di mana Rusia kerap memamerkan senjata terbarunya.
“Waktu pengujian mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan, pada saat banyak teknologi mereka belum memberikan hasil yang mereka inginkan,” kata Watling. (*)
