Wawancara Eksklusif
Gebrakan 100 Hari Pertama Bupati Malaka : Audit Penggunaan Anggaran Daerah
Apa yang akan dilakukan dalam 100 hari kedepan dan bagaimana Bupati dan Wakil Bupati Malaka akan membawa Malaka?
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Sudah ada estimasi kebutuhan anggaran?
Soal anggaran tentu tidak bisa berasumsi. Prioritas program itu yang harus kita lakukan.
Tahun anggaran 2021 sudah berjalan, APBD Malaka untuk program Bupati dan wakil kayaknya agak sulit. Bagaimana menyiasati supaya visi misi dan program berjalan?
Ada anggaran yang kita bisa jangkau. Kalau untuk program high cost dan yang besar tetap ada peluang. Saya dan pak wakil sudah ikut musrembang, sampai du provinsi mereka mengakomodir harapan itu.
Masih memungkinkan, karena bank NTT juga bisa beri pinjaman lunak. Kenapa kita tidak gunakan itu, komunikasi dengan semua pihak untuk bantu. Kali minta jaminan ya jaminan Kantor. Saya tidak mungkin bawa pukul itu Kantor setelah selesai.

Pinjaman daerah boleh, dana hibah dari pusat juga bisa, yang penting membuka diri untuk membangun.
Untuk mewujudkan apa yang diimpikan. Butuh kebersamaan dan dukungan masyarakat. Bagaimana dengan masyarakat, tokoh atau elit uang masih punya perbedaan sikap?
Saya kira selama ini , saya lihat dan bangun komunikasi ya tidak ada perbedaan. Sebab kamu di Malaka kuncinya
Saling menghormati dan menghargai. itu dipakai.
Kami juga bukan menang dengan keangkuhan dengan kesombongan, tapi kita dengan rendah hati kalau kita ada pendekatan secara adat saya yakin mereka tidak mungkin tidak terima. Kalau orang Malaka itu kalau marah model apapun kalau orang datang ke rumah bicara dan menghormati tidak mungkin diabaikan.
Ada sayur kekhawatiran terjadi pecah kongsi. Apa Komitmen yang dibangun untuk tidak pecah kongsi?
Kembali lagi kita tetap Solid, komunikasi dibuka dan musyawarah mufakat. Tentu kita tidak mau bersaing apalagi waktu singkat.
mau dibilang tidak ada yang pasti juga dalam politik, yang pasti itu perubahan.
Wakil : Yang kita pikir sekarang bagaimana kerja buat rakyat dan untuk kedepan, saya bersama bapa menginginkan kerjanya lebih panjang. Karena perjuangan saya dan bapak Simon ini berjuang bersama rakyat. Untuk berpikir pecah kongsi itu tidak ada.
Biasanya orang meniti karir, tapi pak Bupati dari pengacara ke birokrat. apa yang melatari?
Kami mau memberi pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya berteori tapi harus masuk dalam sistem dan membuat perubahan. Seperti pertandingan maka saya harus masuk lapangan hijau untuk bermain.
Jadi bagi saya apapun dan dimanapun sepanjang kepentingan individu tidak ditonjolkan kta akan lebih bekerja untuk kepentingan umum. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)