Berita Manggarai Barat

Mahasiswa dan Warga Tolak Pengembangan Geothermal Wae Sano, Begini Komentar PT Geo Dipa Energi

Proyek dinilai tidak transparan dan banyak janji. Proyek dinilai menimbulkan rasa sakit hati bagi beberapa tokoh penolak.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-HUMAS PT GEO DIPA ENERGI
Plt Direktur PT Geo Dipa Energi, Riki Firmandha Ibrahim  

Sementara itu untuk Stakeholder di luar masyarakat adat dilakukan: Diseminasi informasi kepada pemangku kepentingan lain di luar kelompok masyarakat adat.

Baca juga: Polres Manggarai Barat Amankan Pelaku Judi Togel

Kegiatan yang dilakukan antara lain sirkulasi informasi tentang kegiatan eksplorasi panas bumi, mitigasi risiko, pengelolaan sosial dan lingkungan, pelaksanaan CDP dan dampaknya bagi livelihood masyarakat.

Bentuk diseminasi antara lain: workshop, pembuatan poster, leaflet, spanduk. Pemanfaatan media sosial untuk diseminasi informasi panas bumi Wae Sano

"Mengajak keterlibatan dan berkolaborasi dengan Keuskupan Ruteng dalam pelaksanaan CDP. Melibatkan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat sebagai mitra diseminasi informasi mengenai kinerja proyek bagi pemangku kepentingan. Keseluruhan pendekatan pengelolaan bidang sosial ini dilakukan secara sinergis dan terpadu melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait dan tentunya ini memerlukan waktu serta tenaga agar dapat terlaksana dengan baik," jelasnya. 

Baca juga: Perda Tata Ruang Manggarai Barat Permudah Investasi di Labuan Bajo

Terkait apa kendala atau hambatan utama sehingga proyek ini belum terealisasi, Riki menjelaskan, setelah menyelesaikan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL Tahap 1) di tahun 2020 maka pada tahun ini, proyek eksplorasi geothermal Wae Sano memasuki periode pelaksanaan RKTL tahap 2 yang pelaksanaannya memerlukan waktu yang lebih panjang daripada RTKL 1. 

Apalagi, lanjut Riki, yang dilaksanakan adalah pendekatan pengelolaan sosial. Semua perlu dilakukan secara partisipatif dengan mendengarkan masukan dan pendapat dari berbagai pihak. 

Pihaknya menyadari, pengelolaan sosial ini memerlukan dialog dan diskusi yang tidak sederhana dan tidak singkat dan harus dilaksanakan dengan prinsip pelibatan bermakna dari semua pihak dalam arti, proyek perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, dengan terus memperhatikan standar yang diberlakukan oleh Bank Dunia (World Bank).

Baca juga: Polres Manggarai Barat Amankan Pelaku Judi Togel

Menurutnya, pemahaman dan kesadaran mengenai perlunya panas bumi dijalankan di Indonesia adalah dalam rangka mengurangi emisi karbon negara ini dan dalam rangka mencapai target Net Zero Emision untuk membantu mencegah semakin memburuknya perubahan iklim dunia. 

Panas bumi merupakan energi bersih yang bila digunakan dapat membantu Indonesia mengatasi dan mencegah semakin buruknya efek gas rumah kaca yang diperkirakan dapat meningkatkan suhu bumi sampai sebesar 2 derajat, dan menurutnya ini akan berdampak mengerikan bagi umat manusia seperti penyakit berbasis lingkungan semakin banyak, kekeringan dan gagal panen dibanyak bagian di dunia serta beberapa negara dan wilayah pesisir akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut. 

"Nampaknya kesadaran dan pemahaman akan hal ini perlu dibangun diantara masyarakat kita agar semua dapat saling bahu membahu menjaga bumi dari kerusakan akibat perubahan iklim dalam beberapa tahun mendatang. Beberapa waktu lalu Pemerintah Manggarai Barat sudah meneken MoU dengan Dirjen ESDM tentang rencana pengembangan geothemal," ungkapnya. 

Lebih lanjut, semenjak PT Geo Dipa Energi dilibatkan di lapangan eksplorasi Wae Sano, Geo Dipa bekerja bersama Komite Bersama Panas Bumi Indonesia untuk melakukan pengelolaan baik bidang sosial maupun bidang teknis dan dalam pelaksanaannya, pihaknya mengikuti Standard Safeguard yang merupakan ketentuan dari Bank Dunia untuk semua pengelolaan dana pinjaman kepada bank dunia dimana melibatkan proses berdialog dan berkonsultasi bersama masyarakat Desa Wae Sano

Proses pengelolaan sosial ini, kata Riki, memang memerlukan investasi waktu untuk memastikan, proyek telah menerapkan dan melaksanakan apa yang telah digariskan di dalam ESMP (Environment and Social Management Plan). 

"Kementrian Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Sekretaris Komite Bersama Penyediaan Data dan lnformasi Panas Bumi teIah menyampaikan klarifikasi secara detail terhadap alasan yang disampaikan oleh warga yang menoIak geothermal," jelasnya. 

Point-Point klarifikasi tersebut sudah disosialisasikan pula kepada masyarakat.

Namun, segelintir warga masih tetap menolak geothermal dengan alasan bahwa titik pengeboran berada terlaIu dekat dengan pemukiman warga atau ruang kehidupan warga, menanggapi hal ini, Riki menjelaskan, proyek eksplorasi geothermal Wae Sano secara teknis telah melakukan perubahan pada desain teknis.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved