KKB Papua
Tokoh Pemuda Papua Ini Berani Sebutkan Papua Merdeka Ideologi Menyesatkan, Begini Ciri Pengikutnya
Di tengah suasana Papua yang amat mencekam, sosok yang satu ini berani tampil dan melakukan perlawanan terhadap KKB Papua.
Tak sampai di situ, kelompok separatis yang dipimpin Lamek Taplo ini kembali menuju barak medis lainnya dan melakukan pengrusakan dan pembakaran.
Di dalam barak tersebut terdapat 6 tenaga medis termasuk dirinya dan almarhumah Suster Gabriella Meilan.
Melihat kondisi yang sangat mengancam nyawa, ia meminta tiga suster bersama dirinya untuk keluar.
“Mereka karena perempuan dan terlalu takut sehingga memilih tetap di dalam barak. Makin lama asap makin tebal, saya memilih untuk berlindung bersama suster yang ada di dalam kamar mandi,” ungkapnya.
Tak tahan dengan kondisi nyala api yang semakin besar, ia bersama korban lainnya memberanikan diri untuk keluar dari barak tersebut.
Namun, saat menyelamatkan diri ke depan barak, KKB dengan brutal ingin menyerang dirinya.
Ia selanjutnya berbalik arah dan mencoba lari ke arah jurang di belakang barak.
“Di situ juga ada KKB dengan senjata, kami lalu selamatkan diri ke rumah warga. Mereka juga ada di situ, kami sembunyi di WC rumah warga tapi mereka bakar juga, mereka makin brutal dan kemudian membakar pasar, rumah distrik dan fasilitas lain. Kami keluar dari kamar mandi warga dan selamatkan diri ke arah jurang dan tanpa pikir panjang kami lompat ke jurang,” jelasnya lagi.
Mantri Ola pun tak mengira, saat tiba di jurang KKB masih melakukan pengejaran terhadap ia dan kedua rekannya.
Beruntung, ia tersangkut di akar pohon dan bersembunyi. Sementara suster Gabriella, suster Kristina Sampe dan Suster Katriyanti Tandila yang sempat tersangkut malah ditangkap KKB.
“Mereka memperlakukan ketiga suster secara sesuka hati,” ucapnya sambil menahan air mata.
Ketiga korban pingsan dan kemudian dibuang ke jurang kembali. Tak sampai di situ saja, kelompok tersebut mengikat para korban dan kembali menganiaya dan membunuh suster Gabriela Meilan.
Saat kejadian itu, tenaga medis lainnya yang tadinya berada di barak dokter juga berusaha menyelamatkan diri ke Pos TNI Kiwirok.
“Paman Geral Sukoi yang lari bersama dokter sampai saat ini belum ditemukan,” singkatnya.
Setelah situasi dilihatnya mulai aman, ia kemudian memilih untuk keluar dari tempat persembunyiannya dan mengamankan diri ke pos Kiwirok bersama tenaga medis lainnya yang selamat. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul sebagai berikut: 11 Ciri-ciri Ideologi Papua Merdeka Menurut Ali Kabiay