Kisah Bocah 9 Tahun Penderita Kanker Ganas di Labuan Bajo, Tak Miliki Biaya Berobat
Kisah bocah 9 tahun penderita kanker ganas di Labuan Bajo, tak miliki biaya berobat
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Namun orang tua Safir tidak menduga, luka itu semakin membesar. Kekurangan biaya kesehatan membuat Safir hanya diobati menggunakan obat-obatan tradisional.
Bermodalkan BPJS, pihak keluarga memutuskan membawa Safir berobat di RS Siloam pada 2017 silam.
"Kami ceritakan ke dokter, lalu ditangani dan dioperasi. Tapi setelah operasi, katanya dokter bukan karena digigit anjing, tapi memang kena kanker ganas," tutur Sulkaida.
Pascaoperasi, lanjut Sulkaida, kondisi Safir tidak berubah banyak, bengkak yang dialami Safir kambuh.
"Setelah operasi, bengkak turun sedikit tapi belum sembuh dan anak saya masih keluhkan sakit," ujarnya.
Setelah berkonsultasi dengan pihak rumah sakit, Safir dianjurkan untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit di luar Labuan Bajo.
"Katanya harus dirujuk ke rumah sakit di Bali atau Surabaya, tapi kami tidak punya biaya," kisahnya.
Harapan untuk mendapatkan kesembuhan terbuka saat awak media di Labuan Bajo beberapa pekan lalu menulis Safir.
Selama 4 tahun lamanya menahan sakit, kisah Safir diketahui banyak orang dari publikasi media.
Empati dan solidaritas peduli kesembuhan Safir terus mengalir.
Sejumlah pihak memberikan bantuan dan penggalangan dana demi kesembuhan Safir. Bocah polos ini pun saat ini bersiap untuk menjalani perawatan selanjutnya.
"Untuk mereka yang peduli anak saya yang sakit ini, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya," kata Muhamad Satu. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)