Breaking News

Berita Manggarai

PLN Sudah Bangun PLTS di Tiga Desa di Elar Manggarai Timur

Pandemi Covid-19 ini juga buat gerak kita agak sedikit terhambat, terutama disisi material yang harus dikirim dari jawa

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto PLN Sudah Bangun PLTS di Tiga Desa di Elar Manggarai Timur
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Manager PLN UP2K Flores, Simi Lapebesi.

PLN Sudah Bangun PLTS di Tiga Desa di Elar Manggarai Timur

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, RUTENG--PLN Wilayah NTT melalui PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Flores sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di tiga Desa yaitu Rana Kulan, Legur lai dan Golo Lebo di Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur.

Sedangkan untuk di Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur sedang dibangun jaringan listrik di desa Golo Wuas.

"Untuk di Kecamatan Elar yang kondisinya isolated, sudah kita bangun PLTS di 3 desa yaitu Rana Kulan, Legur Lai dan Desa Golo Lebo. Sedangkan Elar Selatan sedang kita bangun jaringan di Desa Golo Wuas,"ungkap Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Flores, Simi Lapebesi, kepada POS-KUPANG.COM, Minggu 15 Agustus 2021.

Dikatakan Simi, pembangunan PLTS di tiga desa itu dengan Calon pelanggannya sekitar 300 lebih rumah. "Calon pelanggannya 300 an, belum semua pasang, ada yang mash cari uang dan lain-lain"ungkap Simi.

Simi juga mengatakan, dalam kurun waktu 1 tahun sejak Agustus 2020 sampai dengan Agustus 2021, dan dalam masa pembatasan akibat pendemi Covid-19, sebanyak 73 desa di pulau Flores, Adonara dan Lembata berhasil dilistriki PLN. 

Baca juga: Stok Beras di Kabupaten Manggarai Barat Aman

Hingga kini, kata Simi, Rasio Desa Berlistrik di Flores telah mencapai 97,96% atau naik 2,28% dari tahun lalu sebesar 95,68 %.

Begitupun dengan Rasio Elektrifasi (RE)  yang meningkat drastis, dimana saat ini RE di Flores telah mencapai 92,29% atau naik 2,17% dari tahun sebelumnya di angka 90,12%.

Pada tahun inipun terdapat 1 kabupaten dengan peringkat 100% RDB PLN, yaitu Kabupaten Flores Timur. 

Dijelaskan Simi, dari 9 Kabupaten yang terbentang dari Flores, Adonara sampai Lembata, dengan jumlah desa sebanyak 1.619 desa, rata-rata RDB perkabupaten telah diatas 80%.

Bahkan 5 Kabupaten sudah 100% yaitu Kabupaten Ngada, Nagekeo, Sikka, Flotim dan Kabupaten Lembata. 

Baca juga: Tekan Laju Covid-19 di Kabupaten Manggarai Perketat Prokes dan Larang Pesta

Simi juga mengaku, dan RDB terendah berada pada Kabupaten Manggarai Timur dengan jumlah 176 desa dan RDB 89,20%.

Hal ini dikarenakan memiliki tantangan geografis dan infrastruktur jalan yang sangat ekstrim.

Selanjutnya Kabupaten Manggarai Barat dengan jumlah 169 desa, RDB 94,08%,  Kabupaten Manggarai jumlah 171 desa RDB 98,83% dan Kabupaten Ende, jumlah 278 desa, RDB 99,64%. 

Simi juga mengatakan, begitu juga dengan RE di Flores, tertinggi ada pada Kabupaten Lembata dengan 99,99%, Nagekeo 99,78%, Manggarai 99,07.

Lebih lanjut Simi mengatakan, dalam mengisi kemerdekaan RI ke-77 di tahun 2022 nanti, PLN Wilayah NTT melalui PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Flores bertekad untuk mencapai 100% Rasio Desa berlistrik dan 99,99% Rasio Elektrifikasi di Flores, Adonara dan Lembata.

Baca juga: DPRD Soroti Isoman Covid-19 di Kabupaten Manggarai Barat

"Kita masih terus berproses. Pandemi Covid-19 ini juga buat gerak kita agak sedikit terhambat, terutama disisi material yang harus dikirim dari jawa,"ungkap Simi. 

Diberitaka sebelumnya, Warga Desa Benteng Pau, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, merindukan listrik dari PLN.

Kerinduan ini diungkapkan oleh Wilibrodus Mangga (33) bersama sejumlah warga lainya, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 11 Juli 2021 lalu.

Wilibrodus mengatakan, sejauh ini di wilayah mereka sudah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wae Mbora, namun listrik dari PLTMH itu hanya menyalah 6 bulan pada setiap tahun disaat musim hujan.

Dan enam bulan atau pada musim kemarau saat ini listrik tidak menyalah sebab debit air pada musim kemarau menurun.

Baca juga: Dua Pasien Positif COVID-19 di Kabupaten Manggarai Barat Meninggal

"Listrik dari PLTMH ini tergantung debit air, jadi kami setiap tahun hanya menikmati 6 bulan disaat musim hujan kalau musim panas begini debit air sudah menurun kami tidak bisa lagi gunakan listrik ini,"ungkap Wilibrodus diamini warga lainya.

Wilibrodus mengatakan dengan tidak adanya listrik itu mereka sangat gelap gulita pada malam hari. Tidak adanya listrik juga mereka kehilangan usaha untuk menambah ekonomi mereka.

"Kami sangat rindu listrik ini, kami minta pihak terkait baik pemerintah maupun pihak PLN sendiri bangun jaringan listrik,"pinta Wilibrodus diamini warga lainya.

Selain tidak ada listrik, warga Desa Benteng Pau juga kesulitan akan signal telekomsel. Jika ingin berkomunikasi dengan keluarga melalui telepon harus pergi mencari lokasi/daerah yang memiliki signal telekomsel.

"Kami disini terisolir betul, Singal telekomsel juga tidak ada, kalau kami mau dapat signal harus ke Mamba  dengan jarak 2 KM, kalau tidak ke gunung atau ke Benteng Sipi dengan jarak 1 Km atau ke Golo Wuas dengan jarak 3 Km,"tutur Wilibrodus dibenarkan warga lainya. 

Baca juga: Update Covid-19 Kabupaten Manggarai Barat: Lagi, 1 Pasien Positif Covid-19 Meninggal Dunia

Karena itu, kata Wilibrodus, mereka juga sangat merindukan akan hadirnya signal telekomsel sehingga mereka bisa berkomunikasi jarak jauh melalui handphone. (*) 

Berita Manggarai Terkini
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved