Pembunuhan Ibu dan Anak

Enam Kali Aksi Tak Digubris, Bisu Massal Warnai Aksi Jilid VII Aliansi Pencari Keadilan Astri-Lael

Disela-sela aksi bisu massal, para pegiat kemanusiaan menyempatkan diri untuk mengunyah sirih pinang dan kacang rebus.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ CHRISTIN MALEHERE
Aliansi pencari keadilan bagi Astri-Lael menggelar aksi bisu massal di depan Mapolda NTT, Jumat 4 Maret 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Aliansi Pencari Keadilan kasus kematian Astri Manafe dan Lael Maccabe kembali menggelar aksi Jilid VII berupa aksi Bisu Massal di depan Mapolda NTT, Jumat 4 Maret 2022.

Pantauan POS-KUPANG.COM, aksi bisu massal yang dimulai pada pukul 12 30 wita tersebut, anggota Aliansi Pencari Keadilan memasang dua spanduk dan 10 poster.

Ukuran dua buah spanduk masing-masing empat kali satu meter persegi.

Sedangkan setiap poster berukuran 60 centimeter x 1,5 meter yang terpajang sepanjang pagar depan Mako Polda NTT.

Baca juga: Jumlah Kasus Covid-19 Meningkat, Pemprov NTT Percepat Vaksinasi

Beberapa spanduk dan poster berisi gambar Astri dan Lael semasa hidup.

Ada juga spanduk berukuran dua kali satu meter bertuliskan kalimat yang mempertanyakan berkas perkara dari tersangka Randy Bajideh yang telah dikembalikan sebanyak tiga kali dari JPU kepada penyidik.

Spanduk lainnya bertuliskan kalimat agar Kapolri mencopot Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTT yang dinilai tidak profesional menangani kasus kematian Astri-Lael.

Bahkan ada pula spanduk yang tertulis meminta Kapolri agar mencopot Kabid Humas Polda NTT dari jabatannya karena dinilai telah memberikan  informasi yang tidak benar terkait perkembangan penanganan perkara tersebut.

Baca juga: Pemprov NTT Tidak Mau Berpolemik Pelantikan Wabup Ende

Selain itu para pendemo juga memakai masker berwarna biru yang terdapat tanda X di bagian mulut masker.

Maksud tanda X tersebut berarti bungkam dengan maksud tidak menyampaikan sepatah kata pun selama melakukan aksi bisu massal di depan Mapolda NTT.

Cuaca panas terik matahari tidak menyurutkan semangat dari aliansi pencari keadilan bagi Astri-Lael untuk memperjuangkan aspirasi kemanusiaan.

Disela-sela aksi bisu massal, para pegiat kemanusiaan menyempatkan diri untuk mengunyah sirih pinang dan kacang rebus.

Baca juga: Pemprov NTT Minta Hentikan Polemik Pelantikan Wabup Ende Erik Rede

Ketua GMKI Cabang Kupang, Edward Nautu mengatakan aksi bisu massal melalui spanduk yang dipasang sepanjang pagar Mapolda NTT.

Pelaksanaan aksi bisu massal akan berlangsung selama enam jam untuk pergantian shif sampai jam pukul 22.00 wita dan berlangsung selama dua hari ke depan.

"Kami Aliansi Pencari Keadilan yang tergabung dalam 42 OKP,  LSM, dan pegiat kemanusiaan akan melakukan aksi bisu sampai pukul 22.00 wita, dan pelaksanaan aksi bisu berlangsung selama dua hari ke depan," tambah Edward.

Pihaknya berharap penyidik semakin profesional dalam bekerja menuntaskan berkas perkara tersangka Randy agar segera P-21 sebelum batas akhir penanganannya, apabila tidak maka Randy berpotensi bebas demi hukum.

Koordinator Aksi Kemanusiaan Jilid VII, Kristo Kolimo mengatakan aksi ini berbeda dari waktu lalu karena dengan cara diam dan hanya memegang poster untuk menyampaikan tuntutan pernyataan sikap terhadap kinerja Polda NTT menangani kasus kematian Astri-Lael.

Baca juga: Pemprov NTT Tidak Mau Berpolemik Pelantikan Wabup Ende

Aksi tersebut akan berlangsung selama dua hari, sehingga butuh dukungan dari awak media untuk membantu aliansi dalam mengawal kasus kematian Astri-Lael.

Menurutnya aksi ke-VII dalam bentuk diam massal karena telah melakukan aksi selama enam kali tapi tidak pernah digubris.

"Kami sudah berulangkali bersuara tapi tidak ada respon, sehingga saat ini kami melakukan dengan cara berbeda, melalui aksi bisu massal, sehingga kami berharap agar Polda NTT bekerja sungguh dalam menuntaskan dan memberikan keadilan hukum terhadap kasus kematian Astri-Lael," ungkap Kristo.

Terkait aksi bisu massal akan dilakukan secara sif berupa pergantian personel setiap enam jam sampai besok.

"Kami melakukan pergantian shif selama enam jam dan untuk saat ini dari GMKI, KNPI, nanti setelah enam jam kemudian teman-teman dari Garda Triple X bersama pegiat kemanusiaan yang akan berjaga sampai malam," ungkap Kolimo. (*)

Berita Pembunuhan Ibu dan Anak Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved