Berita Pemprov NTT

Pengguna Kontainer ATM di Kota Kupang Minta Bank NTT Perluas Lokasi

Untuk posisi 2020 Minimal 2 triliun, kami optimis bisa mencapainya. Karena sampai hari ini tercatat sudah 40 miliar

Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/ IRFAN HOI
Pengguna usai menggunakan kontainer ATM milik bank NTT di KCU, kelurahan Oetete Kota Kupang.  

Dia memaparkan, desain ATM kontainer milik bank NTT ini juga sebagai upaya mendukung program smart city yang digagas Pemkot Kupang.

ATM kontainer bisa digunakan sebagai aktifitas ekonomi berupa cafe yang dikelola oleh karang taruna setempat.

Namun demikian, dia meminta pengelolaan ini bisa dilakukan jika PPKM di Kota Kupang telah berakhir. Bank NTT, menurutnya akan memfasilitasi kemauan dan talenta yang dimiliki dalam pengelolaan kontainer ATM.

Selain itu, Alex mengaku, bagi warga yang membutuhkan administrasi kependudukan, bank NTT bisa membantu proses pelayanannya.

Baca juga: Pemprov NTT Cairkan Dana PON. Wagub NTT Jadi Chief de Mission

"Misalnya surat izin dari kelurahan, keterangan kematian dan lainnya, bisa kami kolaborasi dan sinergi agar smart city juga bisa berjalan di kontainer ATM," katanya.

Bank NTT, kata Alex, berencana menggelar festival PAD tahun depan antar kabupaten/kota di NTT, dan juga bagi antar kelurahan dan desa. Alex menyebut bank NTT telah mencoba rencana ini di desa binaan dan menghasilkan potensi yang bisa dikembangkan.

Ia juga meminta pengawasan dari bank Indonesia (BI) agar sistem pengawasan keuangan di desa bisa berjalan baik. Ajakan itu juga ditujukan bagi OJK dan mitra lainnya yang bisa bekerjasama.

Sementara itu, untuk digital branch, Alex mengklaim dapat memberi kemudahan dan percepatan pelayanan bagi nasabah saat membuka rekening dengan durasi paling lama dua menit. Layanan ini menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) dari nasabah.

"Pak wali dan pak bupati, kalau layanan administrasi kependudukan lain bisa kita desain seperti ini, maka mesin ini akan mempermudah layanannya. Parameternya juga disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku," jelasnya.

Baca juga: Harga Tes PCR Rp 550 Ribu, Pemprov NTT Belum Sikapi Perintah Jokowi

Alex juga membeberkan, implementasi QRIS yang dilakukan bank NTT bersama BI dan lembaga keuangan lain, ditemukan masalah paling banyak yakni masalah lembaga masalah perkawinan. Ia mengatakan temuan ini terjadi di pasar inpers dan Oeba.

"Banyak warga yang hidup bersama tetapi kelembagaan perkawinan belum selesai. Masih ada KTP yang zaman dulu mereka pegang," katanya.

Masalah ini, menurutnya perlu dipikirkan solusi bersama sehingga masyarakat yang membutuhkan percepatan akses bisa dibantu. Akibat masalah ini berlanjut hingga ke proses vaksinasi dan menyebabkan ada masyarakat yang tidak bisa terlayani.

Dia mengkonfirmasi bahwa layanan teller di bank NTT akan berkurang seiring penerapan mesin branch digital. Ada pelayanan STS, pinjaman, TOB. OJK juga mendorong agar adanya pengembangan digitalisasi pada beberapa layanan.

"Kita juga sedang koordinasi dengan Peruri sehingga dengan biaya materai dan digital signature bisa segera pakai dalam pelayanan," tandasnya.

Baca juga: Pemprov NTT Perbaruai Aturan PPKM Level 4,Ini Syarat Untuk Perjalanan dalam Wilayah NTT dan Luar NTT

Alex menyampaikan adanya temuan juga saat melakukan penerapan digital di layanan ini. KTP warga yang discan saat proses menemukan adanya data ganda. Sehingga, pihaknya pun menyarakan agar masyarakat bisa memperbaharui KTP ke dinas Dukcapil setempat.

Diketahui, acara launching ini dilakukan wali kota Kupang, Jefri Riwu Kore didampingi bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday, Kepala BI Kpw NTT I Nyoman Ariawan Atmaja, kepala OJK NTT Robert Sianipar.

Wali Kota Jefri sempat mencoba ATM kontainer dan mengikuti demonstrasi penggunaan smart branch.  (*)

Berita Pemprov Kupang Terkini

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved