Breaking News

Berita NTT

DAI NTT Komit Kawal Kesehatan dan Kesejahteraan Anak di NTT

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Nusa Tenggara Timur berkomitmen mengkawal kesehatan dan kesejahteraan

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/HO-POS-KUPANG.COM
Pamflet acara Podcast Pos Kupang dengan narasumber Ketua IDAI NTT, dr. Woro Inari Padmosiwi, Sp. A dan dipandu oleh host jurnalis Pos Kupang, Eflin Rote. Jumat 28 Januari 2022. 

Ketua IDAI; Jadi untuk stunting memang tidak bisa hanya kita sendiri atau dari IDAI sendiri, tentu harus ada kerja sama segala sektor. Kita kan 1000 hari itu kehidupan itu yang bisa kita kawal.

Tentu kita dengan cara mempromosikan supaya mereka lahir di fasilitas yang memadai dan kontrol di tempat yang benar seperti puskesmas dan kita harus pantau tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.

Kita mengharapkan sih sebagai dokter anak bisa membantu dengan cara kita melatih karena kita semua ada 48 dokter anak di NTT, kita tidak bisa pegang semua di daerah. Bagaimana kita berkomitmen untuk melatih mereka untuk bagaimana memantau, ini loh ukur tinggi badan yang benar, berat badan yang benar supaya kita ketahuan dari awal, jangan sampai ketahuan stunting baru ditangani. Gizi buruk menuju stunting kita tangani supaya tidak terjadi stunting.

Untuk penurunan stunting di NTT, kita perlu bekerja sama melakukan penelitian dengan berbagai pihak mulai dari luar negeri, seperti tim peneliti dari IDAI Jawa Timur, tim peneliti dari University of Kiel, dan Postdam University dari Jerman.

Saat ini kita masih terlibat langsung bersmaa Pokja stunting provinsi Nusa Tenggara Timur dan masih berjuang dalam menurunkan angka stunting, seperti yang kita ketahui tahun 2018 NTT masih menduduki peringkat tertinggi angka stunting nasional.

Meski pun saat ini pemerintah daerah provinsi Nusa Tenggara Timur dinilai berhasil membukukan penurunan angka stunting yang signifikan dari 35,4 persen pada tahun 2018 menjadi 28,2 persen di 2020. Kita masih berjuang keras membantu pemerintah agar stunting makin turun lagi.

Host: Di NTT masih tinggi angka stunting, apa penyebabnya stunting itu dokter?

Ketua IDAI: Kalau dari yang saya roadmap di NTT, jadi dari  faktor bayi itu bisa saja dari faktor berat badan bayi rendah (BBBR) yang selanjutnya bisa jadi stunting kalau tidak ditangani dengan bagus dan tidak dikasih nutrisi yang bagus.

Kemudian ada juga penyakit genetik atau bawaan dan selain itu mungkin juga HIV. Bayi-bayi HIV itu biasanya ditularkan dari ibu, selain itu juga masalah menyusu pada waktu masih bayi.

Jadi kita harus ajarkan cara menete yang bagus, artinya posisinya bagaimana, perekatan yang bagus nah tentunya tenaga yang didaerah Bidan misalnya harus tauh bagaimana kita KIE atau memberikan penyuluhan.

Mungkin kita pakai boneka, contohnya gini loh, menyusui yang bagus, perekatannya bagaimana, mulutnya bayi itu harus nempel dengan bagus di putingnya ibu, kemudian dagunya harus nempel di payudara ibu, bagian mulut bayi harus terbuka dan sehingga airola itu masuk ke dalam mulutnya bayi sehingga bayi menghisapnya dengan bagus.

Selain itu, posisi bayi harus bagus. Perutnya bayi harus nempel di perutnya ibu dan garis lurus dari telinga sampai kaki itu garis lurus. Itu memang perlu diajarkan, kadang-kadang ibu-ibu tidak tauh walaupun anaknya sudah dua atau tiga. Nah itu tugasnya kita, tenaga kesehatan baik bidan yang mungkin pertama menemukan bayinya atau dokter anak atau dokter umum dan perawat.

Host: Bagaimana dengan ibu yang setelah melahirkan, air susunya tidak keluar. Itu kan pasti berdampak ke anaknya, bayinya. Penyebabnya kenapa sampai air susu tidak keluar dokter?

Ketua IDAI NTT: Sebenarnya semua ibu yang mengandung dan melahirkan itu sudah diberikan anugerah ya, air susu ibu. Yang disebut gak keluar, mungkin memang baru sedikit.

Diawal 1-3 hari itu, kolostrum itu jumlahnya tidak banyak dan itu sebenarnya cukup buat bayinya karena lambung bayi di hari 1-3 itu hanya sebesar kelereng. Nanti setelah hari 3-10 itu baru membesar, jadi sebenarnya dengan ASI yang sedikit kolostrum tersebut itu cukup untuk bayinya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved