Cak Imin Di Mata Keluarga Gus Dur: Dulunya Pegang Tas Bapak Lalu Nendang Bapa Hingga Lupa Minta Maaf
Saat ini, desakan DPC-DPC untuk menggelar Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa semakin tak terbendung. Targetnya ganti Cak Imin.
POS-KUPANG.COM - Saat ini, desakan DPC-DPC untuk menggelar Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa semakin tak terbendung. Targetnya ganti Cak Imin.
Desakan akan Muktamar Luar Biasa (MLB) tersebut terus merambat ke sejumlah daerah di Tanah Air.
Terhadap wacana tersebut para loyalis Gus Dur yang menyimpan rasa kecewanya atas perlakuan Muhaimin Iskandar terhadap pendiri PKB yang sesungguhnya mulai muncul.
Apalagi setelah berhasil menendang Gus Dur dari jabatan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Cak Imin tak memperlihatkan sikapnya terhadap Gus Dur sebagai sang guru.
Bahkan hingga Gus Dur sebagai bapak bangsa memilih menepi dari hingar bingar politik pun, Cak Imin tak datang untuk menemui.
Kabar terbaru mengungkapkan, bahwa Cak Imin tak pernah memperlihatkan niat baiknya untuk meminta maaf kepada gurunya.
Baca juga: Yenny Wahid Kandidat Ketua Umum PKB Gantikan Muhaimin Iskandar, Lulusan Harvard Kini Jadi Bos Garuda
Baca juga: Cak Imin Terdesak Soal Isu PKB, Padahal Dulu Isi Posisi Top di Era Megawati, SBY Hingga Jokowi, Apa?

Sebelum menjadi orang nomor satu di PKB, Cak Imin sesungguhnya selalu bertugas membawa barang-barang pribadi Gus Dur. Misalnya pegang tas dan lainnya.
Namun seiring bergulirnya waktu, Cak Imin akhirnya nekad menelikungi Gus Dur bahkan mendepaknya dari kursi Ketua Umum PKB.
Apakah peristiwa yang dilakukannya terhadap mantan Presiden Indonesia itu bakal kembali terjadi bak karma dan menderanya?
Namun saat ini, posisi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mulai digoyang. Apalagi rongrongan itu dimulai dari daerah-daerah.
Kabar terbaru menyebutkan, bahwa ratusan kader PKB di daerah-daerah se-Indonesia, ingin menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) dalam waktu dekat ini.
Pasalnya, adanya dugaan pelanggaran AD/ART yang diungkapkan eks Ketua DPC PKB Jeneponto, Andi Mappanturu.
Andi Mappanturu merasa telah dizalimi Cak Imin, karena seharusnya ia masih menjabat sebagai Ketua DPC PKB Jeneponto hingga tahun 2022 mendatang.
"Tetapi karena kezaliman pak Muhaimin yang mengubah AD/ART pada saat muktamar di Bali, yang mana di dalamnya sudah tidak demokrasi," ungkap Andi, Senin 12 April 2021, seperti dilansir Tribunnews.
Kabar mengenai gejolak internal di dalam tubuh PKB ini pun sampai juga ke telinga Yenny Wahid, putri Abdurrahman Wahid.