Pen di Kaki Korban Banjir Bandang Sudah Sebulan Belum Dilepas, Bernadete Butuh Perhatian Pemerintah

Pen di Kaki Korban Banjir Bandang Sebulan Belum Dilepas, Bernadete Minta Perhatian Pemda Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Pen di Kaki Korban Banjir Bandang Sudah Sebulan Belum Dilepas, Bernadete Butuh Perhatian Pemerintah
Istimewa
Fatima Bita, penyintas asal Desa Tanjung Batu, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata berharap, Pemda Lembata memperhatikan kondisinya karena hingga kini masih bertahan dengan kaki yang masih terpasang pen.

Pen di Kaki Korban Banjir Bandang Sebulan Belum Dilepas, Bernadete Minta Perhatian Pemda Lembata

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM,LEWOLEBA - Fatima Bita, penyintas asal Desa Tanjung Batu, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata berharap, Pemda Lembata memerhatikan kondisinya yang hingga kini masih bertahan dengan kaki yang masih terpasang pen.

Fatima mengalami patah kaki saat bencana banjir bandang pada 4 April lalu. Hingga kini pen Fatima belum dicabut setelah dirinya dirujuk di RSUD Prof W Z Johannes Kupang sejak sebulan lalu.

Setelah pemasangan pen di RSUD Lewoleba Kabupaten Lembata, Fatima harus dirujuk untuk membuka pen tersebut di RSUD Prof Dr W Z Johannes.

Pihak keluarga telah melakukan konsultasi di RSU Prof Dr WZ Johannes, namun hingga saat ini pihak rumah sakit belum memberikan kepastian kapan pen Fatima dilepas.

Baca juga: Di Kabupaten Lembata - NTT, Lurah Lewoleba Tengah Pimpin Razia Masker di Pasar TPI, Begini Suasana

“Harusnya sudah dilepas dua minggu lalu saat mama Fatima masih di Lembata. Pasien ini sampai dengan hari ini dia punya pen itu belum buka, kendalanya ini saya mau kasih tau di situ supaya Pemda Lembata berbuat sesuatu,” kata Achan Matarau, keluarga Fatima kepada wartawan lewat sambungan telpon pada Rabu, 30 Juni 2021.

Achan mengatakan, Fatima bukan pasien umum, melainkan pasien khusus yang mengalami patah kaki akibat bencana banjir bandang. Menurutnya, Fatima harus mendapatkan perhatian khusus dan penuh dari Pemda Lembata mulai dari keberangkatan hingga pen kakinya dicabut.

Pihak keluarga bahkan sudah banyak kali melakukan konsultasi dengan dokter di RSUD Prof Dr W Z Johannes Kupang, namun hingga kini pen tersebut tak kunjung dicabut. 

“Kalau konsultasi terakhir, kemarin sudah lebih dari sepuluh kali sudah terlalu banyak. Terlalu banyak kami jadi stres lalu sekarang dokternya cuti,” ungkap Achan.

Baca juga: Penyidik Polres Lembata Dalami Penyebab Kematian Soman Witak, Simak Penjelasan Kasat Reskrim

Dia berharap Pemerintah Kabupaten Lembata bisa melakukan koordinasi dengan pihak RSUD Prof Dr W Z Johannes Kupang perihal pelepasan pen kaki Fatima. Jika ada koordinasi dari Pemda Lembata bukan tidak mungkin pen kaki Fatima sudah dilepas.

“Pasien ini bukan pasien umum, ini pasien korban bencana. Ini harusnya ditangani pemda sampai selesai, tapi buktinya sejak dirujuk dari Lembata ke Kupang sampai saat ini kami disuruh tiap tiga hari ke rumah sakit konsultasi bawa pasien," ujar Achan.

“Kalau ada koordinasi dari pemda dengan pihak rumah sakit saya rasa mungkin ini sudah dicabut. Apalagi terakhir setelah melalui banyak kali konsultasi, minggu terakhir ini dokter ahli tulang katanya cuti jadi belum bisa ditangani. Kami konsultasi-konsultasi terus lalu kapan ini kami ini mulai satu bulan ini,” ungkap Achan. 

Sejak berada di Kupang, Achan mengatakan, Pemda Lembata tidak memberikan perhatian. Mereka hanya rutin dikirimi sembako dari Lurah Lewoleba Tengah, Fransiska Tuto setiap kali ada jadwal kapal ke Kupang.

Baca juga: Pasca Autopsi, Jenazah Soman Witak Langsung Dimakamkan di Lamagute Lembata

“Sedangkan sekarang begini mama tua di sini tidak ada perhatian sampai hari ini. Pemda harus turun tangan untuk berkoordinasi yang baik dengan pihak rumah sakit sehingga pasien ini bisa ditangani. Setidaknya ada koordinasi supaya kami bisa punya harapan,” imbuhnya. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved