Sebelum Musim Berburu Paus di Lamalera Lembata Diawali Misa Lefa, Simak Infonya

Sebelum Musim Berburu Paus di Lamalera Lembata Diawali Misa Lefa, Simak Infonya

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Sebelum Musim Berburu Paus di Lamalera Lembata Diawali Misa Lefa, Simak Infonya
ISTIMEWA
Masyarakat di Lamalera kabupaten Lembata saat menggelar ritual misa Lefa.

Sebelum Musim Berburu Paus di Lamalera Lembata Diawali Misa Lefa, Simak Infonya

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Tanggal 1 Mei setiap tahun dirayakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai perayaan Hari Buruh Nasional.

Namun tahukah anda, 1 Mei memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Lamalera? Iya, tanggal itu merupakan awal musim mereka memulai musim perburuan Paus, hewan mamalia terbesar yang hidup di laut.

Perburuan Paus di Lamalera kabupaten Lembata sudah menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun, dan dimulai pada bulan Mei hingga Oktober setiap tahun.

Baca juga: Ketua Fraksi NasDem Tegaskan Mosi Tidak Percaya Tak Ada Kaitan KORPS DPRD Kota Kupang

Baca juga: 10 Warga Nggalak Leleng, Matim Sembuh Dari Keracunan Pangan, 127 Warga Masih Dirawat

Pada tanggal 1 Mei, masyarakat Lamalera memulai musim berburu Paus, ditandai dengan perayaan ekaristi atau Misa Lefa di Kapela Santu Petrus yang berada tepat di pantai Lamalera.

Rangkaian seremonial adat perburuan Paus sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 29 April. Seremonial dua hari sebelum pembukaan musim berburu Paus itu dinamakan Tobu Nama Fate.

Dalam acara itu, semua nelayan berkumpul di pantai Lamalera untuk melaksanakan semacam evaluasi bersama terhadap proses berburu Paus yang dilaksanakan pada musim lalu.

Tobu Nama Fate juga merupakan seremonial adat untuk saling berdamai dan memaafkan satu dengan yang lain sebelum musim berburu Paus dimulai.

Baca juga: Salimah Ende Turun ke Jalan Bagi - bagi Takjil

Baca juga: REI Salurkan Bantuan Tahap Tiga Berupa Tenda Darurat

Acara ini dilaksanakan di pinggir pantai Lamalera dan melibatkan Lika Telo (tiga tungku) yaitu Suku Bataona, Blikololong dan Lewotukan.

Pasca seremonial adat Tobu Nama Fate, masyarakat Lamalera kemudian melaksanakan perayaan ekaristi di pinggir pantai, untuk mendoakan arwah nelayan yang meninggal di laut.

Perayaan ekaristi ini dilaksanakan sehari sebelum pembukaan musim berburu Paus, yaitu pada tanggal 30 April setiap tahun.

Saat itu semua masyarakat berbondong-bondong turun ke pantai untuk mengikuti misa dan mendoakan serta menyalakan lilin di pinggir pantai Lamalera.

Kemudian pada puncak pembukaan musim berburu Paus yaitu tanggal 1 Mei, masyarakat Lamalera menggelar perayaan ekaristi atau misa lefa.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan pemberkatan laut dan peledang (perahu yang digunakan untuk berburu paus, red) oleh Romo atau Pastor yang memimpin Misa Lefa.

Pasca pemberkatan laut dan peledang, masyarakat Lamalera mengikuti sebuah ritual yang dinamakan Tena Fule menggunakan peledang Praso Sapang.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved