Kisah Bocah 9 Tahun Penderita Kanker Ganas di Labuan Bajo, Tak Miliki Biaya Berobat
Kisah bocah 9 tahun penderita kanker ganas di Labuan Bajo, tak miliki biaya berobat
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Kisah bocah 9 tahun penderita kanker ganas di Labuan Bajo, tak miliki biaya berobat
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Kisah pilu dialami bocah 9 tahun penderita kanker ganas di Labuan Bajo, Safir Mukhtar.
Bocah yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 itu menderita penyakit kanker ganas di rahang bagian kanannya.
Kanker ganas itu telah menggerogoti putra bungsu pasangan Muhamad Satu (49) dan Sulkaida (49), selama 6 tahun terakhir.
Baca juga: Mobil Bekas Tipe SUV Kia Sorento Pada Mei 2021 Sudah Murah, Daftar Harga Tahun Varian &Spesifikasi;
Baca juga: Jaksa Eksekusi Empat Terpidana Kasus Korupsi Pembangunan Pasar Lili
"Cita-cita saja ingin jadi polisi," kata Safir saat ditemui di rumahnya di Kampung Lobohusu Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Rabu (19/5/2021).
Safir mengaku, sakit yang dideritanya cukup menghambat aktivitasnya.
"Mau sembuh, supaya bisa sekolah lebih baik dan meraih cita-cita," ujar Safir.
Bahkan, sang ibu, Sulkaida mengaku Safir sangat sedikit mengonsumsi makanan setiap harinya.
"Kadang hanya 3 sendok setiap kali makan, katanya sudah kenyang," ujar Sulkaida menimpali perkataan Safir.
Baca juga: Pasien Covid-19 Asal Kota Waingapu Meninggal Dunia
Baca juga: Satgas Penanganan Covid-19 Ngada Sudah Lakukan Screening kepada 12.003 Orang
Orang tua Safir mengaku hanya pasrah melihat kanker ganas yang diduga kanker kelenjar getah bening yang terus-menerus membesar.
Bahkan, buah hatinya yang bercita-cita menjadi polisi itu harus menahan sakit saat tidur dan sulit menggerakkan kepalanya.
"Makin lama, makin besar bengkaknya," ungkap Sulkaida.
Sulkaida mengisahkan, dokter RS Siloam Labuan Bajo pada 2017 lalu mendiagnosa Safir menderita kanker ganas.
Awalnya, pada 2015 lalu Safir digigit seekor anjing milik tetangga saat hendak berbelanja dengan kakaknya.
Safir kala itu berusia 4 tahun, dan akibat digigit anjing, terdapat luka goresan di bagian dagu kanan.
Namun orang tua Safir tidak menduga, luka itu semakin membesar. Kekurangan biaya kesehatan membuat Safir hanya diobati menggunakan obat-obatan tradisional.
Bermodalkan BPJS, pihak keluarga memutuskan membawa Safir berobat di RS Siloam pada 2017 silam.
"Kami ceritakan ke dokter, lalu ditangani dan dioperasi. Tapi setelah operasi, katanya dokter bukan karena digigit anjing, tapi memang kena kanker ganas," tutur Sulkaida.
Pascaoperasi, lanjut Sulkaida, kondisi Safir tidak berubah banyak, bengkak yang dialami Safir kambuh.
"Setelah operasi, bengkak turun sedikit tapi belum sembuh dan anak saya masih keluhkan sakit," ujarnya.
Setelah berkonsultasi dengan pihak rumah sakit, Safir dianjurkan untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit di luar Labuan Bajo.
"Katanya harus dirujuk ke rumah sakit di Bali atau Surabaya, tapi kami tidak punya biaya," kisahnya.
Harapan untuk mendapatkan kesembuhan terbuka saat awak media di Labuan Bajo beberapa pekan lalu menulis Safir.
Selama 4 tahun lamanya menahan sakit, kisah Safir diketahui banyak orang dari publikasi media.
Empati dan solidaritas peduli kesembuhan Safir terus mengalir.
Sejumlah pihak memberikan bantuan dan penggalangan dana demi kesembuhan Safir. Bocah polos ini pun saat ini bersiap untuk menjalani perawatan selanjutnya.
"Untuk mereka yang peduli anak saya yang sakit ini, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya," kata Muhamad Satu. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)