Opini Pos Kupang

Trauma Healing untuk Korban Bencana

Beberapa waktu lalu, NTT mengalami bencana Siklon Tropis Seroja. Tidak sedikit jumlah korban yang berjatuhan

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Trauma Healing untuk Korban Bencana
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Oleh: Wardy Kedy (Alumnus Magister Psikologi UGM)

POS-KUPANG.COM - Beberapa waktu lalu, NTT mengalami bencana Siklon Tropis Seroja. Tidak sedikit jumlah korban yang berjatuhan dan tempat tinggal yang ikut hancur.

Kita tahu bahwa siklon tropis seroja yang baru saja terjadi ini merupakan bencana baru yangtelah melulu-lantahkan sebagian wilayah NTT dan perairan sekitarnya, pada 4 April 2021, yang menghasilakn topan, banjir bandang, dan longsor di sejumlah daerah.

Setidaknya, hingga 8 April, siklon atau angin puting beliung kencang itu secara tidak langsung menyebabkan ratusan orang meninggal dan hilang, serta puluhan ribu rumah, bangunan, jalan, dan jembatan rusak berat. Bahkan jaringan listrik dan komunikasi terputus hingga saat ini.

Baca juga: Heboh, Artis Terkenal Inisial JS Ditangkap Polisi karena Narkoba, Padahal Lagi Tenar di TV, Siapa?

Baca juga: Konflik Internal Partai Mengasah Kepemimpinan

Kendati Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia sudah mengenal siklon tropis dalam layanan peringatan dini berbasis prediksi, namun dalam sistem formal peringatan dini BMKG, siklon tropis belum mendapatkan porsi memadai.

Kalau berkaca pada link website BMKG yang konsisten dan stabil terkait siklon tropis, juga masih belum terlihat secara detail. Bahkan dalam database bencana Indonesia (DIBI), siklon tropis belum dikenal. Semua database kerusakan akibat bencana siklon tropis belum terindentifkasi.

Belum ada sistem peringatan dini yang efektif terkait siklon tropis di Indonesia, khususnya di NTT. Dampaknya, Pemda NTT, masyarakat, dan media tidak memiliki informasi yang cukup memadai untuk mengetahui risiko datangnya siklon ini.

Karena itu, Pemerintah perlu segera memasukkan siklon tropis dalam kategori bencana nasional, dan memperbarui standar bangunan rumah dan bangunan yang tahan terhadap kecepatan angin siklon.

Baca juga: Macan Kemayoran Imbang Lawan PSM Makassar, Pelatih Persija Jakarta Sebut Hasil Adil?

Baca juga: KPPN Waingapu Bersama Pemkab Sumba Timur Dukung PC PEN 2021

Khusus di NTT, pemda perlu membuat sistem peringatan dini untuk masyarakat agar bisa sigap menghadapi siklon tropis ini.

Bencana siklon tropis memang berdampak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur membuat aktivitas sosial terganggu. Dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.

Bencana seperti banjir bandang pun memakan korban yang signifikan karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu.

Daerah NTT, sebelumnya belum pernah mengalami bencana alam yang besar seperti siklon tropis ini. Akibatnya, banyakorang merasa cemas, kaget dan bahkan trauma.

Trauma dapat menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD) pada korbannya. PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang muncul setelah seseorang mengalami kejadian yang menyebabkan trauma.

Agar korban bencana dapat terus melanjutkan kehidupannya secara normal, maka diperlukan terapi trauma/pemulihan trauma (trauma healing). Dalam arti yang paling sederhana, trauma healing adalah terapi pemulihan trauma yang ditujukan bagi korban bencana.

Dengan terapi trauma healing diharapkan korban bisa benar-benar sembuh dari traumanya dan dapat menjalani kehidupannya sebagaimana sebelum bencana terjadi.

Trauma Healing sangat diperlukan di Indonesia yang merupakan Negara rawan bencana alam. Khusus di NTT yang diprediksi akan selalu menghadapi siklus badai siklon tropis setiap tahun, maka trauma healing adalah hal urgen yang patut diberikan setiap saat.

Bencana siklon tropistersebut banyak menimbulkan kerugian dan kesedihan pada korbannya. Bahkan tak jarang pula korban mengalami trauma berat. Memang ketakutan terhadap bencana siklon tropisadalah reaksi yang sangat umum dialami oleh korban.

Terkadang korbanmengalami pengulangan ingatan mengenai bencana tersebut yang kemudian dapat berkembang lebih serius menjadi rasa hilangnya emosi, atau bahkan mengalami insomnia, waspada berlebihan, dan perasaan tidak aman.

Selain itu, para korban juga bisa mengalami kesedihan mendalam, merasa hampa serta tak berdaya, dan enggan bergaul. Gejala psikis itu tak bisa dibiarkan berlarut-larut.

Mereka harus segera dibantu supaya pulih kesehatan mentalnya. Pada anak-anak, trauma terhadap bencana siklon tropis inidapat merenggut keceriaan anak.

Penanganan dampak psikologis terhadap korban dalam konteks bencana siklon tropis di NTT perlu ditempuh dengan cara memberikan dukungan psikososial dan pemulihan trauma.

Selama ini ada anggapan bahwa pemulihan trauma bertujuan untuk melupakan peristiwa traumatik, sementara memori manusia mustahil melupakan peristiwa pahit seperti bencana siklon tropis ini. Akan tetapi, jika dukungan psikososial dan pemulihan trauma dilakukan secara intens, maka para korban bisa pulih secara perlahan.

Karena itu, jelas bagi saya, trauma healing lebih tepat dilekatkan pada penanganan dampak psikologis yang diberikan pada korban bencana siklon tropis yang baru terjadi.

Kelompok masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penanganan dampak psikologis bencanaadalah lansia, anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas. Anak-anak membutuhkan perhatian lebih karena mereka belum memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan perasaan.

Pada anak-anak traumahealing dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti melalui teknik playteraphy pada anak. Dengan menggunakan playtherapy, anak akan diajak mengatasi traumanya melalui media permainan.

Metode lain yaitu dengan terapi melalui kegiatan menggambar, bernyanyi, atau hal rekreatif lainnya, sebab dengan begitu anak dapat mengekspresikan emosi yang ada di dalam dirinya.

Sementara perempuan membutuhkan dukungan secara psikologis pasca-bencana karena mereka memikul beban ganda: menjalankan tugas sebagai tulang punggung keluarga (apabila suaminya meninggal) sekaligus melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik.

Mereka juga rentan mengalami pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Sedang, untuk lansia dan disabilitas, mereka jelas membutuhkan dukungan sosial dari berbagai pihak, agar kemampuan beradaptasi dengan situasi dan kondisi baru bisa membuat mereka menjadi lebih tenang.

Secara umum, terdapat dua jenis trauma healing, yaitu yang berfokus pada trauma dan yang tidak berfokus pada trauma. Proses trauma healingyang berfokus pada trauma ini akan memusatkan ingatan korban kepada peristiwa traumatis tersebut. Misalnya dengan melakukan terapi pemaparan (exposure therapy).

Terapi pemaparan adalah trauma healing yang sangat direkomendasikan untuk seseorang dengan PTSD. Proses trauma healing ini berfokus mengubah struktur ketakutan yang ada di dalam pikiran, sehingga korban tidak lagi bermasalah ketika melihat hal yang mengingatkan pada momen tersebut.

Pertama, korban akan diajak untuk mengakses ingatan terhadap hal yang membuatnya trauma. Baru kemudian korban perlahan akan diajarkan bahwa apa yang terjadi pada saat itu tidak ada kaitannya dengan apa yang ia lihat sekarang.

Proses ini akan mengajarkan korban untuk belajar menerima apa yang terjadi sehingga ia dapat melanjutkan hidupnya.

Sedangkan untuk penyembuhan trauma dengan tidak berfokus pada kejadian traumatik bisa dilakukan dengan stress inoculation training (SIT). Proses penyembuhan dengan latihan ini bertujuan meredakan gejala PTSD dengan tidak berfokus pada segala hal yang berkaitan dengan peristiwa traumatis yang dialaminya.

Trauma healing ini akan mengajarkan korban beberapa cara untuk menghilangkan stres dan menjadi lebih rileks, misalnya dengan belajar teknik pernapasan, pijat, dan sebagainya. Setelah mengikuti SIT sekitar tiga bulan, korban diharapkan lebih mampu menghadapi stres di kemudian hari. *

Kumpulan Opini Pos Kupang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved