Nelayan di Labuan Kelambu Kabupaten Ngada Mengaku Tidak Mendapat Ikan Kerapu Saat Mancing

Tapi saya tidak ikut budidaya. Hanya ada tiga atau empat orang petugas yang dipercayakan untuk mengelola kerambang

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Kondisi terkini keramba tempat budidaya kerapu di Labuan Kalambu. Gambar diambil, Rabu 23 Juni 2021.  

Nelayan di Labuan Kelambu Kabupaten Ngada Mengaku Tidak Mendapat Ikan Kerapu Saat Mancing

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM, BAJAWA-Nelayan Kampung Matauk, Desa Sambinasi Barat, Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada, Menin kepada Pos Kupang mengatakan bahwa dirinya sudah mengetahui adanya budidaya ikan kerapu di daerahnya.

Dirinya mengetahui informasi tersebut dua tahun lalu tepatnya pada tahun 2019.

Namun selama pelaksanaan budidaya tersebut, ia tidak terlibat mengembangkan budidaya kerapu tersebut.

"Saya tahu terkait informasi budidaya ikan kerapu. Tapi saya tidak ikut budidaya. Hanya ada tiga atau empat orang petugas yang dipercayakan untuk mengelola kerambang," ungkap Menin kepada Pos Kupang saat ditemui di teluk Labuan Kalambu, Rabu 23 Juni 2021.

Baca juga: Panen 794 Ekor Ikan di Wae Kelambu Riung Ngada, Ganef Bantah Program Budidaya Kerapu di NTT Gagal

Sejak dua tahun lalu, kata Menin, dirinya tidak pernah mendapatkan ikan kerapu ada saat memancing. 

Padahal berdasarkan informasi, bahwa sebagian besar bibit ikan kerapu ditebar di laut lepas.

"Saya belum pernah mendapat ikan kerapu di sini. Tidak tau yang lain. Tetapi kalau saya belum pernah dapat ikan kerapu," ungkapnya.

Sementara itu, warga lainnya, Ramuda Raden mengungkapkan bahwa, ikan kerapu tersebut sudah dipanen oleh pihak Dinas Perikanan Provinsi NTT.

Baca juga: Terrnak Sering Berkeliaran di Jalan, Ini Imbauan Lurah Wae Kelambu

Namun dirinya tidak mengetahui ikan tersebut dibawa kemana.

"Kalau panen sejak dua atau tiga Minggu lalu. Yang datang kepala dinas perikanan provinsi dan kepala dinas kabupaten, dan juragan ikan. Hanya kami tidak tau ikan dijual kemana, kemudian hargannya berapa, kami tidak tahu," jelasnya.

Ramuden mengatakan, jika program tersebut bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut, maka pelaksanaan budidaya ikan kerapu tersebut harus melibatkan masyarakat lainnya.

"Tapi ini masyarakat lain tidak pernah terlibat. Yang terlibat hanya satu dua orang saja, kami hanya tau bahwa ada budidaya ikan kerapu tapi tidak tau prosesnya bagaimana," ungkapnya.

Baca juga: Pemkot Kupang Bagi 50 Kelambu Anti Nyamuk Bagi Warga Danau Tangkolo

Meskipun demikian, ungkap Ramuden, dirinya tidak masalah apakah dirinya dilibatkan atau tidak dalam program budidaya kerapu tersebut asalkan pengelolaannya jelas dan terarah. (*)

Berita Kabupaten Ngada Terkini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved