Konflik Laut China Selatan
Perang Besar Bisa Dimulai, Kapal Perang China dan AS Adu Kuat di Laut China Selatan, RI Berdampak
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mulai dikerahkan secara besar-besaran baik personil maupun kapal perang dan pesawat tempur serta pesawat pembom
Perang Besar Bisa Dimulai, Kapal Perang China dan AS Adu Kuat di Laut China Selatan, Indonesia Berdampak
POS KUPANG.COM -- Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mulai dikerahkan secara besar-besaran baik personil maupun kapal perang dan pesawat tempur serta pesawat pembom
Di sisi lain, Amerika juga sudah siap dengan kapal induk bersama gugus tempur Armada Pasifisik US Navy
Kedua kekuatan kini aduk sangar di Laut China Selatan sambil menunggu lonceng perang dibunyikan
Sementara Indoensua juga harus bersiap menghadapi semua kemungkinan termasuk medan perang yang kemungkinan bisa meluas masuk ke wilayah Indonesia
China dan Amerika Serikat telah mengirimkan kapal induk ke perairan di Laut China Timur dan Selatan yang diperdebatkan.
Ini seperti kontes maritim terbaru antara rival strategis, di saat ketegangan di wilayah tersebut terus meningkat.
Baca juga: Ketegangan Tingkat Tinggi, Kapal Induk AS Masuk Laut China Selatan Saat Kapal Induk China Latihan
Baca juga: Bukan Saja di Laut China Selatan, Perang Juga Bisa Berkobar di Eropa , Ini Penyebabnya
Baca juga: China Makin Berbahaya dengan Main Paksa Hingga BisaPicu Perang Hebat di Laut China Selatan

Melansir dari South China Morning Post , para analis mengatakan kehadiran angkatan laut mereka di Indo-Pasifik pada saat yang sama menyoroti risiko konflik militer antara kedua negara.
Beijing menegaskan klaim maritimnya di kawasan itu secara lebih agresif dan Washington memfokuskan strategi pertahanannya untuk melawan China
Pengiriman kapal perang ini terjadi di tengah perselisihan yang semakin dalam antara Beijing dan Manila atas kehadiran kapal-kapal China - yang menurut Filipina adalah milisi maritim, tetapi China mengklaimnya sebagai kapal penangkap ikan - di Whitsun Reef di Laut China Selatan
Kementerian luar negeri Filipina pada Senin (5/4/2021) mengatakan klaim China bahwa kapal-kapal itu berlindung dari cuaca buruk adalah "kebohongan yang terang-terangan" dan "jelas-jelas (sebuah) narasi palsu dari klaim China yang ekspansif dan tidak sah di Laut Filipina Barat".
Manila juga menolak pernyataan Beijing bahwa terumbu karang di Kepulauan Spratly yang disengketakan adalah tempat penangkapan ikan tradisional Tiongkok.
Mereka sekali lagi menuntut agar kapal China segera meninggalkan daerah itu, di zona ekonomi eksklusifnya.
"Untuk setiap hari penundaan, Republik Filipina akan mengajukan protes diplomatik," kata pernyataan itu.
AS, Jepang, dan Indonesia juga meningkatkan tekanan terhadap China atas perselisihan tersebut pekan lalu.