KKB Papua

Prof Imron Cotan Sebut KKB Papua Tak Bisa Cabut Resoslusi PBB: Ingat, Papua Itu Harga Mati NKRI

Meski selama ini Papua terus bergolak, perang dengan TNI terus terjadi, serangan ke masyarakat terus dilakukan tapi itu bukan perang yang sesungguhnya

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Suasana evakuasi 3 orang prajurit TNI dari dalam Posramil Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Jumat 3 September 2021 pagi. 

Sedangkan dalam menangani low intensity conflict di Papua, sesungguhnya ada tiga hal yang harus diperhatikan.

Pertama, melalui militer, kedua, bisa juga dengan cara negoisasi atau ketiga, dengan cara kombinasi keduanya.

"Perlu ditegaskan, bahwa Papua itu bukan integrasi ke Indonesia. Tapi, Papua itu kembali ke ibu Pertiwi.”

“Karena dulu Belanda tidak bisa mempertahankan secara militer sebagai koloni.”

“Di Belanda tidak ada dokumen yang menyatakan Papua pernah merdeka," tuturnya, Selasa 14 September 2021.

Ia mengatakan, berdasarkan penelitian UGM bahwa KKB telah melakukan banyak kekerasan di Papua.

Sejak April 2021, KKB Papua tercatat melakukan pelanggaran HAM sebanyak 188 kasus, polri 19 dan TNI 13.

Bahkan, saat ini kasus yang dilakukan KKB bertambah, seperti menembaki TNI, Polri atau warga sipil.

"Kita harus objektif dalam melihat Papua dan tidak bisa bias. Kita harus akui kesalahan-kesalahan dari KKB, TNI maupun Polri yang lakukan. Perlunya rekonsiliasi dan kebenaran ada dalam UU.”

“Atau dengan cara lain untuk menuju jalan damai yang harus kita pikir bersama. Percayalah semua pemberontakan di Indonesia tidak direstui oleh Tuhan.”

Baca juga: Sergap 2 KKB Papua, Prajurit TNI Dapat Penghargaan & Tali Asih dari Mayjen Ignatius Yogo

Pemberontakan kiri, Islam tertumpas, PRRI Permesta tertumpas.

"Maka saya katakan sebagai orang moderat, Nusantara, pulau interaksi yang berabad-abad sudah terbentuk Indonesia. Dialog adalah salah satu pendekatan sebagai solusi jalan menuju damai,"paparnya.

John Al. Norotow merupakan mantan anggota OPM dan sekarang telah menyadari kekeliruannya dan menyatakan kesetiaannya kepada NKRI.

Menurutnya, apa yang dilakukannya dulu dengan para KKB sangat jauh berbeda.

Papua bagian dari Indonesia sudah final karena diakui oleh PBB. Bahkan pihak-pihak yang mau memerdekakan Papua, tidak mampu mencabut resolusi atau keputusan PBB ini.

"Tidak punya dan tidak mampu mencabut resolusi itu, karena dipilih dari suara (negara berdaulat) di PBB," tuturnya.

Berita Lain Terkait KKB Papua

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Tokoh Pemerhati Papua Sebut Tumpas Gerakan Sparatis, Papua Itu Damai Tidak Ada Perang

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved