Dinas Kesehatan Manggarai Barat Uji Laboratorium Air Kali Wae Mese, Begini Hasil Sementara

Dinas Kesehatan Manggarai Barat Uji Laboratorium Air Kali Wae Mese, Begini Hasil Sementara

Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
pk/gecio viana
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Mabar saat melakukan pengambilan sampel air kali Wae Mese di Kampung Lobohusu Dusun Marombok, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Mabar, Rabu (19/5/2021). 

Air kali Wae Mese, menurut Aco, diduga telah terkontaminasi pestisida karena sepanjang kali terdapat areal sawah petani.

Dampak mengonsumsi air kali itu, sejumlah warga termasuk dirinya terkena penyakit ginjal. Bahkan, mertua Aco yang meninggal 2 tahun lalu karena penyakit ginjal, diduga kuat karena mengonsumsi air kali.

Baca juga: Info Gempa NTT, Gempa Bumi 3.7 SR Guncang Tambolaka, Sumba Barat Daya

Baca juga: Hati-Hati dan Waspada ! Empat Pulau di NTT Diprediksi Berpotensi Terjadi Angin Kencang Hari Ini

Selain itu, terdapat juga sejumlah warga yang mengalami diare, setelah mengonsumsi air kali.

"Keluhan ada penyakit kena batu ginjal, karena dari medisnya air ini ada zat kapurnya, lalu diare. Sudah ada korban, termasuk mertua saya," tutur Aco.

Aco menuturkan, penyakit ginjal yang dideritanya diketahui setelah berobat di salah satu klinik di Labuan Bajo.

Kepada Aco, dokter klinik mendiagnosa penyakit dideritanya karena mengonsumsi air yang memiliki kadar kapur sangat tinggi, sehingga ia disarankan untuk mengonsumsi air mineral.

Sepulangnya ke rumah, ia pun berkeyakinan bahwa sang mertua meninggal dunia karena penyakit ginjal dikarenakan mengonsumsi air kali, seperti yang dilakukannya.

Warga kampung sedikit terbantu karena terdapat penjual air galon yang berjualan air. Namun, hal itu tidak dirasakan warga lainnya karena faktor ekonomi.

Belum lagi, kata Aco, penjual air galon yang datang hanya beberapa kali dalam sebulan.

Pihaknya berharap, perhatian pemerintah agar membantu air bersih bagi masyarakat di Kampung Lobohusu.

"Kalau bisa secepatnya, ini prioritas," tegasnya.

Warga Kampung Lobohusu, Nurijah (40) mengaku sejak dulu mengonsumsi air kali.

Pihaknya sedikit terbantu dengan adanya penjualan air galon, namun jika penjualan air galon mandeg, ia pun kembali mengonsumsi air kali.

Nurijah menuturkan, jika terjadi hujan dan air sangat keruh, warga pun terpaksa menimba dan menggunakan air kali tersebut.

"Masih juga (kalau banjir), kalau tidak ada air mau bilang apa, ditimba, dimasak diminum, tapi yang direbus," kata nurijah diamini sejumlah warga lainnya saay ditemui di pinggir kali Wae Mese.

Dikesempatan yang sama, warga lainnya, Hamida (40), hanya pasrah dengan keadaan tersebut.

"Saya timba pakai 3 jeriken, lalu taruh di dalam baskom dan pikul, capek," kaluhnya. *)

Pengujian sampel air kali Wae Mese di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Mabar, Rabu (19/5/2021).
Pengujian sampel air kali Wae Mese di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Mabar, Rabu (19/5/2021). (pk/gecio viana)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved