Breaking News

Ini 5 Tips Jaga Kesehatan Mental Remaja Selama Pandemi Covid-19

Remaja yang biasanya memiliki banyak aktivitas harus menjalani hidupnya dengan kegiatan yang sangat terbatas.

Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
covid19.go.id
jaga kesehatan mental remaja selama pandemi 

Kamu juga bisa melakukan hal-hal produktif lainnya untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun mental. “Kalau sudah bicara tentang perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya.” Ucap Dr. Lisa.

5. Rasakan perasaanmu

Baca juga: Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Menurut Dr. Lisa cara terbaik untuk mengatasi rasa kekecewaan adalah dengan membiarkan dirimu merasakan kekecewaan ini.

“Kalau soal mengalami perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya. Lanjutkan hidupmu dan jika merasa sedih, selami perasaanmu. Jika kamu bisa membiarkan dirimu merasa sedih, akan lebih cepat pula kamu merasa lebih baik,” ungkapnya.

Tentu perasaan kecewa tidak dapat dipungkiri manakala kita kehilangan kesempatan untuk mengikuti acara-acara dengan teman, kegiatan untuk menyalurkan hobi, atau pertandingan olahraga, tapi ini bisa diatasi.

Beberapa anak akan menyalurkan perasaan mereka dengan membuat karya seni, sementara beberapa lainnya memilih berbicara dengan teman-teman mereka dan menggunakan kesedihan yang dirasakan bersama sebagai cara untuk merasa terhubung di tengah situasi ketika mereka tidak bisa bertemu secara fisik.

Baca juga: PTM Tahap Kedua, SDI Liliba Kupang Perketat Protokol Kesehatan, Siswa Wajib Ikut

“Setiap orang punya cara berbeda untuk mengolah perasaan. Bagaimanapun caranya yang penting adalah kamu melakukan hal yang terasa benar bagimu,” demikian ucap Dr. Lisa.

6. Berbuat baik

Tidak dapat dipungkiri akibat virus Corona, beberapa remaja mengalami aksi bullying. Cara terbaik untuk mengatasi hal ini menurut Dr. Lisa adalah dengan jadi pembela untuk setiap jenis bullying.

“Anak-anak dan remaja yang menjadi target bullying tidak seharusnya diminta untuk melawan para pelaku bullying secara langsung. Justru, kita yang mesti mendorong mereka untuk mencari pertolongan dan dukungan dari teman atau orang dewasa,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan jika menyaksikan ada teman yang di-bully, maka dekati mereka dan tawarkan dukungan.

“Karena tidak melakukan apapun bisa membuat temanmu merasa bahwa tidak ada yang peduli padanya. Ingatlah saat yang paling penting bagi kita untuk untuk lebih bijaksana dalam memutuskan apa yang akan kita bagikan atau katakana kepada orang lain,” pungkas Dr. Lisa.

Berita lain terkait covid-19

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved