Longsor di Ende
Nelayan Berebut Penumpang di Lokasi Longsor Ndao Ende, Sempat Ribut, Satu Perahu Tenggelam
Para nelayan berebut penumpang di lokasi longsor Ndao Ende, sempat ribut, satu perahu tenggelam
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Para nelayan berebut penumpang di lokasi longsor Ndao Ende, sempat ribut, satu perahu tenggelam
POS-KUPANG.COM | ENDE - Melihat banyak penumpang mobil angkutan umum dan para pengendara motor tertahan di Kilometer 3, Ndao, Kabupaten Ende akibat longsor, para nelayan sekitar dengan perahu mereka merapat dekat lokasi longsor.
Mereka menawarkan jasa mengantar para penumpang dan pengendara motor, dengan biaya berkisar Rp. 10 hingga Rp. 20 ribu.
Para penumpang dan pengendara motor, diantar ke sisi barat material longsor dan sebaliknya, sehingga bisa melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Bupati Djafar Pantau Lokasi Longsor di Ndao Ende, Kita Upayakan Hari ini Juga Selesai
Baca juga: BREAKING NEWS: Longsor di Kilometer 3 Ndao Transportasi Keluar Masuk Kota Ende Lumpuh
Sempat terjadi keributan di antara para nelayan soal biaya angkut, lantaran ada nelayan yang mematok harga tinggi. Namun situasi tersebut berhasil diredam.
Tidak hanya itu, kehebohan kembali terjadi ketika sebuah perahu tenggelam akibat mengangkut beban terlalu banyak. Beruntung perahu tersebut tenggelam di area yang tidak dalam. Selanjutnya, angkutan alternatif ini berjalan normal.
Diana, salah seseorang ibu, warga Kecamatan Nangapanda, kepada POS-KUPANG.COM, mengaku ia dari Kota Ende hendak pulang ke Nangapanda. Kendati sebelumnya belum pernah naik perahu, kali ini dirinya terpaksa naik.
Baca juga: Sesama janda, Ayu Ting Ting dan Jessica Iskadar Jadi Musuhan Gegera Guyonan Jedar Soal nasib Bilqis
Baca juga: Kabar Gembira, Pemerintah Segera Bayar THR dan Gaji ke-13 Untuk ASN, Nilainya Fantastis, Simak Ini
"Mau bagimana lagi, kalau tudak pulang, anak, suami di rumah siapa yang mau urus, saya sudah dua hari di Ende, mau pulang ini. Doakan biar sampai dengan selamat," ungkapnya.
Joni pengendara sepeda motor, mengaku tidak masalah harus naik perahu. "Intinya bisa sampai, toh ini hanya antar ke sebelah, lewat di laut tidak dalam. Muat motor dengan saya sekalian," ungkapnya.
Joni berharap Pemerintah Kabupaten Ende, memikirkan serius jalur Ndao tersebut, mengingat tidak ada jalur alternatif ketika terjadi longsor.
"Cona lihat kalau longsor begini, mau lewat mana coba, ini jalan samping kiri laut, kanan tebing, jadi pikirkanlah, buat jalan di bukit, atau kasi gusur bukit, supaya tidak begini," keluhnya.
Sebelumnya diberitakan POS-KUPANG.COM, longsor yang terjadi Kilometer 3, Ndao, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, mengakibatkan arus transportasi dari arah kota Ende maupun dari Nangapanda, Kabupaten Nagekeo dan Ngada lumpuh total.
Longsor terjadinya sekitar pukul 03.00 Wita, Jumat (9/4/2021) dini hari. Hingga saat ini belum diketahui apakah ada pengguna jalan atau pengendara yang tertindih longsor.
Pantauan POS-KUPANG.COM, sekitar pukul 10.00 Wita, material longsor berupa tanah dan bebatuan, menutup dan menumpuk dengan ketinggian kurang lebih 20 Meter. Tidak hanya itu, material longsor juga bahkan menjorot hingga ke pantai.
Longsor tersebut dari tebing tinggi dan curam sisi kanan jalan dari arah Kota Ende.