Berita TTS
Anak-Anak di TTS Belajar Menulis Bahan Bacaan Untuk Anak
Kantor Bahasa Provinsi NTT menggelar kegiatan bengkel penulisan produk terjemahan dengan menggandeng Komunitas Lakoat Kujawas
Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota
POS-KUPANG.COM, SOE - Kantor Bahasa Provinsi NTT menggelar kegiatan bengkel penulisan produk terjemahan dengan menggandeng Komunitas Lakoat Kujawas dan forum taman baca masyarakat ( FTBM) Kabupaten TTS, Sabtu 4 September 2021 di aula Hotel Timor Megah.
Sebanyak 13 anak yang tergabung dalam komunitas Lakoat Kujawas menjadi peserta dari kegiatan yang akan diselenggarakan hingga 7 September mendatang tersebut.
Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk melatih anak-anak menulis bahan bacaan anak dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Selanjutnya, karya anak-anak tersebut akan dibukukan oleh Kantor Bahasa Propinsi NTT.
Baca juga: Kantor Bahasa NTT Gelar Sosialisasi Empat Hari di Polres TTS, Jarimu Harimaumu
Buku yang telah dicetak dan diperbanyak nantinya, selanjutnya dibagikan ke sekolah-sekolah maupun taman baca guna menjadi bahan bacaan anak-anak di kabupaten TTS.
"Perlu kita sadari selama ini bahan bacaan anak yang ada ditulis oleh orang dewasa dan menggunakan prespektif orang dewasa. Hal inilah mungkin yang menyebabkan animo anak-anak untuk membaca menjadi kurang. Oleh sebab itu, kita ingin melahirkan bahan bacaan yang benar-benar ditulis oleh anak-anak dengan menggunakan prespektif anak-anak. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan animo anak-anak untuk membaca," ungkap Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Syaiful Bahri Lubis, S.S., M.A.
Kenapa menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah lanjut Syaiful, dari hasil studi diketahui anak-anak di daerah akan lebih mudah memahami jika bahan bacaan menggunakan bahasa daerah jika dibandingkan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Diharapkan dengan menggunakan bahasa daerah nantinya bisa meningkatkan minat baca anak-anak.
Baca juga: Kantor Bahasa di NTT Berupaya Menekan Kasus Kebahasaan
"Dari hasil studi diketahui anak-anak di daerah akan lebih mudah memahami sesuatu yang disampaikan jika menggunakan bahasa daerah. Oleh sebab itu, kita coba melahirkan bahan bacaan menggunakan bahasa Indonesia dan daerah," ujarnya.
Ketua FTBM Kabupaten TTS, Lenzo Asbanu mendukung pelaksanaan kegiatan bengkel penulisan produk terjemahan.
Pasalnya saat ini bahan bacaan anak yang menggunakan bahasa daerah sangat minim. Oleh sebab itu, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan nantinya bisa melahirkan bahan bacaan anak dengan menggunakan bahasa daerah sehingga lebih mudah dimengerti oleh anak-anak yang ada di desa.
"Kegiatan ini sangat bagus. Selain untuk melestarikan bahasa daerah, kegiatan ini juga akan melahirkan bahan bacaan untuk anak-anak," sebutnya. (*)