Berita Nasional
Ima Mahdiah, Bekas Anak Buah Ahok Kini Inisiator Hak Interpelasi untuk Panggil Anies Baswedan
Ima Mahdiah adalah anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta yang juga mantan anak buah Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kini ia memanggil Anies.
POS-KUPANG.COM - Politisi PDIP Ima Mahdiah menjadi inisiator Hak Interpelasi Formula E dan memanggil secara resmi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ima Mahdiah selama ini dikenal sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta dan mantan anak buah Gubernur DKI Jakarta ke-15 Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dengan demikian, Fraksi PDI Perjuangan secara resmi akan memanggil Anies Baswedan melalui Hak interpelasi dewan.
Ima Mahdiah memanggil mantan rektornya di Universitas Paramadina itu, karena ingin menggali keterangan Anies tentang rencana turnamen Formula E yang menuai polemik karena digelar dalam kondisi pandemi Covid-19.
Baca juga: Jawaban Anies Baswedan Mengenai Rencana Maju Calon Presiden RI 2024 : Memang Saya Ada Rencana
“Di sini kami ingin bahwa uang yang untuk diselenggarakan Formula E bisa ditarik kembali untuk masyarakat banyak,” kata Ima saat dihubungi pada Rabu (18/8/2021).
Ima yakin dengan keputusannya itu, meski Anies merupakan sosok mantan rektornya di Universitas Paramadina karena demi kepentingan rakyat.
Keduanya pernah menjadi civitas akademika di sana.
Ima mulai mengenyam pendidikan dengan jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Paramadina tahun 2010.
Sedangkan Anies mengemban amanah sebagai rektor Universitas Paramadina periode 2007-2015.
Hingga Rabu (18/8/2021) pukul 14.15, Ima mencatat sudah ada tujuh anggota Fraksi PDI Perjuangan dari total kursi 25 orang yang meneken tanda tangan untuk memanggil Anies.
Baca juga: Siapa Pengganti Jokowi? Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo dan Anies Baswedan di Survei Capres 2024
Ima bersama empat anggota Fraksi PDI Perjuangan yang lain, bahkan menggalang dukungan suara kepada fraksi-fraksi lain di DPRD DKI Jakarta.
“Saya sudah sampaikan ke Fraksi Golkar, dan teman-teman lain ada yang menyampaikan ke Gerindra, Demokrat dan lain-lain. Intinya mereka membahas secara internal terkait rencana interpelasi,” ujar Ima.
Ima mengatakan, hak interpelasi merupakan hak personal anggota dewan yang dipakai untuk meminta klarifikasi dari Gubernur DKI Jakarta atas kebijakannya.
Kata Ima, rencana surat pengajuan hak interpelasi itu sudah disampaikan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Prasetyo Edi Marsudi.
Baca juga: Gara-Gara Masker. Anies Baswedan Dapat Peringatan dari BPK, Diminta Jangan Boros, Cermat Kelola Dana
“Pak Ketua DPRD prinsipnya menerima apa yang menjadi usulan kami. Tapi secara teknis, Fraksi PDI Perjuangan mendukung penuh, cuma bagaimana saya dan teman-teman ini mengajak fraksi lain untuk ikut serta di depan,” jelas Ima.
Menurut Ima, ada beberapa pertimbangan pihaknya mendesak pemerintah daerah untuk membatalkan turnamen Formula E tersebut.
Selain karena masih pandemi Covid-19, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta juga menemukan adanya potensi kerugian penyelenggaraan Formula E sebesar Rp 106.000.000.000.
Kemudian dalam studi kelayakan yang diterbitkan, Pemprov DKI Jakarta tidak memasukkan komponen nilai biaya komitmen atau commitment fee sebagai biaya balapan.
Baca juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Ingatkan Faskes Soal Ini, Belum Masuk Fase Aman?
“Dalam situasi pandemi Covid-19 ini hendaknya Pemerintah DKI Jakarta lebih fokus dan berkomitmen untuk melakukan penanggulangan dampak pandemi Covid-19, bukan malah memaksakan penyelenggaraan Formula E,” katanya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta melalui PT Jakpro dan Dinas Pemuda dan Olahraga DKI telah melakukan pembayaran biaya penyelenggaraan Formula E kepada FEO senilai 53 juta pound sterling atau setara Rp 983.310.000.000.
Rinciannya, sebesar 20 juta pound sterling atau setara Rp 360.000.000.000 dibayar tahun 2019 dan 11 juta pound sterling atau Rp 200.310.000.000 dibayar tahun 2020.
Duit sebanyak itu dibayar Dispora kepada FEO, sedangkan bank garansi 22 juta pound sterling atau Rp 423.000.000.000 dibayar PT Jakpro.
Baca juga: Anies Baswedan Dibikin Pusing, Kertas Bekas Hasil Swab Jadi Bungkusan Gorengan, Polisi Angkat Bicara
Ajang balap mobil listrik ini rencananya digelar di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, namun karena adanya pandemi Covid-19 diundur menjadi tahun 2022 mendatang.
Rincian perkiraan biaya penyelenggaraan Formula E melalui penyertaan modal daerah (PMD) PT Jakpro
1. Tahun 2020 sebesar Rp 344.400.000.000
2. Tahun 2021 sebesar Rp 218.000.000.000
3. Tahun 2022 sebesar Rp 221.000.000.000
4. Tahun 2023 sebesar Rp 226.000.000.000
5. Tahun 2024 sebesar Rp 230.000.000.000
* Siapa Ima Mahdiah? Anggota DPRD yang Ikut Bongkar Anggaran Janggal APBD DKI
Sejumlah anggaran dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2020, tengah jadi sorotan.
Baca juga: Tegaskan Soal PPKM Level 4 Anies Baswedan Minta Warga Jakarta Wajib Lakukan 2 Hal Penting Ini, Apa?
Pasalnya, ada sejumlah anggaran yang ditemukan anggota DPRD DKI Jakarta.
Anggaran yang paling menghebohkan adalah rencana pembelian lem aibon senilai Rp 82,8 miliar yang ditemukan anggota DPRD DKI Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana.
Selain William Aditya, anggaran janggal lainnya juga ditemukan anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ima Mahdiah.
Ima menemukan sejumlah anggaran janggal saat melakukan penyisiran anggaran Dinas Pendidikan.
Satu di antaranya anggaran untuk pembelian pasir senilai Rp 52,16 miliar.
Ima bingung lantaran anggaran pasir masuk dalam Biaya Operasional Pendidikan SMP dan SMK.
"Ini pasir di situ tertulisnya untuk alat peraga sekolah. Totalnya Rp 52 miliar buat apa itu?" tanyanya.
"Dia di SMKN (jurusan) bisnis manajemen. Memangnya bisnis manajemen ada pasirnya?" lanjutnya, dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jakarta.
Baca juga: Puput Nastiti Devi Bongkar Cara Manis Ahok Saat Melamar Dirinya, Istri BTP: Saya Kaget
Ima Mahdiah merupakan orang baru di DPRD DKI Jakarta, tapi ia bukan sosok asing.
Ima adalah mantan staf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjajaha Purnama alias Ahok/BTP.
Berikut profil dan rekam jejak Ima Mahdiah, anggota DPRD yang juga eks staf Ahok/BTP:
1. Biodata Ima Mahdiah
Ima Mahdiah lahir di Jakarta, 23 Juni 1991.
Perempuan berusia 27 tahun ini adalah lulusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina.
Saat kuliah, ia pernah diajar oleh Bima Arya yang kini menjadi Wali Kota Bogor.
2. Awal kenal dengan Ahok
Tugas kuliah yang diberikan Bima Arya menjadi titik awal perkenalan Ima pada Ahok/BTP.
Saat duduk di semester pertama, Ima mendapat tugas Politik Indonesia untuk mengikuti keseharian anggota DPR.
Baca juga: Eks Veronica Tan, Ahok BTP Dielu-elukan Jadi Presiden Gantikan Jokowi, Sosok Ini Kangen Aksi Ahok
"Waktu itu, kami disuruh mengikuti keseharian anggota DPR yang masih muda dan benar-benar fight untuk rakyat," kata Ima saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Kamis (2/5/2019).
Singkat cerita, pilihan Ima jatuh pada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat itu duduk sebagai anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar.
Alasannya, Ahok membalas pesannya lebih dulu ketimbang anggota DPR lain.
Setelah mengikuti kegiatan Ahok, Ima yang semula pesimis menjadi kagum pada sosok mantan Bupati Belitung Timur ini.
Ima dan rekannya kelelahan menempel Ahok yang saat itu tak henti-henti menjumpai warga.
3. Jadi staf Ahok
Komunikasi Ima dengan pria kelahiran Belitung itu tak berhenti hanya pada tugas kuliah.
Baca juga: Veronica Tan Mendadak Ungkap Soal Perasaan dan Logika, Mantan Istri Ahok Singgung Stay Strong
Bahkan terus bertahan hingga Ahok maju sebagai calon independen dalam Pilkada DKI 2012.
Ima menjadi satu di antara tim sukses yang gencar mengumpulkan KTP.
Dia pun rutin menerima keluhan warga selama mengampanyekan Ahok.
Meski di tengah jalan akhirnya Ahok maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Joko Widodo, bagi Ima itu tak masalah.
Saat Ahok menjabat sebagai wakil gubernur pada 2012 hingga jadi Gubernur DKI Jakarta dan lengser pada 2017, Ima Mahdiah setia menjadi staf Ahok.
4. Disarankan Ahok
Setelah sekian lama jadi timses, kini gantian Ahok yang jadi timses Ima Mahdiah.
Ahok mendukung penuh langkah Ima untuk maju sebagai caleg DPRD dari PDI Perjuangan.
"Dari Pak Ahok saya belajar kalau saya di dalam (pemerintahan) saya akan bantu banyak orang," kata Ima.
Baca juga: Jawaban Ahok Jadi Pebisnis atau Pejabat Tuai Sorotan, Suami Puput Nastiti Pilih Ini
Ima lantas maju sebagai caleg dari Dapil DKI Jakarta 10 meliputi Kecamatan Grogol Petamburan, Kebon Jeruk, Kembangan, Pal Merah, dan Taman Sari)
Tak tanggung-tanggung, setelah keluar dari penjara, Ahok ikut Ima berkampanye demi mendukung Ima.
Di media sosialnya, Ahok juga mengajak para pendukungnya untuk memilih Ima di Pileg 2019.
Hasilnya, Ima Mahdiah menjadi caleg Dapil Jakarta 10 dengan perolehan suara tertinggi dari PDI Perjuangan.
Ia meraup 30.591 suara sehingga mengantarnya duduk di kursi DPRD DKI Jakarta.
Padahal, Ima bisa dibilang wajah baru dalam kancah politik Ibu Kota.
Baca juga: Veronica Tan Sibuk Potong Daging, Ini Kata Mantan Istri Ahok BTP Tentang Bisnisnya
Kini, Ima duduk sebagai anggota di Komisi E DPRD DKI Jakarta yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat.
5. Temukan Anggaran Janggal
Ima Mahdiah mengaku akan rajin memelototi APBD DKI Jakarta, sama seperti apa yang dilakukan mentornya, Ahok.
Hasilnya, Ima menemukan anggaran janggal lain selain rencana pembelian pasir senilai Rp 52,16 miliar.
Sebut saja seperti pembelian thinner (pengencer cat), helm proyek, hingga penghapus cair atau tipex.
Pengadaan 438.000 thinner sebesar Rp 40,1 miliar; 456.000 helm proyek sebesar Rp 34,27 miliar; dan 97.000 tipex dengan anggaran Rp 31,61 miliar.
Selain itu, ditemukan pula cat minyak berwarna sebesar Rp 19,78 miliar, cat tembok sebesar Rp 18,91 miliar, dan kaca bening Rp 18,53 miliar.
Baca juga: Dulu Ahok Ingin Jadi Konglomerat, Tapi Banting Stir Jadi Pejabat, Ternyata Ini Pertimbangannya, Apa?
"Ada thinner ada helm proyek terus ada penghapus cair. Ini setelah Pak Anies marah-marah, ya jadi bukannya sebelum Pak Anies marah-marah terus kita soroti lagi."
"Ada cat tembok, kaca bening, rotring, penghapus cair atau tipex," ujar Ima saat ditemui di ruangannya, lantai 7, Gedung DPRD DKI, Kamis (7/11/2019).
Ima bingung karena barang seperti cat tembok, thinner, cat minyak tidak dianggarkan dalam anggaran rehab sekolah tetapi dibuat terpisah.
"Terus cat tembok buat apa? Kan sudah ada renovasi sekolah sih aku enggak tahu juga berapa triliun buat renovasi."
"Itu yang nanti mau kita pertanyakan di pembahasan RAPBD mungkin di banggar juga nanti komisi sudah selesai," kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Sukses Jadi Pengusaha, Ahok BTP Tiba-tiba Bagi Tips Usaha Aman di Masa Pandemi Covid19, Apa Saja?
Untuk tipex dan rotring, menurut Ima seharusnya bisa dimasukkan dalam anggaran Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Sehingga siswa bisa memilih ingin membeli pulpen, tipex, atau bisa ditabung.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Mantan Anak Buah Ahok Jadi Inisiator untuk Panggil Anies Lewat Hak Interpelasi Terkait Formula E
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Siapa Ima Mahdiah? Anggota DPRD yang Ikut Bongkar Anggaran Janggal APBD DKI, Ternyata Eks Staf Ahok
Berita Anies Baswedan lainnya