Berita Internasional

Taliban Klaim Ingin Penyelesaian Politik di Afghanistan, Rusia Akan Merapat?

Kepemimpinan Taliban telah menegaskan kembali bahwa mereka menginginkan "penyelesaian politik" untuk konflik Afghanistan.

Editor: Agustinus Sape
Karim Jaafar dan Shah Marai/AFP
Kolase gambar yang dibuat pada 7 Juli 2021 menunjukkan (kiri ke kanan) wakil perunding Taliban Abbas Stanikzai selama pembicaraan Dialog Intra-Afghanistan di Qatar pada 7 Juli 2019; dan mantan Wakil Presiden Afghanistan Younus Qanooni dalam sebuah upacara di Kabul, pada tanggal 3 April 2007. 

Sebagai bagian dari ini, Rusia telah berulang kali menyerukan pembicaraan dalam format yang dikontrolnya, termasuk Uni Ekonomi Eurasia yang juga mencakup Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kirgistan, dan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, sebuah blok militer yang melibatkan negara-negara tersebut serta Tajikistan.

Baca juga: Kembalinya Taliban ke Afghanistan Tidak Hanya Memusingkan India, Inilah Alasannya

Terakhir kali Taliban menguasai Afghanistan, dari tahun 1996-2001, mereka memberlakukan interpretasi yang ketat terhadap hukum Islam, yang mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan dan penindasan khusus terhadap perempuan.

Ini menawarkan tempat yang aman bagi teroris, termasuk jaringan al-Qaeda Osama bin Laden yang mendalangi serangan 9/11, yang mengakibatkan invasi oleh pasukan pimpinan AS yang bertahan selama dua dekade.

Dubnov menyarankan bahwa, kali ini, Rusia dapat menawarkan “nasihat” kepada Taliban tentang cara memerintah, meskipun apakah ini akan berhasil tidak jelas. “Orang-orang ini sulit diajar dengan nasihat, mereka lebih memilih uang, dan Rusia tidak siap membantu dengan uang,” katanya.

Rusia juga membuat terobosan dengan Pakistan, pemain regional yang layanan khusus memiliki hubungan dekat dengan Taliban.

Pakistan memiliki “senjata nuklir dan [pengaturan] kerjasama yang erat dengan China, sehingga layak mendapat perhatian lebih besar dari Moskow,” kata Trenin. Tetapi Moskow harus berjalan di atas tali agar tidak membuat marah saingannya India, tambahnya.

Baca juga: Kedutaan Afghanistan Canberra Rilis Video Kekejaman Taliban, Warga Sipil Disiksa dan Dieksekusi Mati

Dan meskipun penarikannya sudah dekat, AS tidak akan sepenuhnya tidak berdaya dalam nasib Afghanistan, kata Harsh Pant, seorang direktur di think-tank Observer Research Foundation New Delhi.

“Setiap negara dalam pertandingan Afghanistan ini [sedang] menunggu apa yang dilakukan AS selanjutnya,” katanya, menambahkan: “Amerika masih memegang banyak kartu.”

Sumber: aljazeera.com/ft.com

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved