Konflik Laut China Selatan

Perang Besar Bisa Dimulai, Kapal Perang China dan AS Adu Kuat di Laut China Selatan, RI Berdampak

Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mulai dikerahkan secara besar-besaran baik personil maupun kapal perang dan pesawat tempur serta pesawat pembom

Editor: Alfred Dama
Xinhua
Ilustrasi Perwira dan prajurit armada angkatan laut China Armada ke-35 

Pada hari Minggu (4/3), kelompok penyerang kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt memasuki Laut Cina Selatan dari Selat Malaka, menurut Inisiatif Pemantauan Situasi Strategis Laut Cina Selatan yang berbasis di Beijing, mengutip data satelit.

Dikatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Mustin juga beroperasi di Laut China Timur dan mendekati Sungai Yangtze China pada hari Sabtu (3/3).

Baca Juga: Indonesia Harus Waspada, Taktik Baru Tiongkok Rebut Laut China Selatan dengan Gunakan Nelayan Sebagai Tentara Perebut Wilayah, Filipina Sudah Mengalami?

Sementara itu, kapal induk China Liaoning melewati Selat Miyako di lepas barat daya Jepang pada hari Sabtu, beberapa hari setelah kementerian pertahanan China mendesak Jepang untuk "menghentikan semua gerakan provokatif" di atas Kepulauan Diaoyu yang diperebutkan di Laut China Timur, yang disebut Tokyo sebagai Senkakus.

Angkatan Laut PLA mengumumkan di media sosial pada Senin malam bahwa Liaoning sedang dalam perjalanan untuk melakukan "latihan terjadwal" di dekat Taiwan, untuk "menguji keefektifan pelatihan pasukan, dan untuk meningkatkan kapasitas untuk menjaga kedaulatan negara, keselamatan dan kepentingan pembangunan" .

Latihan angkatan laut serupa akan terus diatur sesuai rencana, katanya.

Tokyo telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas undang-undang penjaga pantai baru China.

Sebab UU itu memungkinkan kekuatan kuasi-militernya menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dianggap memasuki perairan China secara ilegal, dan atas meningkatnya kehadiran penjaga pantai China di perairan dekat pulau-pulau yang diperebutkan.

Ketegangan regional juga meningkat di Taiwan, di mana Beijing dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan taktik perang "zona abu-abu" melawan pulau demokratis yang diklaimnya sebagai miliknya.

Sepuluh jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat memasuki zona identifikasi pertahanan udara barat daya Taiwan pada Senin, setelah pesawat militer Y-8 China terbang di dekat pulau itu pada Sabtu dan Minggu, kata kementerian pertahanan Taiwan.

AS juga melakukan serangkaian latihan militer dengan sekutunya di kawasan itu pekan lalu, termasuk dengan Jepang di Laut Cina Timur , dengan Australia di Pasifik timur, dan dengan India di Samudra Hindia.

Ben Schreer, seorang profesor studi strategis di Macquarie University di Sydney, mengatakan perjalanan kapal induk AS di Laut China Selatan dimaksudkan untuk melawan klaim luas Beijing atas perairan.

Ia menyebut, AS memberi sinyal kepada sekutu, seperti Filipina, bahwa Washington adalah "sekutu perjanjian yang andal dan cakap ”.

Pada saat yang sama, patroli Liaoning di Laut China Timur berusaha mendemonstrasikan ambisi Beijing untuk menggunakan kelompok penyerang kapal induknya sendiri untuk mempertahankan apa yang dilihatnya sebagai kepentingan teritorial intinya, katanya.

"Ini adalah sinyal bagi Jepang, AS, dan kekuatan lain di kawasan bahwa (Angkatan Laut China) secara bertahap mengembangkan kemampuan kapal induk, meskipun saat ini belum mencapainya," kata Collin Koh, seorang peneliti dari S.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved