Berita Manggarai Barat
Mahasiswa dan Warga Tolak Pengembangan Geothermal Wae Sano, Begini Komentar PT Geo Dipa Energi
Proyek dinilai tidak transparan dan banyak janji. Proyek dinilai menimbulkan rasa sakit hati bagi beberapa tokoh penolak.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Dimana titik pengeboran tidak lagi dimulai dari titik pengeboran well pad B di Dusun Nunang dikarenakan adanya keberatan masyarakat Dusun Nunang mengenai rencana pemboran yang dirasakan terlalu dekat dengan pemukiman warga.
Menurutnya proyek eksplorasi akan dimulai dari titik pengeboran/well pad A yang berjarak cukup jauh dari pemukiman warga dan sedianya titik pengeboran B akan dimanfaatkan untuk Demo Plot percontohan kegiatan pertanian sebagai bagian dari Benefit Sharing Program atau program berbagi manfaat untuk warga Wae Sano.
Dengan dipindahkannya titik pengeboran ke well pad A, lanjut Riki, maka titik pengeboran berada di dusun di luar Nunang dan berada jauh dari pemukiman.
Seharusnya, warga tidak lagi menolak geothermal dikarenakan sekarang jaraknya sudah jauh dari pemukiman dan wilayah yang diprotes masyarakat akan digunakan untuk area percontohan pemberdayaan masyarakat.
"Karena proyek geothermal tidak hanya mendatangkan manfaat untuk pergantian dari sumber energi yang tidak ramah lingkungan seperti batu bara menjadi energi bersih seperti panas bumi atau geothermal, namun juga proyek eksplorasi Wae Sano juga mendatangkan manfaat lain melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat," tegasnya.
Lebih lanjut, Riki memberikan kepastian, proyek eksplorasi Wae Sano menjamin tidak ada relokasi warga dikarenakan proyek telah melakukan penyesuaian desain teknis dengan memindahkan titik pengeboran menjauh dari wilayah pemukiman warga sehingga tidak perlu ada relokasi.
Menurutnya, proyek ini tunduk pada standar pengelolaan lingkungan dan sosial yang digariskan oleh Bank Dunia dimana secara ketat proyek harus melaksanakan berbagai kajian mengenai dampak pengeboran dan kegiatan eksplorasi geothermal di Wae Sano dan melakukan mitigasi terhadap dampak tersebut baik secara lingkungan maupun sosial.
"Apabila proyek melakukan pelanggaran maka pendanaan akan dihentikan oleh pihak bank. Dengan demikian, maka proyek sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan pengeborannya karena berkaitan langsung dengan keberlanjutan pendanaan proyek. Sehingga kegiatan yang akan dikerjakan di Kampung Lempe tentunya akan sangat aman dan menjaga kelestarian lingkungan serta menjaga ruang hidup masyarakat kampung tersebut. Adapun seperti yang telah disampaikan di jawaban pertanyaan sebelumnya maka untuk Kampung Nunang areanya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain termasuk untuk kegiatan pemberdayaan pertanian masyarakat," jelasnya.
Terkait sumber pendanaan proyek geothermal Wae Sano berasal dari dana hibah Bank Dunia. Dan berdasarkan data 3G yang ada, hasil perhitungan sumber daya hipotesis tim Geo Dipa didapatkan perkiraan sumber daya panas bumi yang bisa dimanfaatkan dari lapangan Wae Sano berkisar 44MW (P50).
Keterjangkauan energi listrik ini, lanjut Riki, tentunya bergantung pada program PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di wilayah NTT dan sekitarnya.
"Namun, berdasarkan informasi yang ada baik dari PLN dan Pemerintah Daerah Manggarai Barat, program penyediaan tenaga listrik ini sangat diharapkan dalam waktu dekat untuk menunjang program wisata premium di Labuan Bajo dan sekitarnya.
Pihaknya berharap, semua pihak benar-benar menyadari betapa pentingnya upaya menghadapi perubahan iklim saat ini.
Pemanasan global, perubahan iklim yang ekstrim, banjir dan kekeringan yang ekstrim serta semakin sulitnya pertanian untuk berproduksi menghasilkan bahan pangan untuk umat manusia tentulah harus menjadi landasan kita berpijak dalam melihat persoalan ini.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia saat ini mencanangkan 3 strategi untuk mengurangi emisi karbon Indonesia yaitu: Pembangunan rendah karbon. Transfer energi dari energi tidak ramah lingkungan yaitu batu bara dan bahan bakar fosil menjadi energi bersih seperti panas bumi, tenaga air, matahari dan angin. Pengelolaan sampah untuk mengurangi karbon.
Proyek eksplorasi panas bumi Wae Sano menurutnya adalah wujud nyata kerja untuk mengurangi emisi karbon Indonesia, dimana energi panas bumi merupakan sumber energi bersih dan rendah karbon serta ramah lingkungan.