Berita Nasional

Penyamaran Anggota KKB Ini Tamat Sudah, Pelaku Dibekuk Saat Berkeliaran di Manokoari, Ini Sosoknya

Kamu masih ingat kasus Maybrat? Peristiwa September 2021 itu merupakan pembantaian terhadap prajurit TNI oleh KKB. Kini satu pelaku dibekuk lagi.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Abraham Mate (baju orange), pelaku penyerangan dan pembantaian 4 prajurit TNI di Posramil Kisor, Maybrat, pada September 2021 lalu, akhirnya dibekuk di Distrik Masni, Kabupaten Manokoari, Papua Barat, Senin 21 Februari 2021. 

POS-KUPANG.COM - Kamu masih ingat kasus penyerangan Posramil Kisor Maybrat oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua?

Dalam kasus tersebut, beberapa prajurit TNI tewas ditempat setelah dibantai oleh KKB Papua.

Pembantaian para prajurit TNI itu ketika KKB Papua melakukan penyerangan mendadak ke Posramil tersebut saat tengah malam.

Rupanya kasus tersebut masih terus dikembangkan polisi sampai dengan saat ini.

Hasilnya, polisi berhasil mengidentifikasi salah satu pelaku yang diduga terlibat dalam penyerangan posramil Maybrat tersebut.

Oknum pelaku itu pun dibekuk oleh polisi, saat yang bersangkutan sedang berada di wilayah Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

Ternyata oknum bersankutan adalah seorang simpatisan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang teridentifikasi sangat militan.

Simpatisan tersebut bernama Abraham Mate atau biasa disapa Bram. Pria ini diduga turut terlibat dan menjadi pelaku penyerangan di Posramil Kisor, Maybrat.

Bram ditangkap setelah dilakukan pengembangan dari pelaku yang sebelumnya telah diamankan oleh petugas.

Baca juga: Bungkam Pergerakan KKB Papua, TNI Kirim Ratusan Prajurit ke Tanah Cendrawasih, Targetnya Ini: Habisi

Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi membenarkan adanya penangkapan Bram. "Pelaku sudah ditangkap pada 21 Februari 2022," ujarnya.

"Selama ini pelaku tercatat dalam DPO polisi. Yang bersangkutan akhirnya ditangkap juga," ujar Adam, kepada sejumlah awak media, Rabu 16 Maret 2022.

Ia berujar, penangkapan tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Sorong Selatan.

"Pelaku tersebut bernama Abraham Mate alias Bram," tuturnya.

Adam menjelaskan, nama Bram muncul setelah pengembangan dari pelaku lainnya yang telah tertangkap.

"Bram berhasil ditangkap di Manokwari, setelah informasi dari masyarakat melalui kontak person 110," ucap Adam.

Dari informasi tersebut, tim yang dipimpin Kapolres Sorong Selatan, langsung melakukan penangkapan di Manokwari.

"Peran aksi ini adalah ikut dalam melakukan pembunuhan, dan juga merupakan simpatisan KNPB Militan Maybrat," pungkasnya.

Pelaku Ditangkap Satu Per Satu

Operasi sapu jagat sepertinya kini sedang diberlakukan di tanah Papua Barat. Setidaknya dalam kasus penyerangan dan pembantaian 4 prajurit TNI di Posramil Kisol.

Buktinya, hanya dalam hitungan jam, para pelaku penyerangan dan pembantaian ditangkap satu per satu.

Bahkan oknum yang menjadi mata-mata dalam kasus itu sudah dicokok dan dijebloskan ke penjara. Mata-mata itu berinisial MY (20).

MY merupakan satu di antara 50 orang yang diduga melakukan penyerangan dan pembantaian terhadap 4 prajurit TNI di Posramil Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

Baca juga: Panglima KKB Papua Pamer Kekuatan, Bawa Pasukan di Puncak Gunung Lalu Lepaskan Tembakan, Lawan TNI?

Ternyata sebelum melakukan penyerangan, KNPB atau Komite Nasional Papua Barat yang disebut-sebut sebagai dalang dari peristiwa tersebut, terlebih dahulu memerintahkan MY untuk melakukan pengintaian.

Dari pengintaian itulah akhirnya dilakukan penyerangan dan pembantaian keji yang menewaskan 4 prajurit TNI dan melukai beberapa yang lainnya.

MY adalah kaki tangan KNPB. Sementara KNPB merupakan kelompok separatis yang sealiran dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Pasca pembantaian itu, aparat gabungan langsung bergerak cepat. Hanya dalam hitungan jam, satu persatu pelaku dicokok, termasuk orang yang bertugas sebagai mata-mata.

Dalam kasus ini, peran MY sangat vital. Sebab tugasnya adalah memberitahukan kepada teman-temannya tentang kondisi Posramil dan para personel TNI yang malam itu berada di pos.

Berkat laporannya tersebut, militan KNPB pun beraksi dan berhasil membunuh 4 prajurit sedankan 5 prajurit lainnya berhasil melarikan diri.

Kini, setelah diringkus aparat gabungan TNI Polri, para pelaku pun disebut-sebut bakal dihukum mati.

Hukuman mati itu tentunya didasarkan pada aturan hukum yang berlaku di negeri ini.

Namun terhadap kasus tersebut, Komnas HAM Perwakilan Papua dan Papua Barat pun angkat bicara.

Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey mengatakan, aparat kemanan harus meningkatkan kewaspadaan di wilayah Papua terutama di pinggiran kota.

"Penyerangan ini sudah kdua kalinya. Pertama, pada Maret lalu ada penyerangan terhadap mobil milik Kapolres," kata Frits, Senin 6 September 2021.

Namun, Frits juga mengingatkan ke pihak aparat keamanan agar dalam penanganan kasus harus pararel. Artinya, menindak kepada yang bersalah atau yang berbuat.

"Jangan sampai berdampak kepada warga yang tak tahu menahu. Intinya, jangan sampai masyarakat sipil jadi korban," tegasnya.

Baca juga: Terus Tebar Teror, Bagaimana Sejarah Terbentuknya KKB Papua? Berawal dari Organisasi Papua Merdeka

Sebelumnya, Kapendam XVIII/Kasuari, Letkol Arm Hendra Pesireron mengingatkan para pelaku segera menyerahkan diri.

Jika bersikukuh bersembunyi dalam pelarian, maka aparat gabungan TNI dan polisi akan memburu para pelaku, hidup atau mati.

"Kalau masih tetap sembunyi, sampai ke ujung dunia pun tetap kami cari," tegas Hendra, Minggu 5 September 2021.

Aparat gabungan telah mengantongi identitas para pelaku penyerangan yang tak lain adalah anggota KNPB Maybrat.

“Mereka dari KNPB, ada 20 orang,” sebutnya.

Kepada masyarakat, kapendam mengimbau untuk tidak takut saat penegakan hukum dilakukan.

"TNI dan Polri ada di pihak masyarakat, kami akan berikan jaminan keamanan,” ujarnya.

Penduduk Lari Ke Hutan

Pasca penyerangan Posramil Kisor, Kabupaten Maybrat, hingga masyarakat memilih untuk mengungsi di hutan, sontak mendapatkan respon balik dari sejumlah pihak.

Salah satunya pimpinan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) yakni Ketua Pokja Perempuan, Christiana Ayello.

Kata Ayello, kabar pengungsi di Maybrat, pun telah sampai padanya. Dimana saat ini masyarakat masuk ke hutan dan tinggal di sana.

"Kami harap, persoalan ini dituntaskan tidak dengan kekerasan," kata Ayello, kepada sejumlah awak media termasuk TribunPapuaBarat.com, Senin 6 September 2021.

Ia meminta, agar aparat TNI-Polri harus menyikapi persoalan tersebut dengan baik.

Baca juga: Aibon Kogoya Cs Lakukan Pembunuhan Berantai, Usai Habisi 8 Pekerja PTT KKB Papua Serbu TNI di Dambet

"Memang ini merupakan persoalan kemanusiaan yang luar biasa, karena menyangkut kematian beberapa prajurit TNI di Posramil Kisor," tuturnya.

Namun, tidak boleh libatkan masyarakat sipil menjadi korban.

"Hari ini anak dan perempuan sudah masuk ke hutan, kami lihat foto yang beredar memang tidak manusiawi. Kami tidak tega lihat mereka tidur di tikar dan rumput saja," ucap Ayello.

Lanjut dia, kepada aparat harus menuntaskan persoalan ini agar tidak menjadikan masyarakat sebagai korban.

"Kami minta agar jangan sampai anak-anak dan perempuan, terlantar karena persoalan ini," ujarnya.

Harapan Ayello, aparat harus bisa selesaikan dengan baik, dan mengumpulkan semua tokoh di Maybrat dan Papua Barat.

Selain itu, Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron, mengaku masyarakat yang mengungsi karena takut dengan teroris.

"Pihaknya meminta agar masyarakat kembali ke kampung, dan tidak usah khawatir," tuturnya.

"Kalau untuk oknum tetap dikejar, karena dia telah meresahkan masyarakat," tegasnya.

MY (baju biru) salah satu pelaku penyerangan Posramil Kisor yang menewaskan 4 Anggota Kabupaten Maybrat pada September 2021 lalu. Pelaku sudah ditangkap  dan mengakui perbuatannya
MY (baju biru) salah satu pelaku penyerangan Posramil Kisor yang menewaskan 4 Anggota Kabupaten Maybrat pada September 2021 lalu. Pelaku sudah ditangkap dan mengakui perbuatannya (Tribunnews.com)

Mata-Mata Beberkan Kronologi Pembantaian

Di hadapan aparat Kepolisian MY salah satu pentolan KNPB membeberkan kronologi penyerangan Pos TNI AD hingga mengakibatkan 4 prajurit tewas mengenaskan.

Dalam aksi penyerangan itu MY mengaku sebagai mata-mata sebelum aksi penyerangan dilakukan.

“MY (20), diperintahkan oleh pimpinannya untuk melakukan pemantauan di tempat tersebut,” ucap Kapolres Sorong Selatan AKBP Choiruddin Wachid.

Baca juga: Bupati Yigibalom Kesal, KKB Papua Suka Bantai Warga Sipil: Mestinya Yang Dihadapi Orang Bersenjata

Sebelum melakukan aksi babibuta, gerilyawan KNPB terlebih dahulu telah membagi 4 kelompok.

"Mereka bagi menjadi 4 tim, ada yang pantau dari sisi belakang dan depan, sebagian langsung masuk ke dalam pos," ungkap Choiruddin.

Lanjut dia, sekira pukul 03.00 WIT, Kamis 2 September 2021, terdapat 13 orang termasuk MY langsung melakukan penyerangan.

"Dalam pos itu ada tiga bilik. Si MY dan kedua rekannya ini mendapati tugas di bilik yang kedua," jelasnya.

Ia menuturkan, untuk kedua orang yang membantu MY hingga kini masih dalam proses penyelidikan.

"Kemudian MY keluar untuk melakukan pemantauan, setelah itu terjadilah pembacokan," tuturnya.

Atas tindakan tersebut, pelaku MY dikenakan Pasal 340 terkait pembunuhan berencana, subsider 338 junto 5556 ayat 1 KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup.

Sementara itu Kapendam Kodamn VIII/Kasuari, Letkol Arm Hendra Pesireron meminta agar para pelaku penyerangan untuk menyerahkan diri.

Meski tetap bersembunyi tanpa menghindahkan perintah tersebut, aparat keamanan akan tetap memburu hidup atau mati.

Baca juga: Usai Merampas Senjata dari Prajurit TNI, Tembakan KKB Papua Semakin Jitu, Ternyata Ini Rahasianya

"Kalau masih tetap sembunyi, sampai ke ujung dunia pun tetap kami cari," tegas Kapendam Kodam XVIII/Kasuari, Letkol Arm Hendra Pesireron. Minggu 5 September 2021.

Hendra pun membeberkan saat ini pihaknya telah mengantongi identitas para pelaku penyerangan. “Mereka dari KNPB, ada 20 orang,” jelasnya.

Baca juga: Bupati Yigibalom Kesal, KKB Papua Suka Bantai Warga Sipil: Mestinya Yang Dihadapi Orang Bersenjata

Sembari melakukan pengejaran pada pelaku penyerangan, pihahknya pun meminta untuk masyarakat tidak takut.
"TNI dan Polri ada di pihak masyarakat, kami akan berikan jaminan keamanan itu,” bebernya.

Sebelumnya, Bupati Maybrat, Bernard Sigrim mengatakan peristiwa di Posramil Kisor, Maybrat, Papua Barat, merupakan pembantaian yang paling sadis sepanjang sejarah masyarakat Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.

"Siapapun orang yang beragama, bahkan binatang sekalipun tidak pernah melakukan tindakan sesadis ini," katanya.

Peristiwa naas itu terjadi Kamis 2 Agustus 2021 pukul 03.00 WIT.

Baca juga: Menguak Senat Soll, Mantan Prajurit TNI yang Bergabung dengan KKB Papua Bikin Rusuh Hingga Membunuh

Diduga kuat pelaku penyerangan berjumlah 50 orang yang mengakibatan 4 anggota TNI AD Tewas secara sadis.

Sementara ada 5 anggota TNI selamat dalam penyerangan Pos Rayon Militer (Posramil) Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat. (*)

Berita Lain Terkait KKB Papua

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved