Surat Terbuka Kepada Megawati, Warga Adat Pulau Timor Minta Yeskiel Loudoe Dicopot dari Jabatan
politik suku agama ras antar golongan (SARA) yang dilakukan oleh Kader PDIP di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Hal tersebut untuk memberi efek jera agar setiap kader PDI Perjuangan menjaga sikap dan selalu bertindak sesuai marwah partai bukan sebaiknya menyakiti hati rakyat.
Kedua, selain mencopot dari jabatan sebagai Ketua DPRD Kota Kupang dan Ketua DPC PDIP Kota Kupang, Megawati Soekarnoputri dan jajaranya dari pusat hingga daerah diharapkan mendukung penuh proses hukum terhadap Yeskiel Loudoe di kepolisian.
Saat ini proses hukum Yeskiel Loudoe telah berjalan di Polda NTT setelah dilaporkan oleh elemen masyarakat.
Ketiga, meminta kepada segenap jajaran PDIP untuk melakukan klarifikasi terhadap pernyataan Yeskiel Loudoe yang telah melukai suasana kebatinan pihak yang disebutkan dalam pernyataannya.
Baca juga: Tiga Kader DPD Daftar Ke DPC PDIP Kota Kupang Bakal Calon Walikota Kupang
Karena menurut warga adat, sebagai pejabat publik dan tokoh panutan, Yeskiel Loudoe tidak pantas mempertentangkan suku yang satu dengan yang lainnya di NTT sebagaimana dalam video.
Setiap suku di NTT mempunyai kontribusi terhadap pembangunan di NTT sesuai peran masing masing.
Keempat, meminta Megawati Soekarnoputri menindaklanjuti penyampaian hak tersebut agar tidak terjadi proses pembiaran yang dapat menyebabkan kasus tersebut menggelinding bebas bagai bara api yang berbahaya sehingga muncul penafsiran sendiri masyarakat dan berpotensi konflik.
"Kota Kupang sepertinya tak bertuan. Ibarat kapal tanpa nahkoda. Sejak kasus bergulir ke publik, penentu kebijakan masih bungkam," tegas Ludoni.
Baca juga: Ketua DPRD Kupang Pertanyakan Alasan PT GIN Beraktifitas
Penentuan kebijakan, kata dia, tidak melokalisir kasus dengan pernyataan atau imbauan yang menyejukkan untuk menenangkan rakyat serta menyelesaikannya pada kesempatan pertama.
"Kelima, sebagai masyarakat awam dan budaya yang bersimpati pada perjuangan PDI Perjuangan, kami turut prihatin jika kemudian hari perjuangan partai wong cilik mulai ditinggalkan rakyat NTT karena ulah satu oknum saja," Kata Ludoni.
Warga Adat, kata Ludoni, berharap Megawati Soekarnoputri menanggapi dan mengambil sikap tegas terhadap Yeskiel Loudoe. "Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga," pungkas dia.
Ramai-ramai kecam Yeskiel
Sebelumnya, pernyataan Ketua DPRD NTT Yeskiel Loudoe yang provokatif dan bernuansa SARA mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Berbagai kelompok masyarakat menyampaikan sikap atas pernyataan yang berpotensi memicu konflik sosial masyarakat itu, baik internal DPRD kota Kupang maupun eksternal.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kupang Mengaku Berhutang tapi Bantah Punya Hubungan Khsusus
Anggota DPRD Kota Kupang dari Fraksi Nasdem, PKB, Golkar, Nasdem, PAN, Perindo dan Hanura menegaskan pertanyaan itu tidak mewakili lembaga.