Berita Nasional
Wali Kota Solo Tak Mau Ayahnya Jadi Presiden 3 Periode: Kalau Tolak 3 Periode Saya Ikut, Kata Gibran
Di tengah maraknya aksi mahasiswa menolak Presiden 3 Periode, ternyata itu diamini juga oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
POS KUPANG.COM - Di tengah maraknya aksi mahasiswa menolak Presiden 3 Periode, ternyata itu diamini juga oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Putera sulung Presiden Jokowi itu mengatakan bahwa dirinya sependapat kalau masa jabatan Presiden RI dibatasi maksimal dua periode.
Bahkan Gibran berjanji akan ikut dalam aksi unjuk rasa bila tuntutannya menolak presiden 3 periode.
Pernyataan Gibran itu mengemuka saat dikonfirmasi awak media di Pasar Legi Solo, pada Selasa 12 April 2022.
"Kalau ada demo penolakan tiga periode di Solo, saya ikut," kata Gibran.
Reaksi spontan Gibran itu merespon pertanyaan wartawan soal pendapatnya, tentang penolakan masa jabatan presiden 3 periode.
"Nek ono demo menolak tiga periode tak melu (Kalau ada demo menolak tiga periode saya mau ikut)," Kata Gibran.
Saat itu Gibran Rakabuming Raka hanya berpesan agar mahasiswa yang demo, menyuarakan aspirasi secara tertib.
Baca juga: Jokowi Minta Hitung Ulang, Biaya Pemilu dan Pilkada 2024 Tembus Rp 110,4 Triliun
"Ya semoga tertib, silakan menyampaikan aspirasi secara damai," ujarnya.
Gibran bahkan tak melarang seandainya demo penolakan tiga periode itu digelar di Balai Kota Solo.
"Dimana aja boleh, monggo silakan saya terbuka," ujarnya.
Dikatakannya, bila demo digelar di Balai Kota Solo, maka semua aspirasi yang disampaikan mahasiswa, akan ditampungnya.
Akan tetapi, katanya, apabila mahasiswa menggelar demo di DPRD Solo, maka hal tersebut merupakan ranah Ketua DPRD Solo.
"Kalau DPRD ya Pak Budi (Ketua DPRD Solo), jadwalnya (demo) kan di DPRD," ungkapnya.
Demonstrasi di Solo
Dalam dua hari berturut-turut, yakni Senin 11 April 2022 dan Selasa 12 April 2022, mahasiswa se-Indonesia menggelar aksi unjuk rasa.
Baca juga: Politikus PDIP Sebut Oknum Elite di Kabinet Indonesia Maju Cederai Jokowi
Di Solo, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Solo Raya menggelar aksi unjukrasa menyusuli aksi demo 11 April di Jakarta.
Aksi tersebut memang telah direncanakan BEM Solo Raya dalam mengkritisi ketimpangan yang terjadi di Tanah Air.
"Rencananya (aksi) pasca tanggal 11 April," kata Jhoni Prabowo, Presiden BEM Unisri kepada TribunSolo.com, Minggu 10 April 2022.
Jhoni mengatakan pihaknya tak sendiri.
Ia mengaku, rencana demo ini sebelumnya sudah dibahas dalam pertemuan BEM Solo Raya pada Jumat 8 April 2022 malam.
Itu artinya, bila jadi terlaksana, demo akan diikuti mahasiswa dari berbagai kampus di Solo.
Aksi BEM Solo Raya ini nanti akan terus dikonsololidasikan lebih lanjut.
Meski sudah mengantongi garis besar apa yang akan disuarakan, mereka masih mematangkan isu apa saja yang diangkat dalam aksi BEM Solo Raya tersebut.
"Ada 5 poin isu bersama yang akan kita bahas di Konsolidasi lanjutan," tutur Jhoni.
Jhoni mengatakan, konsolidasi itu nantinya akan membahas soal waktu dan tempat untuk aksi mahasiswa Solo Raya setelah aksi tanggal 11 April 2020.
Baca juga: Politisi PDIP Ini Tulis Surat Bela Jokowi, Kupas Isu Presiden 3 Periode, Lalu Harga BBM 3 Presiden
"Sama konsep mau seperti apa, jadi memang kemarin belum ada keputusan konkret gitulah," ungkap Jhoni Prabowo.
Demo Berakhir Ricuh
Pada Senin 11 April 2022, mahasiswa dari pelbagai perguruan tinggi di Jakarta menggelar aksi damai di Gedung DPR RI.
Bahkan saat itu para pendemo berhasil masuk ke Gedung DPR RI dan menduduki rumah rakyat tersebut.
Saat menguasai Gedung DPR RI, para mahasiswa senantinasa meneriakan yel-yel untuk membangkitkan semangat berunjukrasa.
Mereka tak hanya melontarkan pernyataan kritis, tetapi juga melambai-lambaikan bendera yang dibawanya dalam aksi tersebut.
Demo di Gedung Dewan ini berakhir ricuh karena diduga ada ulah penyusup yang menciptakan kegaduhan tersebut.
Terkait wacana Presiden 3 Periode, Presiden Jokowi telah berulang kali menyatakan bahwa semua komponen di negeri ini harus tunduk dan patuh pada konstitusi.
Konstitusi negara ini mengamanatkan bahwa masa jabatan Presiden RI maksimal dua periode.
Dengan demikian, tandas Jokowi, pihaknya patuh tunduk dan taat pada konstitusi.
Baca juga: Meski Kerap Diludahi Publik Tapi Luhut Pandjaitan Diberi Tugas Baru Oleh Presiden Jokowi, Apa Sih?
Presiden Jokowi malah melarang para menteri untuk membicarakan isu pemilu ditunda dan presiden 3 periode.
"Stop bicara penundaan pemilu dan Presiden 3 Periode. Lebih baik para menteri mengurusi masalah yang kini sedang dihadapi daripada bicara tentang pemilu ditunda dan Presiden 3 Periode."
Larang Presiden Jokowi itu saat rapat paripurna Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, baru-baru ini.

Sekjen Partai Gerindra Temui Gibran
Baru-baru ini, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP Bappilu (Bidang Pemenangan Pemilu) PDIP Bambang Wuryanto.
Dia mengatakan, apa yang dilakukan Muzani berkunjung menemui Gibran, adalah hal yang normal.
Bahkan, jika ada asumsi yang beredar Partai Gerindra mempertimbangkan Gibran untuk didorong ke Pilgub DKI, Pacul menilai hal itu wajar.
Semua keputusan soal partai, katanya, akan diputuskan oleh Ketua Umum Megawati Sukarnoputri.
"Apakah dia mau mendukung, monggo saja."
Baca juga: Antara Bapak dan Anak, Siapa yang Lebih Kaya? Gibran Rakabuming Raka atau Presiden Jokowi? Simak Ini
"Kalau soal kebijakan kepartaian, misalnya Mas Gibran mau dibawa ke Jakarta, atau mau dibawa ke mana, itu urusan ibu."
"Kalau sudah jadi, 'Pacul, ini mau begini, pasukan kerahkan untuk mau pertempuran,' itu tugas saya," kata Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 7 April 2022.
Dia mengatakan, Megawati akan mempertimbangkan banyak hal, dan tak terkecuali meminta pendapatnya.
"Barangkali Pacul juga ditanya, 'Menurut pendapatmu piye Pacul?' Bisa seperti itu. Apa perintahnya begitu, sangat sering."
"Tapi ya apakah pendapat dipakai, enggak juga. Apakah sakit hati, ya enggak," ungkap Ketua Komisi III DPR itu.
Apa yang disampaikan Megawati, lanjut Pacul, harus tegak lurus dengan apa yang dilakukan jajarannya.
"Kami tegak lurus kepada ibu. Begitu putusan diambil, Ibu bilang, ini putusannya, tegak lurus. Ini putusannya saya tegak lurus."
Baca juga: 60 Ribu ASN dan Anggota TNI-Polri Bakal Pindah ke Ibu Kota Nusantara Mulai Awal 2024.
Baca juga: Gibran Rakabuming Raka Berani Beda dengan Keputusan Sang Ayah Menyangkut PPKM di Jawa dan Bali, Lho?
"Jadi bagi Bambang Pacul, putusan ketum partai saya, ibu mengatakan ibaratnya ekstremnya, ini gula, rasanya orang mengatakan manis, itu ibu bilang ini pahit, saya bilang pahit. Saya tegak lurus," tegasnya.
Kembali ke soal pertemuan Muzani dan Gibran, menurutnya, siapa saja boleh bertemu, apalagi sesama anak bangsa.
"Apa yang salah? Kasih tahu apa yang salah? Hubungan antar manusia kan biasa. Apalagi sesama anak bangsa. Monggo," paparnya.
Bakal Gantikan Anies Baswedan?
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bakal mengikuti jejak Jokowi, maju di pemilihan gubernur DKI Jakarta?
Spekulasi ini muncul setelah Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melakukan pertemuan.
Setelah pertemuan itu, ada asumsi yang beredar Partai Gerindra mempertimbangkan Gibran untuk maju di Pilgub DKI Jakarta.
Bagaimana tanggapan dari petinggi PDIP yang memberikan perahu bagi anak Jokowi menjadi Wali Kota Solo?
Baca juga: Wanita Ini Keluhkan Jasa Parkir di Solo, Gibran Rakabuming Raka Langsung Respon: Saya Cari Orangnya!
Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto, memberikan tanggapan perihal asumsi yang beredar setelah petinggi Partai Gerindra bertemu dengan Gibran.
Menurut Pacul, demikian dia akrab disapa, pertemuan petinggi Partai Gerindra dengan Gibran adalah hal yang wajar dan lumrah.
Bahkan, jika ada asumsi yang beredar bahwa Gerindra mempertimbangkan Gibran untuk didorong ke Pilgub, Pacul menilai hal itu sewajarnya.
Semua keputusan soal partai, akan diputuskan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Apakah dia mau mendukung, monggo saja. Kalau soal kebijakan kepartaian, misalnya mas Gibran mau dibawa ke Jakarta, atau mau dibawa ke mana, itu urusan ibu."
"Kalau sudah jadi, 'Pacul, ini mau begini, pasukan kerahkan untuk mau pertempuran,' itu tugas saya," kata Bambang Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 7 April 2022.
Dia mengatakan bahwa Megawati akan mempertimbangkan banyak hal, dan tak terkecuali meminta pendapatnya.
"Barangkali Pacul juga ditanya, 'Menurut pendapatmu piye Pacul?' Bisa seperti itu. Apa perintahnya begitu, sangat sering. Tapi ya apakah pendapat dipakai, enggak juga. Apakah sakit hati, ya enggak," kata Ketua Komisi III DPR RI itu.
Apa yang disampaikan Megawati, dikatakan Pacul, harus tegak lurus dengan apa yang dilakukan jajarannya.
"Kami tegak lurus kepada ibu. Begitu putusan diambil, Ibu bilang, ini putusannya, tegak lurus. Ini putusannya saya tegak lurus. Jadi bagi Bambang Pacul, putusan ketum partai saya, ibu mengatakan ibaratnya ekstremnya, ini gula, rasanya orang mengatakan manis, itu ibu bilang ini pahit, saya bilang pahit. Saya tegak lurus," kata dia.
Baca juga: Dulu Diledeki Presiden Jokowi Kini Ganjar Pranowo Ledeki Balik Gibran Rakabuming Raka, Lho Kok Bisa?
Kembali ke soal pertemuan Muzani dan Gibran, menurutnya, siapa saja boleh bertemu, apalagi sesama anak bangsa.
"Apa yang salah? Kasih tahu apa yang salah? Hubungan antar manusia kan biasa. Apalagi sesama anak bangsa. Monggo," ujar dia. (*)