Jasad Ibunya Belum Ditemukan, Bocah Waowala: Saya Rindu Mama!

Klemensius Tue atau akrab disapa Boleng, berusia 11 tahun, sedang bermain petak umpet bersama seorang temannya di sebuah rumah kecil

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Klemensius Tue atau Boleng (baju kuning) sedang bersama Hendrikus Ola dan Helena Lepang di desa Waowala, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. Boleng yang sempat hanyut terbawa banjir berhasil selamat. Namun, ibunya Anastasia Lolong, hilang dan belum ditemukan hingga saat ini. 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Klemensius Tue atau akrab disapa Boleng, berusia 11 tahun, sedang bermain petak umpet bersama seorang temannya di sebuah rumah kecil di desa Waowala, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Minggu (18/4/2021) petang. Masih nampak bekas luka di wajah dan sekujur tubuhnya. Saat ditemui Pos Kupang, Boleng melemparkan senyum dan sedikit tersipu malu.

Tak ada kesedihan yang terpancar di wajahnya. Tapi 'air bah' yang menerjang dua pekan lalu, Minggu, 4 April 2021, masih membekas dalam ingatannya. Boleng yang sempat hanyut terbawa banjir berhasil selamat. Namun, ibunya Anastasia Lolong, hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.

"Saya rindu mama, saya ingat mama," ungkap siswa SDK Waowala tersebut. Boleng bercerita dia sudah tertidur lelap saat banjir yang membawa batu dan lumpur dari gunung Ile Lewotolok.

"Saya tidur, saya bangun mama sudah tidak ada. Saya menangis dan berenang, terdampar di kuburan," kenangnya.

Baca juga: Pansus DPRD Ngada Hasilkan 96 Rekomendasi Terhadap LKPJ Bupati Ngada Tahun 2020

Baca juga: Ramalan 12 Zodiak Senin 19 Aprril 2021, Taurus Tiba-tiba Sedih, Pisces Jangan Semberono

Pamannya, Hendrikus Ola menyebutkan bocah kurus itu terseret banjir hampir 100 meter dari rumah yang juga hanyut diterjang banjir. Malam itu juga, sekitar pukul 03.00 Wita, saudari sepupunya, Cilia Sili menemukan Boleng sudah tak berdaya, tersangkut di kuburan yang ada di kebun warga. Sejak malam itu, Boleng tidak pernah melihat ibunya lagi.

Menurut Hendrikus selama ini Boleng hanya tinggal bersama ibunya saja. Ayahnya pergi merantau dan sudah lama tidak pernah pulang ke kampung. Maka, bocah itu sekarang sudah yatim piatu.

Dia tinggal bersama paman dan bibinya yang juga kehilangan tempat tinggal. Pasca bencana, mereka tinggal di rumah tetangga di desa Waowala, di lereng gunung Ile Lewotolok.

Helena Lepang, saudari kandung Anastasia Lolong, mengaku sejak malam nahas itu, bersama warga, mereka sudah mencari jasad Anastasia.

Baca juga: Bupati Manggarai Timur Sumbang Rp 20 Juta untuk Tabungan Pendidikan Anak Korban Bencana Adonara

Baca juga: Orang Muda Lamaholot Labuan Bajo Salurkan Logistik ke Adonara

Tapi hasilnya sampai saat ini masih nihil. Tidak ada tanda atau petunjuk sedikitpun tentang keberadaan jasad ibu Boleng itu.

"Sudah cari sampai di pantai tapi tidak ketemu. Cari sampai di pantai di gunung tidak dapat. Kami tetap berusaha mau cari sendiri," ujar Helena, tak kuasa menahan tangis, saat diberi kabar kalau pemerintah telah menyelesaikan masa pencarian korban hilang.

Bahkan mereka juga sudah menggelar upacara adat namun tidak ada petunjuk atau tanda sedikitpun di mana jasad Anastasia berada.

"Selama ini dia juga tidak kasi tanda apa-apa, mimpi juga tidak, dia hilang begitu saja," imbuh Helena Lepang, sedih.

"Kita cari terus, kita berdoa kepada Tuhan supaya bisa dapat (Anastasia)," tambahnya masih optimistis.

Hendrikus Ola dan Helena Lepang sudah berjanji untuk merawat Boleng. Keduanya, yang hidup dari bertani, tak ingin Boleng putus sekolah.

"Harus sekolah, dia harus lanjut sekolah. Kami akan penuhi kebutuhan sekolahnya," tegasnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved