Breaking News

Berita NTT

DAI NTT Komit Kawal Kesehatan dan Kesejahteraan Anak di NTT

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Nusa Tenggara Timur berkomitmen mengkawal kesehatan dan kesejahteraan

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/HO-POS-KUPANG.COM
Pamflet acara Podcast Pos Kupang dengan narasumber Ketua IDAI NTT, dr. Woro Inari Padmosiwi, Sp. A dan dipandu oleh host jurnalis Pos Kupang, Eflin Rote. Jumat 28 Januari 2022. 

Hanya orang tua khawatir, terutama yang ribet itu Omanya, dokter ini gimana ASI kok gak keluar, dokter bagaimana kita kasih susu tambahan saja, bagaimana kalau kita kasih Madu.

Prinsipnya adalah ASI, susu tambahan sebenarnya tidak perlu. Tapi itu dari hati, karena ASI itu bisa keluar karena dipengaruhi oleh hormonal, kalau hormonalnya bagus, artinya kita sukacita, kita bahagia dengan bayi kita, kita mau menete bayi kita dengan baik dengan ASI kita hingga enam bulan, itu otomatis akan keluar.

Jadi rahasia agar ASI bisa keluar adalah dengan isapan. Sering diisap, produksi ASI makin bertambah, jadi tidak perlu susu tambahan yang lain.

Jadi kerja sama untuk mengatasi stunting ini harus dari semua sektor, termasuk kerja sama dengan ibunya juga. Karena memberikan asi eksklusif juga bisa mencegah stunting. Kalau dengan ASI yang bagus sebenarnya stunting tidak bisa terjadi pada masa yang akan datang. Dan edukasi harus terus dilakukan. 

Tribuners: Bagaimana dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi anak-anak yang masih terbilang rendah sehingga masih ada saja kasus stunting yang terjadi di NTT?

Ketua IDAI NTT: Itu semua KIE, edukasi kepada masyarakat. Bagaimana tadi yang pertama, pada waktu bayi kecil kan harus ASI.

Enam bulan itu diharapkan ASI eksklusif baru kita kasih MPASI. Kesadarannya ini kan harus diingatkan terus, Bu ini jangan lupa bahwa yang terpenting adalah bayinya.  Kadang-kadang untuk anak yang sudah agak besar, misalnya di keluarga beli daging, pasti berpikir daging buat bapaknya, kuahnya buat anaknya. Kesadaran dari ibu-ibu seperti ini dianggap tidak penting, jadi tetap dan bagaimana kita bikin sadarnya, edukasi lagi, edukasi lagi dan edukasi lagi.

Host: Apakah ada pengalaman dokter di Kota Kupang, yang pernah menangani anak stunting yang seingat dokter itu membekas ?

Ketua IDAI NTT: Jadi banyak bayi prematur itu kan tumbuh kembang agak sulit. Saya senabgt sekali dengan ibu yang konsen sekali dengan bayinya. Dia lahir waktu itu sekilo (1,4) tapi dia mau. Tetap kan dari orang tua, kita sebagai dokter memberi penjelasannya.

Jadi bayi prematur itu kita ada grafiknya, naik atau turun, nah itu saya lihat ada dua ibu bagus sekali, nah kita kasih arahan coba tete terus, memang ada yang kita tambahkan seperti suvord untuk mendukung berat bayi.

Memang ada susu khusus yang kalorinya lebih tinggi sehingga mencukupi kebutuhan bayi sehingga tinggi dan berat badan bayi bisa naik. Sekarang dia lakukan imunisasi booster atau ulanngan itu kondisinya bagus sekali. Tapi semua itu komitmen dan kerja sama dari kita sebagai dokter anak dan orang tuanya.

Host: Komitmen dari IDAI untuk melatih tenaga kesehatan, seperti apa komitmennya?

Ketua IDAI NTT: Jadi itu tadi, semua ini tetap perlu dana. Perlu dana untuk melatih apakah dia Ponet, apakah dia Gadar. Nah itu semua perlu dana, tetapi kita semua sebagai dokter anak berkomitmen, kami siap dengan menyiapkan waktu untuk melatih. Itu memang disela-sela kerjaan kita. Karena memang kita sudah berkomitmen untuk membantu mereka untuk mendapat tambahan ilmu bagiamana upaya masalah bayi dan anak itu bisa teratasi.

Jadi kita ada pelatihan macam-macam ya, Ponek, Ponet, Gadar, dulu itu ada pelatihan Afia untuk bidan, pelatihan BBLM, dan ada juga pendidikan kedokteran kelanjutan untuk semuanya. Kita semua berkomitmen untuk membantu, mengajarkan dan melatih mereka.

Host: dalam kaitan penanggulangan covid-19 di NTT, upaya seperti apa dari IDAI NTT:

Ketua IDAI NTT: Sebenarnya covid ini kan udah masalah dunia ya, masalah Indonesia dan NTT. Kami pada kasus covid untuk penderita ibu dan anak, bayi kita tangani dengan bagus. Banyak teman-teman sudah menangani. Kalau saya pribadi sudah berumur diatas 60 diharapkan tidak terlalu banyak berintens dengan pasien covid.

Sehingga dokter yang masih muda mereka yang menangani. Kami memang sudah banyak menangani pasien rujukan covid. Selain itu kita juga mensosialisasikan untuk melakukan vaksin karena memang vaksin baru dari 6-18 tahun, dan dibawa 6 tahun belum. Jadi memang kita gencar, imunisasi, jangan takut.

Sering kali mereka datang ke rumah sakit, ke tempat praktek dan bertanya, dok bolehkah anak saya melakukan vaksin? Mungkin ada ketakutan atau ada penyakit bawaan. Sebenarnya boleh, nggak ada masalah. Seperti epilepsi, atau kencing manis, dia bisa diimunisasi selama semua terkontrol itu boleh.

Host: IDAI membentuk himpunan Talasia di NTT, apa itu dokter?

Ketua IDAI NTT: Jadi kan untuk penyakit talasemi kan, itu penyakit genetik karena air trosit yang mudah pecah dan rusak. Sehingga hampir tiap dua bulan atau tiap dua Minggu sekali harus di transfusi karena HB tadi mungkin 9, 10 turun menjadi 6, itu kan harus dilakukan transfusi berkepanjangan terus menerus.

Dan diberikan obat kelasi untuk mengurangi atau menurunkan kadar besi yang ada pada pasien talasemi akibat transfusi yang berulang. Disini termasuk cukup banyak sehingga kita semua mendukung terbentuknya POTI, jadi itu perhimpunan orang tua penderita talasemia di NTT.

Diharapkan, mungkin bisa lebih mudah ya pasien untuk lebih mudah mendapat transfusi darah, trapelasi, karena memang pada waktu awal-awal itu trapelasi di NTT itu masih susah, tapi sekarang sudah mulai bagus, BPJS menyediakan layanan. Jadi POTI ini sangat penting juga karena kita juga membantu ibu-ibu untuk membesarkan hati.

Jadi rencananya mereka akan audiens kepada bapak gubernur dan ibu gubernur padq Februari ini. Dengan harapan pemerintah bisa memperhatikan mereka. Kami hanya mendampingi mereka dan mendukung untuk supaya anak-anak bisa berbesar hati.

Untuk mencegah stunting, dibutuhkan peran serta dari kita semua. Pemerintah juga, untuk membeli makanan anak-anak itu orang tuanya harus membeli, bisa nggak orang tuanya membeli?, Kalau punya uang ada nggak barang yang bisa dibeli, semuanya satu kesatuan yang harus terpenuhi semua sehingga bayi-bayi atau anak-anak tidak terjadi stunting.

Host: harapan dokter selaku ketua IDAI NTT untuk kesejahteraan anak di NTT?

Ketua IDAI NTT: Kami sebagai dokter anak tentu mengharapkan semua bayi dan anak-anak kita dari kandungan ibunya sampai 18 tahun, bayi dan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal sehingga akan menjadi sumber daya yang handal pada saat yang akan datang. Sebagai dokter anak, itu hanya sebagai alat untuk membantu mereka. (*)

Berita NTT lainnya:

Pamflet acara Podcast Pos Kupang dengan narasumber Ketua IDAI NTT, dr. Woro Inari Padmosiwi, Sp. A dan dipandu oleh host jurnalis Pos Kupang, Eflin Rote. Jumat 28 Januari 2022.
Pamflet acara Podcast Pos Kupang dengan narasumber Ketua IDAI NTT, dr. Woro Inari Padmosiwi, Sp. A dan dipandu oleh host jurnalis Pos Kupang, Eflin Rote. Jumat 28 Januari 2022. (POS-KUPANG.COM/HO-POS-KUPANG.COM)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved