Sebelum Ada Isu Tsunami di Kota Lewoleba, Terdengar Dentuman Keras Gunung Ile Lewotolok
Sebelum Ada Isu Tsunami di Kota Lewoleba, Terdengar Dentuman Keras Gunung Ile Lewotolok
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Ile Lewotolok, katanya, maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Ile Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
Ara Kian berharap seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ile Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
Ara Kian memaparkan bahwa pasca banjir bandang Minggu, 14 April 2021 yang lalu, gempa hembusan atau gempa permukaan Ile Lewotolok cenderung menurun. Artinya energi yang dikeluarkan semakin kecil.
Namun, kata dia, hal ini perlu diwaspadai karena dengan gejala semacam itu, bisa ada letusan yang tidak bisa diprediksi nantinya.
"Energinya cukup besar bisa terjadi erupsi cukup besar apabila gempa hembusan itu tidak tercatat di alat," kata Ara Kian di Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok, desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Kamis (15/4/2021).
Menurutnya, setelah banjir bandang dua pekan lalu, aktivitas erupsi cukup fluktuatif. Kendati demikian, dalam 28 jam terakhir, aktivitas erupsi menurun jauh, gempa permukaan juga cenderung menghilang.
"Jadi kami khawatir kalau energinya tersimpan, bisa jadi terjadi letusan besar. Gempa hembusan kalau tidak terekam maka itu artinya dia sementara kumpulkan energi untuk erupsi," imbuh Ara Kian.
Sejauh ini, tandasnya, tidak terekam adanya gempa vulkanik. Dia berharap warga yang masih ada di sekitar gunung tetap waspada mengikuti rekomendasi dari pos pemantau.
"Bersyukur tidak ada gempa vulkanik," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)