Perang Rusia Ukraina

Presiden Ukraina: Hai Kamu Orang Yahudi, Tidakkah Kamu Lihat Apa Yang Kini Dilakukan Vladimir Putin?

Sampai hari ini, perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berkecamuk. Rusia masih gencar menggempur Ukraina tanpa mau memberi ampun.

Editor: Frans Krowin
Via Intisari.Grid.ID
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina , Volodymyr Zelensky (kanan) 

“Kami tidak akan menyerahkan presiden kami, negara kami. Ini tanah kami, pergilah,” tambah Danilov.

Menurut intelijen AS, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dengan tujuan menggulingkan Pemerintah Ukraina yang pro-Barat.

Jika berhasil maka Rusia akan memasang rezim yang baru, yang dinilai lebih bersahabat dengan Moskwa.

Kendati demikian, tidak jelas berapa banyak pasukan dari regu elite Chechnya yang terbunuh atau ditangkap oleh pasukan Ukraina.

Sebelumnya, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov telah mengonfirmasi kehadiran pasukannya di Ukraina.

Chechnya merupakan wilayah otonom yang merupakan bagian dari Rusia.

Kadyrov sendiri merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pasukan Chechnya bukan satu-satunya pasukan diyakini memburu Zelensky.

Anggota Grup Wagner, sebuah kelompok tentara bayaran dari Rusia, diperkirakan juga beroperasi di Ukraina dengan perintah untuk membunuh Zelensky.

Baca juga: Gagal Incar Putin, Amerika Kini Targetkan Orang-orang Dekat Presiden Rusia, Siapa? Ini Daftarnya

Penduduk Ukraina berdarah Yahudi kini hidupnya terlunta-lunta sejak Rusia melakukan agresi militernya ke Ukraina, Kamis 24 Februari 2022 lalu.
Penduduk Ukraina berdarah Yahudi kini hidupnya terlunta-lunta sejak Rusia melakukan agresi militernya ke Ukraina, Kamis 24 Februari 2022 lalu. (intisari.grid.id)

Ribuan Orang Yahudi Kini Terlunta-Lunta di Ukraina

Sejak invasi Rusia ke Ukraina Kamis 24 Februari 2022 lalu, hingga kini kehidupan masyarakat praktis lumpuh.

Jutaan orang termasuk ribuan orang Yahudi, kini terlunta-lunta di jalanan.

Meski fakta du Ukraina seperti itu namun Vladimir Putin kini terus memerintahkan pasukan untuk memperkuat pertahanannya.

Putin bahkan memerintahkan kepala pertahanannya untuk menempatkan "pasukan penangkal" nuklir dalam siaga tinggi sejak Minggu 27 Februari 2022.

Tahun lalu, ketika ketegangan antara Ukraina dan Rusia mulai meningkat pada bulan November, beberapa pejabat Israel mengatakan mereka sedang mempersiapkan gelombang imigrasi massal dari Ukraina.

Rencananya 200.000 orang Yahudi yang memenuhi syarat dapat berimigrasi ke Israel di bawah Hukum Pengembalian.

Sejauh ini, gelombang tersebut belum terwujud dalam skala seperti yang direncanakan tersebut.

Namun kedutaan Israel bersama dengan kedutaan asing lainnya, dari Kyiv ke Lviv, bulan ini telah mendaftarkan permohonan dari sekitar 3.000 warga Ukraina yang belum menjadi warga negara Israel untuk berimigrasi ke sana.

Seakan sejarah terulang kembali, di seluruh Ukraina, orang-orang Yahudi menjadi pengungsi lagi.

Baca juga: Pengusaha Rusia Buat Sayembara: Yang Penggal Kepala Vladimir Putin, Saya Beri Hadiah 1 Juta Dollar

Saat pasukan Rusia memasuki Ukraina dan mengebom kota-kotanya, banyak warga Ukraina mengungsi ke negara lain.

Menurut The Guardian, penyeberangan melalui perbatasan di barat dan selatan menjadi jalur bagi 100.000 pengungsi internal.

Beberapa orang Yahudi yang tinggal di Ukraina - yang berjumlah setidaknya kurang lebih 43.000 - adalah bagian dari usaha migrasi tersebut.

Melansir Times of Israel, Minggu 27 Februari 2022, lebih dari 100 orang telah tewas dalam pembomn yang meledak di dekat makam Rabi Nachman dari Bratslav, seorang tokoh abad ke-18 dan pendiri gerakan Breslov Hasidic.

Setiap tahun di sekitar Rosh Hashanah, sekitar 30.000 orang Yahudi berkumpul di kuburan.

Selama bertahun-tahun, ratusan pengikut Breslov, sebagian besar dari Israel, menetap di Uman, yang saat ini memiliki populasi Yahudi sekitar 200 sepanjang tahun.

Dalam konsep budaya Yahudi, ada istilah Aliyah yang berarti imigrasi Yahudi ke Tanah Israel. Tindakan kebalikannya, emigrasi Yahudi meninggalkan Israel, disebut Yerida.

Baca juga: Presiden Ukraina Bebaskan Napi Untuk Perang Lawan Rusia: Bertempurlah Demi Bayar Dosamu pada Rakyat

Konsep ini dizatur dalam hukum yang mengizinkan setiap orang Yahudi hak hukum untuk mendapatkan bantuan berimigrasi dan menetap di Israel, serta kewarganegaraan Israel secara otomatis.

Sejarah mencatat, 6 juta orang Yahudi tewas dibantai di seluruh penjuru Eropa selazmza Perang Dunia II.

Kekejaman Nazi Jerman pimpinan Hitler ini tak ayal membuat semakin banyak warga Yahudi ingin meninggalkan Eropa menuju ke berbagai tempat. (*)

Simak Artikel Lain Terkait Perang Rusia Ukraina  

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved