Berita Nasional
Penyamaran Anggota KKB Ini Tamat Sudah, Pelaku Dibekuk Saat Berkeliaran di Manokoari, Ini Sosoknya
Kamu masih ingat kasus Maybrat? Peristiwa September 2021 itu merupakan pembantaian terhadap prajurit TNI oleh KKB. Kini satu pelaku dibekuk lagi.
Kata Ayello, kabar pengungsi di Maybrat, pun telah sampai padanya. Dimana saat ini masyarakat masuk ke hutan dan tinggal di sana.
"Kami harap, persoalan ini dituntaskan tidak dengan kekerasan," kata Ayello, kepada sejumlah awak media termasuk TribunPapuaBarat.com, Senin 6 September 2021.
Ia meminta, agar aparat TNI-Polri harus menyikapi persoalan tersebut dengan baik.
Baca juga: Aibon Kogoya Cs Lakukan Pembunuhan Berantai, Usai Habisi 8 Pekerja PTT KKB Papua Serbu TNI di Dambet
"Memang ini merupakan persoalan kemanusiaan yang luar biasa, karena menyangkut kematian beberapa prajurit TNI di Posramil Kisor," tuturnya.
Namun, tidak boleh libatkan masyarakat sipil menjadi korban.
"Hari ini anak dan perempuan sudah masuk ke hutan, kami lihat foto yang beredar memang tidak manusiawi. Kami tidak tega lihat mereka tidur di tikar dan rumput saja," ucap Ayello.
Lanjut dia, kepada aparat harus menuntaskan persoalan ini agar tidak menjadikan masyarakat sebagai korban.
"Kami minta agar jangan sampai anak-anak dan perempuan, terlantar karena persoalan ini," ujarnya.
Harapan Ayello, aparat harus bisa selesaikan dengan baik, dan mengumpulkan semua tokoh di Maybrat dan Papua Barat.
Selain itu, Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron, mengaku masyarakat yang mengungsi karena takut dengan teroris.
"Pihaknya meminta agar masyarakat kembali ke kampung, dan tidak usah khawatir," tuturnya.
"Kalau untuk oknum tetap dikejar, karena dia telah meresahkan masyarakat," tegasnya.

Mata-Mata Beberkan Kronologi Pembantaian
Di hadapan aparat Kepolisian MY salah satu pentolan KNPB membeberkan kronologi penyerangan Pos TNI AD hingga mengakibatkan 4 prajurit tewas mengenaskan.
Dalam aksi penyerangan itu MY mengaku sebagai mata-mata sebelum aksi penyerangan dilakukan.
“MY (20), diperintahkan oleh pimpinannya untuk melakukan pemantauan di tempat tersebut,” ucap Kapolres Sorong Selatan AKBP Choiruddin Wachid.
Baca juga: Bupati Yigibalom Kesal, KKB Papua Suka Bantai Warga Sipil: Mestinya Yang Dihadapi Orang Bersenjata
Sebelum melakukan aksi babibuta, gerilyawan KNPB terlebih dahulu telah membagi 4 kelompok.
"Mereka bagi menjadi 4 tim, ada yang pantau dari sisi belakang dan depan, sebagian langsung masuk ke dalam pos," ungkap Choiruddin.
Lanjut dia, sekira pukul 03.00 WIT, Kamis 2 September 2021, terdapat 13 orang termasuk MY langsung melakukan penyerangan.
"Dalam pos itu ada tiga bilik. Si MY dan kedua rekannya ini mendapati tugas di bilik yang kedua," jelasnya.
Ia menuturkan, untuk kedua orang yang membantu MY hingga kini masih dalam proses penyelidikan.
"Kemudian MY keluar untuk melakukan pemantauan, setelah itu terjadilah pembacokan," tuturnya.
Atas tindakan tersebut, pelaku MY dikenakan Pasal 340 terkait pembunuhan berencana, subsider 338 junto 5556 ayat 1 KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup.
Sementara itu Kapendam Kodamn VIII/Kasuari, Letkol Arm Hendra Pesireron meminta agar para pelaku penyerangan untuk menyerahkan diri.
Meski tetap bersembunyi tanpa menghindahkan perintah tersebut, aparat keamanan akan tetap memburu hidup atau mati.
Baca juga: Usai Merampas Senjata dari Prajurit TNI, Tembakan KKB Papua Semakin Jitu, Ternyata Ini Rahasianya
"Kalau masih tetap sembunyi, sampai ke ujung dunia pun tetap kami cari," tegas Kapendam Kodam XVIII/Kasuari, Letkol Arm Hendra Pesireron. Minggu 5 September 2021.
Hendra pun membeberkan saat ini pihaknya telah mengantongi identitas para pelaku penyerangan. “Mereka dari KNPB, ada 20 orang,” jelasnya.
Baca juga: Bupati Yigibalom Kesal, KKB Papua Suka Bantai Warga Sipil: Mestinya Yang Dihadapi Orang Bersenjata
Sembari melakukan pengejaran pada pelaku penyerangan, pihahknya pun meminta untuk masyarakat tidak takut.
"TNI dan Polri ada di pihak masyarakat, kami akan berikan jaminan keamanan itu,” bebernya.
Sebelumnya, Bupati Maybrat, Bernard Sigrim mengatakan peristiwa di Posramil Kisor, Maybrat, Papua Barat, merupakan pembantaian yang paling sadis sepanjang sejarah masyarakat Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.
"Siapapun orang yang beragama, bahkan binatang sekalipun tidak pernah melakukan tindakan sesadis ini," katanya.
Peristiwa naas itu terjadi Kamis 2 Agustus 2021 pukul 03.00 WIT.
Baca juga: Menguak Senat Soll, Mantan Prajurit TNI yang Bergabung dengan KKB Papua Bikin Rusuh Hingga Membunuh
Diduga kuat pelaku penyerangan berjumlah 50 orang yang mengakibatan 4 anggota TNI AD Tewas secara sadis.
Sementara ada 5 anggota TNI selamat dalam penyerangan Pos Rayon Militer (Posramil) Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat. (*)