Pembunuhan Ibu dan Anak
Enam Kali Aksi Tak Digubris, Bisu Massal Warnai Aksi Jilid VII Aliansi Pencari Keadilan Astri-Lael
Disela-sela aksi bisu massal, para pegiat kemanusiaan menyempatkan diri untuk mengunyah sirih pinang dan kacang rebus.
"Kami Aliansi Pencari Keadilan yang tergabung dalam 42 OKP, LSM, dan pegiat kemanusiaan akan melakukan aksi bisu sampai pukul 22.00 wita, dan pelaksanaan aksi bisu berlangsung selama dua hari ke depan," tambah Edward.
Pihaknya berharap penyidik semakin profesional dalam bekerja menuntaskan berkas perkara tersangka Randy agar segera P-21 sebelum batas akhir penanganannya, apabila tidak maka Randy berpotensi bebas demi hukum.
Koordinator Aksi Kemanusiaan Jilid VII, Kristo Kolimo mengatakan aksi ini berbeda dari waktu lalu karena dengan cara diam dan hanya memegang poster untuk menyampaikan tuntutan pernyataan sikap terhadap kinerja Polda NTT menangani kasus kematian Astri-Lael.
Baca juga: Pemprov NTT Tidak Mau Berpolemik Pelantikan Wabup Ende
Aksi tersebut akan berlangsung selama dua hari, sehingga butuh dukungan dari awak media untuk membantu aliansi dalam mengawal kasus kematian Astri-Lael.
Menurutnya aksi ke-VII dalam bentuk diam massal karena telah melakukan aksi selama enam kali tapi tidak pernah digubris.
"Kami sudah berulangkali bersuara tapi tidak ada respon, sehingga saat ini kami melakukan dengan cara berbeda, melalui aksi bisu massal, sehingga kami berharap agar Polda NTT bekerja sungguh dalam menuntaskan dan memberikan keadilan hukum terhadap kasus kematian Astri-Lael," ungkap Kristo.
Terkait aksi bisu massal akan dilakukan secara sif berupa pergantian personel setiap enam jam sampai besok.
"Kami melakukan pergantian shif selama enam jam dan untuk saat ini dari GMKI, KNPI, nanti setelah enam jam kemudian teman-teman dari Garda Triple X bersama pegiat kemanusiaan yang akan berjaga sampai malam," ungkap Kolimo. (*)
Berita Pembunuhan Ibu dan Anak Hari Ini