Ketua Fraksi AIR DPRD Kabupaten Mabar Minta KP3 Lakukan Audit Distributor Pupuk
Ketua Fraksi AIR DPRD Kabupaten Mabar Minta KP3 Lakukan Audit Distributor Pupuk
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Diberitakan sebelumnya, sejumlah petani sawah di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), terancam gagal panen, Selasa 15 Juni 2021.
Pasalnya, para petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi untuk kebutuhan pertanian.
"Lahan pertanian sawah milik saya kurang lebih 1 hektare terancam gagal panen, kami sulit dapatkan pupuk bersubsidi baik urea dan NPK," kata petani asal Desa Nggorang, Mikael Gadut (48) saat ditemui di Kantor DPRD Kabupaten Mabar.
Mikael yang tergabung dalam kelompok tani Watu Nggolek ini menuturkan, pekan lalu ia hanya mendapatkan belasan kilogram pupuk dari distributor pupuk bersubsidi di Labuan Bajo.
Padahal, lanjut Mikael, ia membutuhkan sedikitnya 8 karung pupuk urea dan NPK.
"Dulu saya beli pupuk urea dengan harga Rp 112.000 per karung dan NPK Rp 115 ribu, ukurannya 30 kg sampai 40 kg, saat ini tidak dapat," katanya saat berkunjung ke ruang Fraksi Amanat Indonesia Raya (AIR) DPRD Kabupaten Mabar.
Hal ini, kata Mikael, juga dialami petani lainnya dalam tahun 2021. Petani hanya pasrah pasrah dan menunggu terancam gagal panen.
Menurutnya, jika pupuk tersedia, satu kali musim tanam ia bisa mendapatkan lebih dari 2 ton beras.
"Dalam 1 tahun, saya bisa 3 kali tanam, kalau begini kami makin susah," keluhnya.
Namun, dalam kondisi akses pupuk yang sulit, ia pun meragukan apakah bisa mendapatkan hasil pertanian sawah yang optimal.
Pihaknya berharap, pemerintah dapat menyesuaikan pupuk bersubsidi yang cukup, sehingga kebutuhan para petani dapat terjawab.
"Kami harap jangan dipersulit kami dapat pupuk artinya kami beli harus ada pupuk, lahan sawah kami terancam gagal panen," tandasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)