Prakiraan Cuaca
BMKG Sebut Musim Hujan 2025/2026 di NTT Bersifat Basah, Ini Dampak yang Harus Diwaspadai Masyarakat
Waspada, BMKG Prediksi musim hujan 2025/2026 di NTT bersifat basah, ini Arti dan dampaknya yang harus diantisipasi
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur menyebut Musim Hujan 2025-2026 bersifat basah.
Ini arti dan dampak yang harus diwaspadai masyarakat dan pemerintah daerah.
Fenomena Musim Hujan 2025/2026 di NTT tersebut disampaikan dalam konfrenasi pers secara virtual di Kupang, Selasa (24/09/2025).
Kepala Stasiun Klimatologi NTT Rahmattulloh Adji, SP menjelaskan informasi tersebut penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
“Informasi ini diharapkan mendukung sektor pertanian dan kebencanaan,” ujar Rahmattulloh Adji
Acara press release di Kupang diikuti berbagai unsur pejabat daerah dan BMKG.
Koordinator Meteorologi dan Geofisika NTT, Kepala UPT BMKG se-NTT, Kepala BPBD, serta jurnalis hadir melalui Zoom.\
Baca juga: Prakiraan Cuaca NTT Hari Ini, Sabtu 27 September 2025, BMKG: Waspada Hujan Petir di Manggarai
Apa Itu Musim Hujan Bersifat Basah?
Musim hujan bersifat basah adalah musim di mana terjadi peningkatan curah hujan secara signifikan dan berkelanjutan di suatu wilayah, ditandai dengan lebih banyak hujan dan kondisi lembab dibandingkan musim lainnya. Istilah ini merujuk pada periode terjadinya hujan yang lebat dan intensitas curah hujan yang tinggi, yang dapat berujung pada banjir dan tanah longsor.
Ciri-ciri Musim Hujan Basah:
Peningkatan curah hujan: Terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Kondisi lembab: Udara dan lingkungan terasa lebih lembap karena kelembaban yang tinggi.
Cuaca tidak menentu: Cuaca dapat berubah dengan cepat, dengan kemungkinan hujan deras yang datang tiba-tiba.
Dampak positif: Peningkatan pasokan air untuk mendukung sektor pertanian dan lingkungan.
Dampak negatif: Dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan penyakit yang berhubungan dengan kelembaban tinggi.
Penyebab Musim Hujan Basah
Perubahan angin musiman (monsun):
Perubahan arah angin secara periodik yang membawa kelembaban dari lautan ke daratan, seperti angin muson di Indonesia.
Anomali iklim:
Kondisi iklim seperti fenomena La Niña dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah tertentu, bahkan di musim yang seharusnya kering.
Singkatnya, musim hujan bersifat basah adalah kondisi cuaca di mana hujan yang deras dan berlimpah terjadi secara teratur selama periode musim hujan, berbeda dengan musim kemarau yang biasanya kering dan panas.
Baca juga: BMKG Ingatkan Dampak Gangguan di Atmosfer pada Saat Peralihan Musim,Hujan Lebat hingga Angin Kencang
Dampak Musim Hujan Basah
Dampak pada Bencana Alam dan Lingkungan
Banjir:
Hujan deras dan sistem drainase yang tidak memadai dapat menyebabkan banjir, merusak bangunan, dan menyebabkan masyarakat kehilangan tempat tinggal.
Tanah Longsor:
Curah hujan tinggi dapat membuat tanah jenuh air dan memicu tanah longsor, terutama di daerah pegunungan, yang dapat menyapu bersih desa dan memutus akses.
Perubahan Kualitas Tanah:
Curah hujan tinggi menyebabkan pencucian unsur hara basa, sehingga tanah menjadi lebih asam dan memengaruhi kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi.
Dampak pada Kesehatan Manusia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.