Berita Nagekeo
Satu Pasien DBD di Nagekeo Meninggal Dunia, Masyarakat Dihimbau Waspada
tingginya angka kasus DBD di Kabupaten Nagekeo, masyarakat diwajibkan untuk lebih waspada dan menerapkan Pembasmian Sarang Nyamuk
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, MBAY - Masyarakat Kabupaten Nagekeo dihimbau agar waspada terhadap virus Demam Berdarah Dangue (DBD). Pasalnya, pada tahun 2022 ini satu pasien DBD meninggal dunia.
Hal itu disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Nagekeo drg Emerentiana Wahyuningsih, Kamis 20 Januari 2022.
drg. Emerentiana mengatakan bahwa, berdasarkan data, tercatat kasus DBD di Kabupaten Nagekeo sudah mencapai 25 orang, dengan rincian 6 orang suspec, 19 orang dinyatakan DBD, dan 1 orang meninggal dunia.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 di Nagekeo Capai 70,73 Persen
Untuk itu, masyarakat dihimbau supaya senantiasa mewaspadai potensi penyebaran virus DBD di lingkungannya masing-masing.
Menurut drg. Emerentiana, tingginya curah hujan di beberapa wilayah dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, membuat nyamuk berjenis aides aegepty bebas berkembang biak.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan beberapa langkah pencegahan dengan menerapkan pola empat m plus yakni menguras, menutup, mengubur, plus memantau," ungkapnya.
Baca juga: Polres Nagekeo Jalin Kerja Sama dengan Semua unsur Dukung Percepatan Vaksinasi
drg. Emerentiana mengatakan, dengan tingginya angka kasus DBD di Kabupaten Nagekeo, masyarakat diwajibkan untuk lebih waspada dan menerapkan Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN).
Ia menambahkan, pola empat m plus yang dimaksud tersebut ialah menguras wadah air seperti bak mandi, gentong air, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas setiap minggu agar telur dan jentik nyamuk tidak berkembang biak dan menutup rapat semua wadah/penampung air agar nyamuk tidak masuk dan bertelur.
Selain itu, masyarakat diminta mengubur semua barang bekas yang dapat menampung air hujan
seperti ban bekas, kaleng bekas, panci/baskom bekas, tempurung dan memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Baca juga: Kejar Ketertinggalan Capaian Vaksinasi, Polres Nagekeo Gelar Vaksinasi di Kecamatan Aesesa
"Kami juga meminta supaya jangan menggantung atau menumpuk pakaian, selalu menggunakan obat nyamuk di rumah, menggunakan kelambu, menanam bunga lavender dan daun sereh di sekitar pekarangan rumah hingga membubuhkan abate di bak penampungan air," jelasnya.
drg. Emerentiana menjelaskan, apabila masyarakat menaati pola hidup 4 m plus dan aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk, maka potensi penyebaran DBD dapat ditekan.
Dalam memberantas penyebaran DBD, terang Emerentiana, pihaknya akan melakukan fogging di wilayah yang ditemukannya warga terjangkit DBD.
Baca juga: 11 Tahun Bertugas di Puskesmas Kaburea, Seorang ASN di Nagekeo Meninggal Dunia
"Apabila ada warga yang mengalami gejala DBD seperti mual, muntah, dan demam tinggi selama dua hari, ruam, serta nyeri otot dan sendi agar segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," pungkasnya. (*)