Konflik Laut China Selatan
Perang Besar Bisa Dimulai, Kapal Perang China dan AS Adu Kuat di Laut China Selatan, RI Berdampak
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mulai dikerahkan secara besar-besaran baik personil maupun kapal perang dan pesawat tempur serta pesawat pembom
Sekolah Studi Internasional Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura, mengatakan Washington mengisyaratkan komitmennya untuk mempertahankan kehadiran militer yang kredibel di kawasan itu kepada sekutunya dan berusaha menghalangi Beijing dari "tindakan drastis" di tengah saga Whitsun Reef.
AS juga melakukan latihan angkatan laut selama kebuntuan antara China dan Malaysia di Laut China Selatan tahun lalu, katanya.
Koh mengatakan aktivitas Angkatan Laut PLA di wilayah tersebut, termasuk transit terakhirnya di Selat Miyako, berusaha untuk menggarisbawahi "kemampuannya untuk beroperasi ... melawan kemungkinan penahanan kepentingan maritim China yang dipimpin Amerika".
“Kerumunan perairan regional dengan kekuatan maritim saingan memang menciptakan kekhawatiran tentang risiko bentrokan yang tidak disengaja atau tidak disengaja,” katanya.
"Tanggung jawab lagi akan berada di ... kedua belah pihak untuk berinteraksi secara profesional satu sama lain."
Xue Chen, seorang peneliti di Institut Shanghai untuk Studi Internasional, menggemakan pandangan itu, mengatakan ada risiko kesalahan manusia dalam "situasi stres tinggi" dan mencatat angkatan udara dan laut AS telah meningkatkan frekuensi dan skala aktivitas mereka di Laut China Timur dan Selatan dan mendekati wilayah China.
Dia mengatakan kehadiran USS Theodore Roosevelt di Laut China Selatan tampaknya menjadi pesan bagi China, tetapi tidak yakin hal itu terkait dengan sengketa Whitsun Reef. (*)
Sebagian artikel ini sudah tayang di sosok.grid.id dengan judul: Sebagian artikel ini sudah tayang di sosok.grid.id dengan judul: Waspada, Kapal Perang China dan AS Adu Sangar di Laut China Selatan Buntut Ketegangan yang Meningkat